Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Cerita Anak Kecil pada Paman Tentara

Topswara.com -- Kecil tubuh ringkihnya gesit 
Memanjat tembok perbatasan di Rafah
Memanggil si paman tentara yang negara berbatasan dengan Palestina
Helm lorengnya menutup kulit telinga

Paman, adakah roti dan air putih?
Sekedar mengganjal perut yang berkedut
Sekedar membasahi kerongkongan yang haus berkepanjangan
Sekedar menyambung hidup menemui masa depan kemerdekaan

Paman, paman, paman!!
Teriakan itu melengking seolah tiada terdengar
Rambut hitam yang ikal ciri perbedaan
Palestina ya Palestina urusan mereka tak ada hubungannya

Apakah karena berbeda lalu tiada iba?
Apakah karena berpecah lalu hilang rasa asih dan asuh?
Apakah karena tembok perbatasan lalu tiada arti kemanusiaan?
Apakah karena perlu tanda pengenal hilang ikatan akidah Islam?

Wahai Paman yang bersenjata dan berjaga di perbatasan
Anggapan apa dalam benak si anak kecil yang mengiba roti dan air putih?
Anggapan apa dalam lubuk hati terdalam si peminta kenyang di kala negara konflik berkepanjangan?
Anggapan apa dalam tindakan pada si paling sengsara yang butuh pertolongan?

Tubuh bolehlah kecil
Semangat dan cita-citanya menembus batas yang tidak terpikir kaum kerdil
Kemauan merdeka selalu di pelupuk mata
Asa dalam jihad melebihi pasukan tentara bersenjata

Kalau paman tentara tiada bersuara
Di kala suara anak kecil mereda tiada daya
Kalau paman tentara gemetar menghadapi pasukan penjajah
Di kala keberanian anak kecil yang membuncah

Tolong paman lemparkan senjata kepada si kecil yang memanggil
Biar si kecil itu berlari-lari ke medan tempur
Mengejar drone tanpa awak dan tentara penjajah yang takut kematian
Sebab akhir dari perjuangan adalah kemenangan kemerdekaan

Cerita anak kecil kepada paman tentara
Yang berada di barak-barak dan tiada beranjak
Yang ototnya kuat dan penembak jitu hebat
Yang senjatanya dibeli dari uang rakyat

Ketika sepotong roti ditukar dengan sisi kemanusiaan universal
Ketika sebotol air mineral ditukar dengan sisi keadilan kehidupan
Dan ketika hidup dalam dingin dan panas di tenda-tenda
Dan ketika itu pula di sinilah teruji: siapa acuh dan siapa tidak acuh?


Oleh: Hanif Kristianto 
Analis Politik dan Media 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar