Topswara.com -- Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) dilaporkan mengakibatkan 15 orang meninggal dunia. Pencarian korban dilakukan petugas gabungan di 3 kecamatan terdampak hingga Minggu (12/5). Petugas Redaksi Cepat BPBD Kabupaten Agam melaporkan sekitar 90 unit bangunan terendam banjir, berupa rumah, fasilitas umum dan tempat usaha. (CNN Indonesia, 12/05/2024).
Luapan banjir Sungai Lalindu setinggi 2 meter melanda Desa Sambandate, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat Jalan Trans Sulawesi lumpuh total. (CNN Indonesia, 11/05/2024).
Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kota Padang, Sumatera Barat melaporkan korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi. Maupun banjir bandang di 3 wilayah pada pr ovinsi itu mencapai 59 orang per Rabu (15/05) pukul 13.00 WIB.
Akhir-akhir ini bencana alam kerap kali terjadi sebagaimana banjir yang telah melanda Sumbar dan Sultra. Tidak hanya merusak rumah-rumah warga namun juga fasilitas umum seperti jalan, jembatan hingga sekolah.
Dengan banyaknya sarana dan prasarana yang terendam banjir serta lumpur menyebabkan kemacetan dan terputusnya jalur transportasi. Tidak hanya itu, ternyata banyak korban pula sebab banjir bandang tersebut. Banyak yang luka-luka dan hilang nyawa sebab terseret arus besar banjir.
Budi Perwira Negara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam memaparkan bahwa banjir melanda diikuti material batu besar dari Gunung Marapi.
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar Yozarwardi, mengakui adanya penebangan liar di Kawasan Taman Nasional Kerinci Sablat (TNKS). Aktivis lingkungan menilai bencana terjadi karena kerusakan akibat eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan pembangunan yang serampangan.
Bumi Sumbar rawan akan bencana dan sudah terjadi berulang kali. Makin kemari makin sering terjadi bencana seperti banjir dan longsor. Inilah kerusakan yang terjadi sebab ulah tangan manusia.
Allah SWT pun berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 41 “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” .
Banjir yang terjadi bukan hanya karena curah hujan yang tinggi saja tetapi juga karena pembalakan hutan sehingga tidak ada lagi akar pohon yang dapat menahan debit air hujan. Ditambah lagi jenis tanah di sana sangat rawan longsor.
Para pemilik modal di negri ini mudah untuk menguasai suatu wilayah dan memanafaatkannya walau secara ilegal. Hukum pemerintah pun tak akan mempan terhadap mereka.
Jikalau ada pelaku yang tertangkap sebab pembalakan liar ialah penjahat-pejahat kelas rendah saja. Sedangkan penjahat sebenarnya kebal akan hukum atau malah terjamin terlindungi. Jadilah warga sekitar yang terdampak dan rakyat kecillah yang menderita. Inilah potret kelam sistem kapitalisme sekularisme.
Fakta tersebut bukti bahwa negara telah gagal dalam melindungi rakyatnya. Jika banjir dan longsor sudah kerap terjadi dan diketahui sebabnya. Saharusnya pemerintah dapat menanggulangi permaslahan ini sejak awal dan memberantas faktor penyebanya harus segera diberantas dari akarnya.
Dalam sistem kapitalisme ini kerusakan alam adalah sebuah keniscayaan sebab para kapitalis akan berbuat apa saja untuk mendapatkan keuntungan materi. Jika mereka mendapati suatu peluang bisnis maka mereka akan berusaha keras mendapatkannya. Walau imbasnya dapat merusak alam, yang terpenting keinginan mereka tercapai.
Tetapi karena negara ini mengadopsi sistem kapitalisme sekularisme yang orientasinya ialah asas kemanfaatan dan kebebabasan maka, pemerintah akan tetap melegalkan pembalakan hutan atau sejenisnya selagi ada keuntungan yang dihasilkan. Lalu jadilah para pemodal itu kongkalikong dengan pemerintah. Jadi, dimanakah tanggung jawab negara untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya, terutama rakyat kecil?
Berbeda dengan sistem Islam. Sistem agung yang berasal dari dari Al-Khalik sang Pencipta dan Al-Mudabbir sang Pengatur, Allah SWT. Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya manusia tapi juga untuk seluruh makhluk-Nya.
Sistem Islam yang bertujuan untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya maka jiwa dan harta semua orang akan terjamin. Pembalakan hutan yang dapat merusak alam jelas akan dilarang dan bagi pelanggarnya akan diberi sanksi yang tegas.
Memiliki sanksi Islam yang bersifat jawabir dan jawazim. Dapat memberi efek jera dan mencegah orang lain berbuat hal yang dilarang. Dan dengan sistem Islamlah masalah yang terjadi dapat terselesaikan dengan tidak membuat masalah baru lainnya. Karena Islam adalah satu-satunya solusi yang hakiki yang akan menjawab dengan tuntas segala promblematiaka umat.
Waallahu a’lamu.
Oleh: Rosyida Az Zahro
Aktivis Muslimah
0 Komentar