Topswara.com -- Allah SWT berfirman:
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah (2): 195)
Sobat. Orang-orang mukmin diperintahkan membelanjakan harta kekayaannya untuk berjihad fi sabilillah dan dilarang menjatuhkan dirinya ke dalam jurang kebinasaan karena kebakhilannya. Jika suatu kaum menghadapi peperangan sedangkan mereka kikir, tidak mau membiayai peperangan itu, maka perbuatannya itu berarti membinasakan diri mereka.
Menghadapi jihad dengan tidak ada persiapan serta persediaan yang lengkap dan berjihad bersama-sama dengan orang-orang yang lemah iman dan kemauannya, niscaya akan membawa kepada kebinasaan. Dalam hal infak fi sabilillah orang harus mempunyai niat yang baik, agar dengan demikian ia akan selalu memperoleh pertolongan Allah.
Sobat. Harta yang kita miliki adalah titipan Allah SWT, Maka nanti di yaumil akhir akan dihisab dengan dua pertanyaan: Dari mana asal memperoleh harta? Ke mana harta itu dibelanjakan? Benar, dalam ajaran Islam, harta yang dimiliki dianggap sebagai titipan dari Allah SWT, dan manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana harta tersebut diperoleh dan digunakan pada hari Kiamat. Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa seseorang akan dimintai pertanggungjawaban atas harta yang diperolehnya dari sumber yang halal dan bagaimana harta tersebut digunakan selama hidupnya.
Dalam konteks ini, pertanyaan "Dari mana asal memperoleh harta?" menyoroti apakah sumber pendapatan seseorang berasal dari yang halal atau tidak. Harta yang diperoleh dari cara-cara yang tidak halal, seperti penipuan, korupsi, atau kecurangan, dianggap tidak sah menurut ajaran Islam.
Sedangkan pertanyaan "Ke mana harta itu dibelanjakan?" menyoroti bagaimana harta tersebut digunakan selama hidupnya. Islam mengajarkan untuk menggunakan harta dengan cara yang baik dan bermanfaat, seperti untuk keperluan pribadi dan keluarga, serta untuk membantu orang lain yang membutuhkan, seperti memberikan sedekah dan amal.
Penting untuk diingat bahwa dalam Islam, memperoleh harta secara halal dan menggunakan harta tersebut dengan cara yang baik merupakan bagian penting dari ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Pada hari Kiamat, manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua amal perbuatannya, termasuk bagaimana mereka memperoleh dan menggunakan harta mereka.
Agar harta kita menjadi berkah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan menurut ajaran Islam:
1. Memperoleh harta dari sumber yang halal: Pastikan bahwa sumber pendapatan kita bersumber dari cara yang halal dan diperoleh dengan cara yang baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama.
2. Menunaikan zakat: Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu, yang merupakan pengeluaran sebagian dari harta yang dimiliki untuk diberikan kepada yang berhak menerima, seperti fakir miskin, asnaf, dan lainnya. Menunaikan zakat secara rutin membantu membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak baik dan meningkatkan berkah dalam harta.
3. Memberikan sedekah: Selain zakat, memberikan sedekah juga merupakan cara untuk membersihkan harta dan mendatangkan berkah. Sedekah tidak hanya berupa harta, tetapi juga bisa berupa waktu, tenaga, atau keahlian.
4. Menggunakan harta dengan bijak: Mengelola harta dengan bijak, termasuk merencanakan pengeluaran, berinvestasi secara cerdas, dan menghindari pemborosan, akan membantu mempertahankan berkah dalam harta.
5. Berbuat baik kepada sesama: Menggunakan harta untuk membantu sesama manusia, seperti memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, membangun infrastruktur sosial, atau menyumbang untuk tujuan kemanusiaan, juga dapat membawa berkah dalam harta.
6. Berdoa kepada Allah SWT: Berdoa kepada Allah SWT untuk memberkahi harta yang dimiliki dan meminta petunjuk-Nya dalam mengelola harta juga penting. Kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan harta, adalah kunci untuk mendapatkan berkah.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, diharapkan harta kita akan menjadi berkah dan mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat secara luas.
Kehalalan Harta Kita Adalah Inti Keberkahan Hidup
Benar sekali. Kehalalan harta adalah inti dari keberkahan hidup menurut ajaran Islam. Harta yang diperoleh dari sumber yang halal, yaitu dengan cara-cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dan hukum yang berlaku, merupakan fondasi penting untuk mendapatkan berkah dalam hidup.
Kehalalan harta mencakup berbagai aspek, termasuk sumber pendapatan, cara mendapatkan harta, dan penggunaan harta tersebut. Dalam Islam, harta yang diperoleh dari cara yang halal dianggap sebagai berkah karena selaras dengan kehendak Allah SWT dan mengikuti aturan yang ditetapkan dalam agama.
Seseorang yang memperoleh harta dari sumber yang halal akan merasakan berkah dalam kehidupannya, baik secara materiil maupun spiritual. Kehalalan harta memastikan bahwa tidak ada unsur dosa atau kesalahan dalam proses memperolehnya, sehingga harta tersebut menjadi murni dan bermanfaat bagi kehidupan individu dan masyarakat.
Dengan menjadikan kehalalan harta sebagai fokus utama dalam mencari nafkah dan mengelola kekayaan, seseorang dapat mengharapkan berkah yang melimpah dari Allah SWT dalam segala aspek kehidupannya.
