Topswara.com -- Sebagaimana dikutip dari cnbcindonesia.com (4/5/2024), bahwa Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang berada dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan masih banyak kelaparan akut di sebagian negara mengalami kelaparan akibat permasalahan pangan akut.
Berdasarkan laporan mereka yang bertajuk Global Report on Food Crises 2024, tercatat sebanyak 282 juta orang di sebagian negara mengalami tingkat kelaparan akut yang tinggi 2023. Jumlah orang kelaparan pada 2023 meningkat sebanyak 24 juta orang dari tahun sebelumnya.
Krisis pangan menuntut tanggapan segera, menggunakan data dalam laporan untuk mengubah sistem pangan dan mengatasi penyebab kerawanan pangan dan kekurangan gizi akan sangat penting, kata Antonio Guterres, sekretariat jendral PBB di website FAO.
Penyebabnya adalah permasalahan sistemis, seperti infrastruktur yang buruk atau rendahnya investasi di bidang pertanian seringkali menghalangi makanan dan air untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan. Ketahanan perekonomian suatu negara mempunyai dampak langsung terhadap ketahanan gizi rakyatnya.
Misalnya, masalah ekonomi liberal setelah keseluruhan makin parah setelah wabah Ebola pada tahun 2014. Upaya menuju stabilitas ekonomi secara keseluruhan akan berdampak pada menyebabkan kelaparan dunia.
Bank dunia memperkirakan bahwa perubahan iklim mempunyai kekuatan untuk mendorong lebih dari 100 juta orang kedalam kemiskinan. Kelaparan juga akibat perubahan iklim, curah hujan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat merusak hasil panen atau mengurangi jumlah padang rumput yang tersedia untuk hewan.
Gagal panen di tambah dengan melonjaknya tingkat inflasi yang membuat pangan impor tidak terjangkau, telah menyebabkan jutaan orang berada dalam garis kemiskinan.
Negara, dengan sumber daya terbatas, beberapa negara yang paling kelaparan di dunia juga merupakan salah satu negara tuan rumah atau memiliki tingkat internal yang tinggi. Negara-negara seperti Melawai menikmati perdamaian dan stabilitas politik yang relatif.
Perubahan iklim menjadi salah satu masalah utama kelaparan global. Cuaca ekstrim lebih sering dan intens lebih dari 80 persen orang yang mengalami kelaparan di dunia tinggal di negara yang rawan bencana.
Kemudian, inflasi yang disebabkan oleh buruknya perekonomian berarti bahwa, meskipun pangan tersedia dan masyarakat mempunyai pekerjaan, mereka mungkin tidak mampu membeli kebutuhan pokok sekalipun.
Beginilah realitas rakyat yang dipimpin oleh pemimpin yang menerapkan ideologi buatan kecerdasan manusia yang tetap lemah dan terbatas. Sehingga tidak mampu mengatasi permasalahan krisis pangan baik skala lokal maupun global.
Berbeda halnya dengan pengaturan dan pengurusan Islam terkait pemenuhan berbagai kebutuhan dan urusan rakyatnya. Seorang pemimpin dalam Islam bertanggung jawab penuh terhadap rakyatnya. Ia menjalankan amanah berdasarkan keimanan kepada Allah dan senantiasa mencari ridha Allah semata. Seorang pemimpin dalam Islam akan menghadirkan rasa takut terhadap apa yang dipimpinnya.
Karena kepemimpinannya kelak akan diminta pertanggung jawaban di akhirat dalam melayani urusan rakyatnya. Ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw "Imam (pemimpin) raa'in (pengurus hajat hidup rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya. (HR. Muslim dan Ahmad).
Islam mempunyai solusi tuntas atas krisis ketahanan pangan (kelaparan). Solusi tanpa pencitraan apalagi solusi tambal sulam. Solusi tersebut hanya dapat ditetapkan dengan penerapan Islam (kaffah) di bawah naungan seorang pemimpin yang bertakwa.
Islam memenuhi kebutuhan hidup rakyat secara perindividu. Jika syariat Islam ditegakkan niscaya keberkahan dapat dirasakan seisi bumi. Seperti halnya pada masa khilafah Umar bin Khaththab. Kehormatan rakyat juga sepenuhnya, bahkan dengan orang yang tidak dikenal sekalipun. Ia menganggap dirinya paling buruk ketika menjabat sebagai kepala negara apabila ia merasa kenyang sementara rakyatnya kelaparan. Itulah sosok Amirul mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu'anhu.
Saat inipun dunia sangat membutuhkan sosok seperti Umar bin Khaththab dan para khalifah bertakwa pengayom rakyat lainnya. Rakyat sudah lama menderita karena sistem rusak dan zalim yang diterapkan di seluruh negara di dunia. Dan sudah saatnya Islam kembali mengatur dan mensejahterakan seluruh manusia dan alam semesta, hingga rahmatnya tersebar ke seluruh alam.
Oleh: Upi Ernasari
Aktivis Muslimah
0 Komentar