Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mensucikan Diri di Bulan Suci

Topswara.com -- Hal yang paling menonjol dilakukan oleh kaum Muslim selama bulan Ramadhan adalah tazkiyatun-nafs (penyucian diri). Ramadhan bahkan sering dijadikan sebagai momentum untuk mensucikan diri.

Dalam Al-Qur'an tazkiyah an-nafs antara lain bermakna: 

Pertama, mensucikan diri dari kemusyrikan dan kekufuran. Allah SWT berfirman (yang artinya): 

Dialah Yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka… (QS al-Jumu’ah [62]: 2).

Maksud frasa yuzakkîhim (mensucikan mereka) dalam ayat di atas adalah menyucikan mereka dari najis dan kekufuran (Ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari, 28/93).

Kedua, mensucikan diri dari keburukan-keburukan amal perbuatan, dengan melakukan amal-amal salih (Lihat: Tafsir Abi as-Sa’ud, 8/247).

Ketiga, menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman (yang artinya): 

Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu… (QS asy-Syam [91]: 6-9).

Menurut Imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya, Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, frasa man zakkâha maksudnya adalah siapa yang disucikan jiwa oleh Allah SWT dengan ketaatan kepada-Nya.

Keempat, tidak memiliki dosa atau bertobat dari dosa-dosa. Allah SWT berfirman (yang artinya): 

Musa berkata, “Mengapa kamu membunuh jiwa yang suci?” (QS al-Kahfi [18]: 74). 

Dalam kitab tafsir yang sama, Imam al-Qurthubi menyatakan bahwa kata zakiyyah dalam ayat di atas adalah orang yang tidak berdosa sedikit pun, tetapi bisa juga orang yang berdosa kemudian ia bertobat dari dosanya.

Kelima, totalitas keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman (yang artinya): 

Itu adalah balasan bagi orang yang menyucikan diri (QS Thaha [20] 76).

Ibn Katsir menyatakan, man tazakkâ pada ayat di atas maknanya adalah yang menyucikan dirinya dari dosa, keburukan dan syirik; hanya menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dan senantiasa mengikuti segala perbuatan baik sebagaimana yang dicontohkan oleh para rasul.

Semoga kita dijadikan oleh Allah SWT memiliki jiwa-jiwa yang suci; jiwa-jiwa yang selalu taat kepada-Nya dan jauh dari segala dosa. Aamiin.

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []


Oleh: Ustaz Arief B. Iskandar
Khadim Ma'had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar