Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengatasi Hati yang Keras.

Topswara.com -- Hati yang keras merupakan penyakit jiwa yang menimpa hati, serta membuat hati menjadi gersang dan penuh kesombongan demikian kata Dr.Aidh al-Qarni.

Memang, Dr. Aidh al-Qarni adalah seorang penulis dan pemikir Islam yang sering menyoroti masalah-masalah psikologis dan spiritual dalam masyarakat Muslim. Pernyataannya tentang hati yang keras menekankan bahwa sifat-sifat seperti kesombongan dan kekerasan hati dapat merusak jiwa seseorang.

Konsep hati yang keras sering dihubungkan dengan konsep dalam Islam tentang kelembutan hati atau "qalbun salim". Dalam konteks ini, hati yang lembut dan suci adalah tujuan yang diinginkan, karena itu memungkinkan seseorang untuk lebih mudah menerima kebaikan, mengasihi, dan memiliki rasa empati terhadap sesama.

Ketika hati menjadi keras, ia menjadi tidak peka terhadap kebaikan dan cenderung menjadi sombong, penuh dengan egoisme, dan sulit untuk menerima nasihat atau pembelajaran baru. Oleh karena itu, dalam pandangan banyak ulama Islam, menjaga kelembutan hati adalah penting untuk kesehatan spiritual dan psikologis seseorang.

Hati yang lembut senantiasa menjauhi kemakruhan-kemakruhan dan maksiat sejauh mungkin.
Betul sekali. Hati yang lembut cenderung lebih peka terhadap nilai-nilai moral dan spiritual, sehingga mendorong seseorang untuk menjauhi perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama atau norma-norma moral.

Kemakruhan (perbuatan-perbuatan yang tidak dilarang secara khusus oleh agama tetapi lebih baik dihindari) dan maksiat (perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama) biasanya dihindari oleh orang-orang yang memiliki hati yang lembut karena mereka lebih cenderung untuk mengikuti jalan yang lurus dan mengutamakan kebaikan.

Hati yang lembut juga cenderung lebih peka terhadap kebaikan dan kasih sayang, sehingga membantu seseorang untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan dan dengan sesama manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran banyak agama, termasuk Islam, yang mengajarkan pentingnya untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan dalam kasih sayang terhadap sesama. Dengan menjauhi kemakruhan dan maksiat, seseorang dapat mencapai kedamaian batin dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Bagaimana Solusi Mengatasi Hati yang Keras Itu?

Mengatasi hati yang keras adalah proses yang memerlukan kesadaran, kesabaran, dan usaha yang sungguh-sungguh. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi hati yang keras:

Pertama, Introspeksi diri. Mulailah dengan meneliti hati dan perilaku Anda sendiri. Apakah Anda sering merasa sombong, keras kepala, atau sulit menerima pendapat orang lain? Mengetahui masalah adalah langkah pertama untuk memperbaikinya.

Kedua, Membaca dan Mempelajari Ajaran Agama. Banyak agama menekankan pentingnya memiliki hati yang lembut dan terbuka. Membaca dan mempelajari ajaran agama Anda dapat memberikan wawasan tentang nilai-nilai spiritual yang dapat membantu melunakkan hati.

Ketiga, Berlatih Belas Kasihan dan Empati. Cobalah untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain dan berusaha untuk memahami perasaan dan pengalaman mereka. Hal ini dapat membantu Anda mengembangkan belas kasihan dan empati yang akan melunakkan hati.

Keempat, Menjaga Hubungan dengan Sesama. Berinteraksi dengan orang lain secara positif dan menghargai keberagaman pendapat dapat membantu melunakkan hati yang keras. Terlibat dalam kegiatan sosial atau kegiatan amal juga bisa membuka hati Anda terhadap orang lain.

Kelima, Meditasi dan Refleksi. Meluangkan waktu untuk meditasi atau refleksi dapat membantu menenangkan pikiran dan hati. Dengan merenungkan nilai-nilai spiritual dan tujuan hidup Anda, Anda dapat memperkuat koneksi dengan diri sendiri dan Tuhan.

Keenam, Memohon Bantuan dan Petunjuk Kepada Allah. Dalam banyak agama, meminta pertolongan dan petunjuk kepada Tuhan adalah langkah penting dalam mengatasi masalah hati. Berdoa dan berusaha untuk memperdalam hubungan spiritual Anda dapat membantu Anda menemukan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi tantangan.

