Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Banyak Kriminalitas Buah Penerapan Kapitalisme

Topswara.com -- Sejumlah kasus pembunuhan sadis akhir-akhir ini marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan saat ini telah menjadi sorotan publik.

Di Dusun Sindangjaya, kecamatan Rancah, kabupaten Ciamis, Jum’at (3/5/2024) polisi telah menetapkan TR seorang suami yang tega membunuh istrinya YN, korban meninggal akibat dipukul dengan benda tumpul kemudian pelaku memutilasi korban. (republika.co.id 5 Mei 2024)

Selain itu, taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta Utara berinisial P (19) juga tewas, diduga karena dianiaya oleh seniornya. Pihak keluarga menuntut dan meminta pertanggung jawaban kampus dan juga meminta agar pelaku dihukum berat sesuai dengan perbuatannya. (tirto.id 4 May 2024)

Kasus pembunuhan lain yang juga sadis telah terjadi di Ciamis, Bekasi dan Bali. Di Bekasi ditemukan jasad wanita Berinisial RM (50) didalam sebuah koper hitam dan polisi sudah menetapkan 2 orang tersangka. Kasus mutilasi di Ciamis yang pelakunya adalah suaminya sendiri dan kasus pembunuhan PSK di Bali. (CNNIndonesia/5/5/2024)

Maraknya kasus pembunuhan sadis yang terjadi saat ini memang bisa disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari kemerosotan moral, himpitan ekonomi, ketidaksabaran, kebencian, bahkan tidak jarang karena emosi yang tidak terkendali menjadikan seseorang tega melakukan pembunuhan dan sampai memutilasi korban tanpa perduli apakah itu orang lain ataupun keluarga sendiri.

Bahkan tidak jarang demi tercapainya kepuasan jasmani dan demi mendapatkan keuntungan materi seseorang rela melakukan segala cara walaupun sampai menghilangkan nyawa demi mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Fakta ini menunjukkan bahwa saat ini rasa aman mulai hilang dan dari maraknya kasus pembunuhan seolah menjadikan harga nyawa terkesan begitu murah. Sungguh sangat miris.

Dalam sistem sekularisme kapitalisme saat ini sistem pendidikan hanya berorientasi pada materi belaka. Maka tidak heran akan lahirlah manusia-manusia yang tamak dan serakah yang menganggap kebahagiaan itu ketika terpenuhinya seluruh kebutuhan jasadiyah. 

Sehingga manusia akan berusaha untuk meraihnya tanpa peduli lagi halal dan haramnya. Hal ini jugalah yang menjadi faktor seseorang mudah melakukan tindak kriminal atau kejahatan.

Sistem sanksi dalam sistem kapitalisme juga jauh dari efek jera sehingga kejahatan semakin merajalela bahkan kriminalitas saat ini semakin kronis. Ditambah lagi media selalu memberi ruang dalam memberikan contoh kepada orang lain dalam melakukan tindak kejahatan dengan cara menayangkan kembali reka ulang ketika melakukan pembunuhan bahkan saat melakukan mutilasi. Sungguh sangat memperhatikan.

Berbeda dengan sistem Islam, dimana Islam menetapkan tujuan hidup manusia untuk selalu taat kepada Allah SWT, dengan cara terikat dengan aturan-aturan-Nya. Islam memiliki sistem pendidikan yang berbasis hanya kepada akidah Islam semata.

Sehingga akan terbentuklah pribadi-pribadi yang mulia yang beriman kepada Allah dan yakin dengan adanya hari penghisapan, sehingga setiap manusia akan menjaga dirinya dari setiap bentuk kemaksiatan ataupun kejahatan.

Di samping itu Islam juga memiliki sistem sanksi yang sangat tegas dan pastinya akan menjerakan bagi setiap pelaku kejahatan karena sanksi di dalam Islam berlaku sebagai jawajir dan jawabir. 

Negara atau khilafah juga akan bertanggung jawab dalam memelihara agama, jiwa, harta bahkan akidah umatnya sehingga umat akan terhindar dari perbuatan yang rusak dan merusak.

Hanya dengan menerapkan Islam secara kaffah maka seluruh problematika kehidupan akan terpecahkan. Umat akan aman dan sejahtera hanya ketika kita hidup di bawah naungan khilafah.

Wallahu a’lam bisshawab.


Oleh: Mairawati 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar