Topswara.com -- Musik ini yang sekarang mengharu biru ruang batin ibu-ibu pengajian, bapak-bapak pengajian, aktivis Islam dan siapa saja yang suka ngaji.
Saya sih berharapnya yang menjadi kerisauan kita semua adalah masalah Palestina. Di Barat saja mahasiswa/Profesor dan kaum terdidik turun ke jalan. Tanda mereka risau dengan genosida terhadap saudara kita di Palestina. Sementara kita?
Mungkin bagi sebagian kalangan pembolehan musik oleh sebagian ulama adalah masalah besar. Please batasi diri. Bila dilempar ke publik isu khilafiah ini, apalagi ditambah dengan mentahdzir orang berilmu yang bukan segolongan dan merendahkannya, maka tentu akan memancing emosi publik yang juga besar. Saling enggak enak disebutkan jadinya.
Ada banyak masalah besar lain yang sebenarnya layak untuk terus dijadikan isu. Disamping masalah Palestina adalah masalah sekulerisme dan kapitalisme yang sekarang mendarah daging di tubuh umat. Seandainya mereka paham bahwa ini masalah besar maka mereka akan melihat masalah khilafiah terkait musik menjadi amat kecil, sekecil atom bahkan lebih kecil lagi.
Sekulerisme kapitalisme inilah yang membuat lazimnya musik maksiat di tengah umat di samping adanya musik mubah. Ini juga yang membuat ratusan ribu bahkan mungkin jutaan muslim berzina. Bisa jadi membuat sekitar separo pernikahan bercerai di dunia.
Membuat banyak Muslim murtad berprilaku sebagai orang munafik. Membuat kefakiran yang mendekati kekufuran meraja lela. Membuat pengangguran meroket. Membuat banyak Muslim yang tidak shalat. Membuat banyak anak-anak durhaka pada orangtuanya. Membuat krisis ekonomi yang menyakitkan. Membuat banyak politisi busuk dilahirkan. Bahkan, membuat terancamnya bumi dengan pemanasan global.
Saudaraku, coba curahkan energi dan tenaga untuk memperhatikan merajalelanya paham sekularisme kapitalisme dan teman-temannya. Ini bencana besar kaum muslimin, bukan perbedaan pendapat ulama tentang musik yang boleh dan haram. Saya yakin kalau dirunut-runut maka rasa permusuhan dan keras hati pada kelompok yang berbeda dari kalangan sebagian Muslim juga dikarenakan sekulerisme kapitalisme.
Mari. Masih ada banyak masalah besar yang bisa didiskursuskan agar umat jadi paham dan tercerahkan.
Ir. Nopriadi Hermani, S.T., M.Sc., Pd.D.
Penulis Buku The Model
0 Komentar