Mengatasi hati yang keras adalah perjalanan yang berkelanjutan. Penting untuk bersabar dengan diri sendiri dan mengambil langkah-langkah kecil menuju perubahan positif. Dengan tekad yang kuat dan bantuan dari Tuhan, Anda dapat melunakkan hati dan menjadi lebih baik sebagai individu.

Selalu Mendekatkan Diri  Kepada Allah SWT

Benar sekali, mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah langkah yang sangat penting dalam mengatasi hati yang keras. Dalam banyak agama, termasuk Islam, hubungan yang erat dengan Tuhan dianggap sebagai sumber kekuatan dan kedamaian batin. Berikut adalah beberapa cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT:

Pertama, Shalat. Shalat adalah sarana utama untuk berkomunikasi dengan Allah SWT dalam agama Islam. Melaksanakan shalat secara teratur dan dengan khusyuk dapat membantu memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Kedua, Membaca Al-Qur'an. Membaca, mempelajari, dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an merupakan cara yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ayat-ayat Al-Qur'an memberikan bimbingan, inspirasi, dan hikmah yang dapat membantu melunakkan hati dan memperkuat iman.

Ketiga, Berzikir dan Berdoa. Mengingat dan memuji nama Allah SWT (berzikir) serta berdoa kepada-Nya dalam setiap kesempatan dapat membantu menjaga kesadaran akan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, Menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menjaga akhlak, berbuat baik kepada sesama, dan menghindari perbuatan dosa, merupakan cara yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kelima, Memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT. Mengakui keterbatasan diri dan memohon petunjuk serta pertolongan Allah SWT dalam setiap langkah hidup adalah tanda kepatuhan dan ketergantungan yang kuat kepada-Nya.

Keenam, Memperdalam Pengetahuan dan Pemahaman Agama. Mengikuti pelajaran agama, menghadiri ceramah keagamaan, atau bergabung dalam kelompok studi Islam dapat membantu memperdalam pemahaman tentang ajaran Islam dan memperkuat iman.

Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, seseorang dapat menemukan ketenangan batin, kekuatan dalam menghadapi cobaan, dan arah hidup yang benar. Ini juga membantu melunakkan hati dan meningkatkan kualitas hubungan dengan sesama manusia, karena kesadaran akan kehadiran Allah SWT dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang secara positif.

Membasahi lisan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah dengan bertasbih, takbir, tahmid dan tahlil serta istighfar pada setiap saat.
Benar sekali! Membasahi lisan dengan dzikir kepada Allah SWT merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Dzikir merupakan cara yang efektif untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT dan menjaga kesadaran akan-Nya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa bentuk dzikir yang sering dilakukan oleh umat Islam:

Pertama, Tasbih. Mengucapkan "Subhanallah" (Maha Suci Allah) untuk mengakui kesucian dan keagungan Allah SWT.

Kedua, Takbir. Mengucapkan "Allahu Akbar" (Allah Mahabesar) untuk mengakui kebesaran dan keagungan Allah SWT.

Ketiga, Tahmid. Mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala puji bagi Allah) untuk mengucapkan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT.

Keempat, Tahlil. Mengucapkan "La ilaha illallah" (Tiada Tuhan selain Allah) untuk mengakui keesaan dan kebesaran Allah SWT.

Kelima, Istighfar. Mengucapkan "Astaghfirullah" (Aku memohon ampun kepada Allah) untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Membiasakan diri untuk mengucapkan dzikir-dzikir ini pada setiap kesempatan, baik dalam keadaan suka maupun duka, merupakan cara yang baik untuk menjaga kesadaran akan kehadiran Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. 

Dzikir juga membantu membersihkan hati dari kesombongan, meningkatkan keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, dzikir juga dapat menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan spiritual bagi setiap individu yang melakukannya dengan ikhlas dan penuh keyakinan.

Membaca Al-Quran dan menadabburi ayat-ayat al-Quran khususnya mengenai kelmbutan hati dan berakhlak mulia. Benar sekali! Membaca Al-Quran dan merenungkan ayat-ayatnya adalah cara yang sangat efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendalami ajaran Islam tentang kelembutan hati dan akhlak mulia. Al-Quran merupakan pedoman utama bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan bermoral. 