Membelanjakan Harta di Jalan Kebaikan Membuat Hidup Kita Berkah dan Bikin Hidup Lebih Hidup
Tepat sekali. Membelanjakan harta di jalan kebaikan tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga membawa berkah dan kebahagiaan bagi diri sendiri. Islam mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada sesama dan mempergunakan harta dengan cara yang baik dan bermanfaat.
Membelanjakan harta di jalan kebaikan dapat berupa berbagai bentuk, seperti memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, menyumbang untuk tujuan kemanusiaan, membangun infrastruktur sosial, membantu pendidikan anak-anak yang kurang mampu, atau mendukung usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tindakan ini tidak hanya membawa manfaat materiil bagi penerima bantuan, tetapi juga memberikan kepuasan batin bagi pemberi bantuan. Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa memberikan sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang, bahkan dapat membawa keberkahan dan pertumbuhan dalam harta tersebut.
Selain itu, dengan membantu orang lain dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat, kita juga dapat memperluas jaringan sosial, memperoleh pengalaman baru, dan mendapatkan rasa kepuasan yang mendalam karena dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, membiasakan diri untuk membantu sesama dan menggunakan harta untuk tujuan yang baik dan bermanfaat akan membawa berkah bagi kehidupan kita sendiri serta membuat hidup menjadi lebih berarti dan penuh makna.
Ingatlah Selalu dalam Kebaikan Terkandung Nikmat Keberkahan dari Allah SWT
Betul sekali. Dalam setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan, terkandung nikmat keberkahan dari Allah SWT. Dalam ajaran Islam, Allah SWT menjanjikan berkah dan balasan yang melimpah bagi setiap amal baik yang dilakukan hamba-Nya dengan tulus dan ikhlas.
Menanamkan kesadaran akan nikmat keberkahan dalam setiap tindakan kebaikan adalah penting dalam memperkokoh iman dan menjaga hubungan kita dengan Allah SWT. Ketika kita melakukan kebaikan dengan niat yang tulus dan ikhlas, Allah SWT akan memberikan berkah dalam berbagai bentuk, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat.
Nikmat keberkahan dari Allah SWT juga bisa dirasakan melalui perasaan damai dan kebahagiaan yang kita rasakan saat kita berbuat baik kepada sesama. Hal ini membuktikan bahwa Allah SWT senantiasa hadir dalam setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan dan memberikan dukungan serta perlindungan-Nya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mengingat dan mensyukuri nikmat keberkahan dari Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan kita, terutama dalam melakukan kebaikan kepada sesama. Dengan demikian, kita dapat terus termotivasi untuk melakukan amal kebaikan yang lebih banyak lagi dan menjadikan hidup kita lebih bermakna dan berkah.
Manejemen Pengelolaan Harta dalam Islam
Manajemen pengelolaan harta dalam Islam sangat ditekankan untuk memastikan bahwa harta yang dimiliki dikelola dengan bijak dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Berikut adalah beberapa prinsip dasar dalam manajemen pengelolaan harta dalam Islam:
1. Kehalalan: Prinsip utama dalam manajemen pengelolaan harta dalam Islam adalah memastikan bahwa harta tersebut diperoleh dari sumber yang halal dan sesuai dengan hukum syariah. Hal ini mencakup memastikan bahwa pendapatan berasal dari usaha yang halal, investasi yang tidak melanggar prinsip syariah, dan menghindari segala bentuk penipuan, riba, atau sumber pendapatan yang tidak sah.
2. Zakat: Zakat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, yaitu memberikan sebagian dari harta yang dimiliki kepada yang berhak menerima, seperti fakir miskin, asnaf, dan lainnya. Zakat bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga merupakan bagian dari manajemen pengelolaan harta yang menghilangkan sifat kikir dan membantu membersihkan harta dari unsur-unsur yang tidak baik.
3. Bersikap hemat dan tidak boros: Islam mengajarkan untuk bersikap hemat dan tidak boros dalam menggunakan harta. Ini termasuk merencanakan pengeluaran dengan bijak, menghindari pemborosan pada hal-hal yang tidak penting, dan memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan yang benar-benar diperlukan.
4. Berinvestasi dengan bijak: Islam mendorong umatnya untuk berinvestasi dengan bijak untuk meningkatkan nilai harta dan mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, investasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip syariah, menghindari investasi yang melanggar hukum agama, seperti investasi dalam perjudian, alkohol, atau industri yang merugikan lingkungan.
5. Memberikan sedekah dan infak: Selain zakat, memberikan sedekah dan infaq juga merupakan bagian penting dari manajemen pengelolaan harta dalam Islam. Sedekah dan infak membantu membersihkan harta dari sifat keserakahan, meningkatkan rasa empati terhadap sesama, dan mendatangkan berkah dalam kehidupan.
6. Berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT: Dalam manajemen pengelolaan harta, penting untuk selalu berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT. Meminta petunjuk-Nya dalam setiap keputusan finansial, bersyukur atas nikmat yang diberikan, dan memohon perlindungan-Nya dari sifat serakah dan boros merupakan bagian integral dari manajemen harta dalam Islam.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam manajemen pengelolaan harta, seorang Muslim diharapkan dapat mengelola harta dengan bijak, mendapatkan berkah dalam kehidupan dunia dan akhirat, serta memperoleh kebahagiaan yang sejati dalam hidup.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Ramadhan Maghfirah 1445H
0 Komentar