Topswara.com -- Indonesia adalah negara yang sangat indah, memiliki banyak sumber daya alam, baik gunung, sungai maupun laut. Namun di balik keindahannya, sangat rawan akan bencana alam, terutama di tahun 2024 ini banyak sekali terjadi mencana alam. Mulai dari meletusnya beberapa gunung berapi di Indonesia, tanah longsor, angin puting beliung dan banjir, yang bahkan sudah seperti agenda tahunan ketika musim hujan turun.
Sebagaimana yang terjadi di kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 18 April 2024, terdapat Sembilan Kecamatan yang berada di kabupaten lumajang terkena dampak dari bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru dan juga tanah longsor, bukan hanya itu, ada juga wilayah yang terdampak banjir akibat meluapnya sungai yang letaknya berdekatan dengan aliran yang di lewati lahar.
Kecamatan yang terdampak banjir akibat meluapnya sungai yaitu kecamatan Senduro, Sumbersuko, Lumajang dan juga Sukodono, dan satu kecamatan terdampak bencana longsor yaitu Pronojiwo, bencana alam yang terjadi mengakibatkan meningglalnya tiga korban jiwa serta rusaknya sarana dan prasana jalan dan jembatan, juga beberapa rumah warga, (www.kompas.com)(20/4/2024).
Bencana alam terjadi hampir setiap tahun, seharusnya menjadikan warga yang berada di sekitar bencana alam, lebih tanggap lagi dalam menyiapkan diri dan keluarga ketika dirasa akan terjadinya bencana alam.
Seperti yang kita ketahui kebanyakaan bencana banjir di akibatkan meluapnya sungai akibat cuaca ekstrem, begitupun dengan pemerintah yang bertugas, untuk lebih mempersiapkan diri serta mengeluarkan kebijakan yang mampu menjadi solusi nyata untuk permasalahan banjir, baik banjir lahar dingin maupun akibat sungai meluap, juga memberikan pemahaman kepada masyarakat mempersiapkan diri menghadapi bencana alam.
Karena banjir bukanlah suatu bencana alam yang murni berasal dari pada alam itu sendiri, namun ada juga campur tangan dari pada manusia, dilansir dari buku Geografi SMA/MA kelas X oleh Amir Khosi dam juga Kun Marlina Lubis, penyebab terjadinya banjir di antaranya hujan lebat, banjir kiriman, erosi dan sedimentasi, sempitnya lahan drainase, minimnya daerah resapan sir, buang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar, pemanasan global, bangunan di sekitaran tepi sungai.
Namun dalam sistem kapitalisme yang hari ini digunakan negeri kita, negara hanya sebagai fasilitator untuk sarana dan prasana yang dapat menghasilkan keuntungan. Negara hanya menjadi regulator yang menyerahkan urusan umat kepada swasta dan asing. Maka kesejahteraan yang diharapkan dari kapitalis hanya angan tanpa perjuangan.
Dapat kita saksikan penanganan terhadap bencana alam yang dilakukan pemerintah, tidak jauh-jauh dari memberikan jalan praktis. Yakni dengan hanya memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana alam, baik itu dalam bentuk uang, makanan pokok, pakaian, selimut bahkan tenda untuk pengungsian.
Setelah bencana alam reda dan masyarakat bisa kembali kerumah, maka masalah tersebut seperti selesai tanpa apa penyelesaian sebenarnya.
Padahal penanggulangan terhadap bencana alam bukan hanya terjadi ketika bencana alam itu terjadi saja, namun juga harus kita telusuri penyebabnya dan juga bagaimana solusi jika bencana itu terjadi. Sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan yang terjadi.
Salah satu penyebab banjir adalah banyaknya pemukiman di sekitaran tepi sungai, maka sudah seharusnya pemerintah lebih selektif terhadap pembangunan di sekitaran sungai.
Begitupun pembangunan gorong-gorong dan drainase yang memiliki kebijakan juga adalah pemerintah. Maka dalam hal ini pemerintah memiliki peran penting dalam mengeluarkan kebijakan yang dapat menyelesaikan permasalahan ini. Bukan hanya itu saja, sebagai manusia kita juga harus menjaga lingkungan agar lingkungan juga akan menjaga kita.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya bahwa kerusakan yang terjadi di bumi adalah akibat dari pada tangan manusia itu sendiri sesuai dengan surah Ar–Rum ayat 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Maka sudah selayaknya kita sebagai makhluk ciptaan Allah mengembalikan aturan kehidupan kepada Aturan Allah sesuai dengan Al-Qur’an dan yang telah dicontohkan oleh Rasullullah Muhammad Saw yaitu dengan sunnahnya. Rasul telah menjadi suri tauladan kita dengan menerapkan sistem pemerintahan Islam yang sesuai dengan syariat yaitu Daulah Khilafah Islamiah.
Sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan di bumi, begitupun dengan tugas negara bukan sebagai pengatur dan fasilitator namun Daulah Islam akan menjamin kesejahteraan masyarakatnya, pemenuhan terhadap kebutuhan. Baik itu dalam keadaan sehari–hari maupun ketika Allah uji dengan bencana Alam.
Negara juga akan segera menyelidiki sebab terjadinya bencana alam dan segera mencari solusi tuntas dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda “Imam (Khalifah) adalah Raa’in (pengurus) dan ia bertangung jawab atas (Urusan) rakyatnya ( HR.Al-Bukhari.)
Begitupun dengan masyarakatnya, karena ketakwaan kepada Allah sudah melekat dalam diri masyarakatnya maka akan sangat menjaga lingkungan dan tidak akan membuang sampah sembarangan, maka antara kebijakan yang di keluarkan oleh Daulah Islam akan sejalan dengan ketaatan masyarakatnya baik kepada Allah, Rasul dan juga khalifahnya.
Wallahu A’lam.
Oleh: Zayyin Afifah, A.Md, S.Ak.
Pengajar dan Aktivis Dakwah
0 Komentar