Berikut adalah beberapa cara untuk membaca Al-Quran dan menadabburi ayat-ayatnya terkait dengan kelembutan hati dan berakhlak mulia:

Pertama, Membaca dengan Tadabbur. Tadabbur adalah proses merenungkan dan memahami makna ayat-ayat Al-Quran secara mendalam. Saat membaca Al-Quran, berhentilah sejenak untuk merenungkan makna ayat-ayatnya dan mencari pengertian yang lebih dalam tentang pesan yang disampaikan.

Kedua, Mengambil Pelajaran. Banyak ayat dalam Al-Quran yang menekankan pentingnya memiliki hati yang lembut, kasih sayang, dan berakhlak mulia. Carilah ayat-ayat tersebut dan ambillah pelajaran dari setiap ayat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, Mempraktikkan Ajaran. Setelah memahami makna ayat-ayat Al-Quran tentang kelembutan hati dan berakhlak mulia, usahakan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan ajaran Al-Quran sebagai pedoman untuk berinteraksi dengan sesama manusia, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekitar.

Keempat, Membuat Tadabbur Rutin. Jadwalkan waktu khusus setiap hari untuk membaca Al-Quran dan merenungkan ayat-ayatnya. Buatlah kebiasaan ini menjadi bagian integral dari rutinitas harian Anda, sehingga Anda dapat terus meningkatkan pemahaman Anda tentang ajaran Islam dan menguatkan iman Anda.

Kelima, Berdoa untuk Bimbingan. Sebelum dan sesudah membaca Al-Quran, selalu berdoa kepada Allah SWT untuk memberikan bimbingan dan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran-Nya. Berdoa juga merupakan cara untuk memohon kelembutan hati dan keberkahan dalam berakhlak.

Dengan membaca Al-Quran dan merenungkan ayat-ayatnya tentang kelembutan hati dan berakhlak mulia, Anda dapat memperdalam pemahaman Anda tentang ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu Anda menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT.

Menghadiri sholat jenazah, ziarah kubur dan tafakur tentang keadaan ahli kubur.

Menghadiri shalat jenazah, ziarah kubur, dan melakukan tafakur tentang keadaan ahli kubur merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah beberapa manfaat dan makna dari kegiatan tersebut:

Pertama, Menghadiri Shalat Jenazah. Shalat jenazah adalah salah satu bentuk doa dan penghormatan terakhir bagi saudara muslim yang telah meninggal dunia. Dengan menghadiri shalat jenazah, kita mengingat kematian sebagai realitas yang pasti dan mengungkapkan rasa simpati kepada keluarga yang ditinggalkan. Hal ini juga merupakan bentuk solidaritas dan dukungan antar sesama muslim.

Kedua,  Ziarah Kubur. Ziarah kubur adalah kunjungan ke kuburan untuk berdoa bagi orang-orang yang telah meninggal dan untuk merenungkan kehidupan akhirat. Dengan ziarah kubur, kita diingatkan akan sementara dan fana-nya kehidupan dunia, serta pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah kematian. Ini juga menjadi kesempatan untuk berintrospeksi tentang kehidupan kita sendiri dan untuk memperkuat ikatan dengan orang-orang yang telah pergi.

Ketiga, Tafakur tentang Keadaan Ahli Kubur. Tafakur adalah proses merenung dan memikirkan secara mendalam tentang realitas kehidupan dan kematian, serta persiapan untuk kehidupan di akhirat. Dengan melakukan tafakur tentang keadaan ahli kubur, kita diingatkan akan kepentingan untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berakhlak baik di dunia ini agar dapat mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, kita dapat memperkuat keimanan, meningkatkan kesadaran akan kehidupan akhirat, dan menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT. Selain itu, kita juga dapat mengingatkan diri kita sendiri akan pentingnya menghargai setiap momen dalam kehidupan dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan akhirat.

Duduk dan berkumpul dengan orang-orang sholeh menjauhi ahli kebatilan serta senantiasa bertawadhu dan menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT.

