Topswara.com -- Pengangguran makin banyak di negeri ini bukan karena malas bekerja, akan tetapi pemerintah tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan yang cukup bagi masyarakat usia produktif.
Survei menunjukkan sebanyak 69 persen perusahaan di Indonesia menyetop merekrut karyawan baru pada tahun lalu lantaran khawatir ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Survei tersebut berdasarkan Laporan Talent Acquisition Insights 2024 oleh Mercer Indonesia.
Dari 69 persen jumlah itu, 67 persen di antaranya merupakan perusahaan besar, dikutip dari cnnindonesia.com (26/4).
Nasib Buruh Kian Terpuruk
Hal ini akibat penerapan sistem kapitalisme oleh negara yang berpihak pada kebutuhan investor semata. Negara mengabaikan kesejahteraan buruh dengan upah yang rendah. Negara membiarkan rakyatnya tidak bisa bekerja karena tidak ada lapangan pekerjaan.
Makin terpuruklah nasib buruh ini hari. Tidak ada jaminan negara yang benar-benar memperhatikan nasib buruh. Setiap tahun diperingati hari buruh untuk menyampaikan aspirasi kepada penguasa.
Tetapi, sampai detik ini justru nasib buruh kian suram. Memikirkan bagaimana esok hari bisa kerja, karena perusahaan sekarang banyak yang menerapkan sistem outsourcing agar menghemat pengeluaran. Lagi-lagi negara tidak mampu menciptakan regulasi untuk kesejahteraan buruh.
Negara Meriayah Rakyat
Islam memandang kesejahteraan buruh adalah hal yang utama. Tidak mementingkan kepentingan investor semata. Akan tetapi mengurus semua keperluan buruh sehingga mendapatkan kesejahteraan.
Mulai dari upah yang memadai, jam kerja yang sesuai, sistem perekrutan tenaga kerja, hingga menciptakan lapangan kerja baru bagi usia produktif.
Negara bertanggung jawab atas semua kebutuhan pokok rakyat. Karena negara dalam Islam bertugas meriayah atau mengurus rakyatnya di semua kalangan.
Seperti Al-Qur'an Shad ayat 26 yang artinya, Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, ayat ini menjadi dasar bahwa seorang pemimpin harus menjalankan amanah kepemimpinannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Balasan untuk pemimpin yang zalim adalah siksa pedih yang sudah Allah siapkan di akhirat kelak. (Ibnu Kastir, Tafsir Al-Qur’anil ‘Adzim, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 1988], juz IV, h. 29).
Oleh karena solusi bagi permasalahan buruh bisa diselesaikan dengan sistem Islam. Karena Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah saja, akan tetapi juga mengatur kehidupan manusia yang telah termaktub di dalam Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia.
Wallahu a'lam bissawab.
Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah
0 Komentar