Topswara.com -- Founder Syameela Ustaz Oemar Mita menjelaskan bahwa alasan Allah SWT memurunkan agama Islam adalah karena Islam bukan sekadar baik tetapi juga kebenaran.
"Sekedar baik tidak cukup, kita harus menjadi orang yang benar. Kalau baik saja itu cukup maka sungguh tidak perlu agama. Karena kebaikan ada pada setiap agama. Tetapi, kenapa Allah menurunkan agama Islam dan menjadikan satu-satunya agama yang Allah terima. Karena Islam bukan hanya sekadar baik tetapi juga kebenaran," ungkapnya dalam Chanel Baitusyaakiriin TV, (06/02/2024).
Ia menjelaskan bahwa hanya Islam yang mampu menunjukkan jalan kebenaran. Allah memberikan Furqon bagi setiap orang yang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta bisa membedakan mana yang haq da bathil. Banyak narasi, informasi menjadikan manusia itu bingung untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haq dan mana yang bathil. Karena pekatnya setiap narasi, informasi yang mengepung dalam setiap waktu.
"Nabi Muhammad SAW sudah mengingatkan kita 'Inna minal bayani lasihrun' yang artinya (sesungguhnya diantara penjelasan itu ada yang menyihir) sebagian dari informasi, narasi yang mengiringi dan berapa banyak yang benar menjadi salah, karena narasi yang mengelilingi dan itulah yang menjadikan kita berhati-hati supaya senantiasa mendapat Furqon," jelasnya
Beliau menceritakan ketika pada zaman Rasulullah pun sudah ada peperangan narasi dan informasi. Ketika surah Al Maidah diturunkan, Allah mengharamkan bangkai. Namun, pada saat itu dibangun narasi oleh orang-orang musyrikin bahwa: "Bagaimana kalian haramkan bangkai padahal bangkai itu yang mematikan Allah. Bangkai itu hewan yang natibtanpa disembelih karena yang mematikan langsung Allah. Tetapi, lucunya kalian malah menghalalkan apa yang kalian sembelih dengan tangan kalian. Ketika menyembelih maka binatang yang kalian sembelih, kalian sucikan, kalian halalkan dan kalian konsumsi, sedangkan binatang yang Allah matikan justru kalian haramkan."
Narasi tersebut hampir menjadikan para sahabat menghalalkan bangkai. Namun para sahabat mengingat bahwa bukankah binatang mati tanpa disembelih yang melarikan Allah, adapun binatang yang disembelih dengan tangan kita dan sejak kapan tangan kita lebih suci daripada kehendak Allah."
Ketika mematikan satu binatang hampir saja mereka menghalalkan bangkai sampai Allah menurunkan tentang keharaman bangkai dan menegaskan bahwa bangkai tetap diharam Allah SWT. Pada saat itu para sahabat baru sadar, hampir saja mereka tergelincir untuk mengharamkan dan menghalalkan kembali bangkai yang telah diharamkan Allah.
"Narasi masuk dari berbagai jendela dan menjadikan banyak manusia akhirnya berubah parameternya, berubah kompas kehidupannya ketika memilih. Sehingga yang salah menjadi benar dan yang benar menjadi salah," jelasnya.
"Hilangnya furqon itu lebih cepat daripada hilangnya kuda liar ketika dilepas tali dari tempatnya dan itulah yang menjadikan kita senantiasa berdoa semoga Allah memberikan furqon." tambahnya.
Ustaz Oemar Mita juga menyampaikan ada satu doa yang dilazimi nabi Muhammad SAW yaitu; "Allahuma arinal haqqo haqqo warzuqna tibaah wa inal bathila bathila wa zunatinabah."
"Doa tersebut diabadikan dalam sunah dan diajarkan nabi. Rasul saja orang yang menjadi referensi primer dalam kehidupan ilmu sunah itu pun masih memohon supaya diberikan furqon," tutupnya.[] Indah Setyorini
0 Komentar