Mendekatkan diri kepada orang-orang shalih, menjauhi lingkungan yang mempromosikan kebatilan, dan senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah SWT adalah langkah-langkah yang sangat penting dalam memperkuat iman dan meningkatkan kualitas spiritual seseorang. Berikut adalah beberapa manfaat dan makna dari praktik-praktik tersebut:

Pertama, Berkumpul dengan Orang-orang Shalih. Bersama dengan orang-orang shalih, kita dapat memperoleh inspirasi dan dukungan dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan beriman. Interaksi dengan mereka dapat memotivasi kita untuk meningkatkan ibadah, akhlak, dan pengabdian kepada Allah SWT.

Kedua, Menjauhi Ahli Kebatilan. Menghindari lingkungan dan aktivitas yang mempromosikan kebatilan dan dosa merupakan langkah penting dalam menjaga kesucian hati dan menjaga diri dari godaan syaitan. Dengan menjauhi ahli kebatilan, kita dapat melindungi iman dan menjaga kualitas spiritual kita.

Ketiga, Bertawadhu (Merendahkan Diri). Bertawadhu merupakan sikap rendah hati dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan sesama manusia. Dengan bertawadhu, kita mengakui kebesaran Allah SWT dan melepaskan diri dari kesombongan dan kedengkian.

Keempat, Menghadirkan Rasa Takut kepada Allah SWT. Rasa takut kepada Allah SWT adalah salah satu bentuk kecintaan yang mendalam dan penghargaan yang tinggi terhadap-Nya. Dengan menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan, kita dapat memperkuat keimanan, menjauhi dosa, dan mengarahkan diri kita kepada ketaatan yang lebih besar.

Melalui praktik-praktik ini, kita dapat memperkuat ikatan dengan Allah SWT, meningkatkan kualitas spiritual, dan mendapatkan keberkahan dalam hidup. Selain itu, kita juga dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik secara moral dan spiritual.

Latihlah Diri Sendiri untuk Berlemah Lembut Ketika Sedang Marah.

Berlatih untuk berlemah lembut ketika sedang marah adalah langkah yang sangat baik dalam menjaga hubungan yang baik dengan orang lain dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara untuk melatih diri agar bisa berlemah lembut saat sedang marah:

Pertama, Menyadari Emosi. Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda sedang merasa marah. Ketika Anda merasa mulai marah, cobalah untuk menghentikan diri sejenak dan mengenali emosi yang sedang Anda rasakan. Kesadaran akan emosi adalah kunci untuk dapat mengendalikannya.

Kedua, Mengambil Napas Dalam. Ketika Anda merasa mulai marah, hentikan apa yang sedang Anda lakukan sejenak dan ambil beberapa napas dalam-dalam. Napas dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi intensitas emosi yang sedang Anda rasakan.

Ketiga, Berbicara dengan Lemah Lembut. Ketika Anda merasa sudah cukup tenang untuk berbicara, cobalah untuk menyampaikan pendapat atau perasaan Anda dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Hindari menggunakan kata-kata atau nada suara yang kasar atau mengancam.

Keempat, Berempati. Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan mencoba untuk memahami alasan di balik perilaku mereka. Berempati dengan orang lain dapat membantu Anda menanggapi situasi dengan lebih bijaksana dan lemah lembut.

Kelima,  Menggunakan Humor. Menggunakan humor atau candaan ringan dapat membantu meredakan ketegangan dan mengubah suasana menjadi lebih santai. Namun, pastikan bahwa humor yang Anda gunakan tidak merendahkan atau menyakiti perasaan orang lain.

Keenam, Menggunakan Teknik Relaksasi. Selain napas dalam, Anda juga dapat menggunakan teknik relaksasi lainnya seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan untuk membantu menenangkan pikiran dan tubuh Anda saat sedang marah.

Ketujuh, Belajar dari Pengalaman. Setelah situasi marah reda, luangkan waktu untuk merefleksikan apa yang telah terjadi. Identifikasi faktor-faktor pemicu kemarahan Anda dan pertimbangkan strategi apa yang dapat Anda gunakan untuk menghadapinya di masa depan.

Berlatih untuk berlemah lembut saat sedang marah membutuhkan kesabaran dan waktu, namun hal ini akan membantu Anda menjadi pribadi yang lebih baik dan memperbaiki hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

Oleh: DR. Nasrul Syarif M.Si. 
(Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar