Topswara.com -- Ibnu Umar menuturkan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda, “Muslim itu saudara bagi Muslim lainnya; dia tidak menzaliminya dan tidak menyerahkannya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya; siapa saja yang membebaskan seorang Muslim dari kesulitan, Allah SWT akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat; siapa saja yang menutupi aib sesama Muslim niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat (HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Nasa’i).
Dalam sebuah hadis yang menerangkan tentang tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah SWT pada hari ketika tiada naungan kecuali naungan Allah, Rasulullah SAW. menyebutkan salah satu di antaranya adalah: Dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Di dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, berhak atas kecintaan-Ku (HR Malik dan Ahmad).
Banyak hadis yang menyebut bentuk-bentuk praktis dari manifestasi persaudaraan sejati di antara sesama Muslim secara individual antara lain: berlemah lembut terhadap sesama Muslim, bersahabat, berkasih sayang, saling mengucapkan salam dan berjabatan tangan, saling memberikan hadiah, saling mendoakan, saling mengunjungi, bersama dalam suka dan duka.
Sebaliknya, mereka dilarang saling meng-ghîbah, memfitnah, memata-matai (tajassus), membuka aib dan menipu saudaranya; berdusta dan kikir; menghina, mencela, melanggar kehormatan dan membunuh saudaranya.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb.
Oleh: Ustaz Arief B. Iskandar
Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor
0 Komentar