Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Hardiknas, Mampukah Merdeka Belajar Mewujudkan Generasi Berkualitas?

Topswara.com -- Pendidikan merupakan kebutuhan pokok dan mendasar pada setiap manusia agar melahirkan individu-individu yang bermoral dan berakhlak mulia. Pada tanggal 2 Mei menjadi momen peringatan hari pendidikan nasional untuk mengenang para pahlawan pendidikan yang memperjuangkan pendidikan di Indonesia agar dapat dinikmati oleh penduduk Indonesia pada masa penjajahan. 

Seiring dengan peringatan tersebut, pemerintah menetapkan tema hari pendidikan nasional 2024 yaitu, "Bergerak bersama lanjutkan merdeka belajar".
(Kompas.com/25/04/2024) 

Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum merdeka. Konsep kurikulum merdeka belajar ini pun banyak mendapat perhatian dan kritikan dari beberapa pihak, mengingat kurikulum tersebut membuat pelajar semakin jauh dari moral dan akhlak yang baik. 

Organisasi nirlaba barisan pengkaji pendidikan (bajik) menilai kurikulum merdeka tak layak menjadi kurnas. Banyak hal yang mesti dievaluasi dari kurikulum ini. Kurikulum merdeka benar-benar bertumpu pada pelajaran umum yang jelas-jelas berbasis liberalisme. 

Kegiatan yang dihadirkan dalam proyek merdeka belajar semakin jauh dari menghadirkan esensi pendidikan untuk mengubah jiwa dan keimanan yang melahirkan manusia yang cemerlang. Seringkali kegiatan merdeka belajar menghadirkan hal-hal keduniaan dalam bentuk hiburan semata. Seperti kegiatan yang dilakukan dalam memeriahkan hari pendidikan nasional. (liputan6.com/26/04/2024)

Kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional 2024 dianggap masih belum memberi kejelasan sebagai kurikulum. Peserta didik diarahkan kepada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, namun melupakan aspek dasar yaitu pembinaan agama. 
Apalagi faktanya hari ini potret pendidikan dinegeri ini semakin buram. 

Pendidikan dalam seluruh aspek nya terlihat makin lemah, baik guru maupun siswa. Banyak fakta yang kita saksikan di media, baik guru maupun murid yang melakukan berbagai aksi kejahatan serta pelanggaran hukum. 

Seperti kasus bullying atau perundungan yang semakin marak terjadi di sejumlah daerah. Bahkan pelaku dan korban merupakan anak sekolah yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak di bawah umur itu bahkan viral di media sosial. 

Kasus bullying menjadi kasus gunung es yang masih belum menemukan titik temu. Banyak kasus yang terjadi didunia pendidikan tanpa penanganan yang tepat. 
 
Oleh karena itu, kurikulum merdeka justru akan menguatkan sekulerisme dan kapitalisme dinegeri ini. Asas sekularisme yang menjauhkan islam dari kehidupan, telah melahirkan generasi yang berkepribadian buruk dan menjadikan generasi terjajah oleh budaya Barat yang rusak dan merusak. 

Kurikulum merdeka menjadi bukti pada kita bahwa perubahan seperti apapun kurikulum dinegeri ini apabila tidak didasari oleh unsur hukum yang haq, maka tidak akan memberikan pengaruh yang baik bagi dunia pendidikan. Dan hukum yang haq tersebut tidak akan lahir dari buah pemikiran manusia. Sebab dangkal dan terbatasnya akal manusia. 

Hukum dari Allah SWT adalah satu-satunya yang dapat memberikan solusi yang tepat. Apalagi perombakan kurikulum membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka jelaslah bahwa dunia pendidikan pun menjadi ladang bisnis dan keuntungan untuk para kapitalis di negri ini. 

Padahal pendidikan adalah salah satu aspek startegis yang menentukan generasi masa depan. Berbeda dengan islam, islam melalui kurikulum pendidikan yang berbasis akidah Islam menjamin terbentuknya generasi berkualitas, beriman, bertakwa, terampil dan berjiwa pemimpin serta menjadi problem solver. Negara Islam akan memastikan setiap individu mendapatkan hak nya untuk dalam pendidikan.

Islam juga memiliki sistem pendidikan terbaik berbasis akidah Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dan membangun peradaban yang mulia. Negara Islam memiliki tanggungjawab untuk mewujudkannya.

Islam memiliki kurikulum yang tepat untuk melahirkan generasi mulia dan cerdas. Kurikulum yang didesign secara sempurna akan mencetak generasi emas yang siap menjalankan kehidupan, tidak hanya cerdas namun juga mewujudkan akhlak mulia yang akan mengantarkan mereka pada masa depan yang cerah dan amanah. 

Sebab, iman yang kuat dijadikan pondasi dalam kehidupan yang akan didapatkan di dunia pendidikan. Sistem pendidikan dalam Islam akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Memiliki pola pikir islam dan pola sikap Islam.

Semua itu akan terwujud hanya dalam naungan khilafah islamiyah. Sebagaimana kita ketahui begitu banyak ilmuan dan para cendikiawan yang menjadi tonggak dasar pendidikan hingga saat ini. 

Seperti Al-khawarizmi yg menjadi ilmuan matematika yang menemukan aljabar, Ibnu Qurra ahli Astronomi dan matematika, ibn al khaitanm ahli fisika, serta masih banyak lagi yang menjadi bukti sejarah keberhasilan islam dalam menata pendidikan. 

Negara khilafah akan menjamin setiap manusia mendapatkan pendidikan yang layak secara gratis dan mudah dijangkau. Para peserta didik yang memiliki ide cemerlang dalam temuan dan penelitian juga akan dibiayai, didukung dan difasilitasi. Kurikulum juga tidak akan memakan biaya yang begitu besar dan silih berganti karena bersumber dari Alquran dan as-sunnah. 

Maka tidak akan kita temukan lagi generasi yang rusak akhlaknya akibat rusaknya kurikulum dan juga ketidakpastian dunia pendidikan. Sebab sistem pemerintahan dalam islam akan dijalankan oleh orang orang yang dapat mengemban amanah karena Allah SWT bukan karena adanya unsur manfaat yang mereka terima. 

Sudah saatnya kita memperjuangkan hadirnya solusi terbaik tersebut. Memperjuangkan kembalinya ideologi islam yang mulia agar kehidupan mendapat keberkahan dari Allah SWT. 
Memperjuangkan tegaknya khilafah islamiah alaminhajin nubuwah insyaAllah. 

Wallahu alam biassawwab.


Oleh: Yusniah Tampubolon 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar