Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kerusakan Moral Generasi Buah Buruk Sistem Pendidikan Sekuler

Topswara.com -- Pemuda adalah generasi penerus peradaban. Namun sangat miris ketika melihat kondisi generasi saat ini. Bahkan negeri ini bisa hancur karena ulah dari generasi yang tidak berakhlak. Seharusnya generasilah yang menjadi aset penerus peradaban bukan malah menjadi perusak peradaban. 

Maka mereka harus dibina pola pikir dan akhlaknya dengan cara yang benar agar melahirkan generasi peradaban yang berkualitas. 

Seperti dilansir detiknews.com Sebanyak 170 pelajar yang terlibat dalam aksi konvoi berdalih bagi-bagi takjil hingga pelaku tawuran di kawasan Jakarta Pusat dikumpulkan di Balai Kota DKI Jakarta. Ratusan pelajar itu mengikuti apel pengarahan serta diminta membacakan surat pernyataan agar tak mengulangi perbuatannya (3/4/2024).

Juga yang dilansir oleh kompas.com, polisi menangkap seorang pemuda berinisial RZ (24) warga Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara karena diduga berulang kali memperkosa pacarnya, siswi sekolah menengah atas. Korban masih berusia 15 tahun (3/4/2024).

Sungguh kerusakan generasi saat ini telah menciptakan berbagai macam kejahatan. Salah satu faktornya adalah pendidikan, tentu harus bersandar pada pendidikan yang benar agar melahirkan generasi cemerlang. 

Namun sayangnya di negeri kita hari ini menerapkan pendidikan sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Sistem sekulerisme sendiri telah menciptakan kurikulum pendidikan yang mengarah pada kerusakan pada generasi saat ini. 

Buktinya saat ini kondisi generasi muda sedang tidak baik-baik saja. Pola pikir dan perilaku yang tidak benar yang berasaskan kurikulum sekularisme kini menjadi kekhawatiran generasi peradaban umat. Bagaimana tidak, setiap hari harus menyaksikan kondisi yang dilakukan generasi kita dengan moral yang bejat dan rusak. 

Sesungguhnya fitrah manusia harus terikat dengan aturan sang pencipta, bukan memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya akan menimbulkan kerusakan dan kekacauan. Minimnya keimanan telah mempengaruhi generasi saat ini. 

Pada dasarnya mereka hanya dididik untuk mendapatkan materi sehingga outputnya jauh dari harapan. Kurikulum pendidikan saat ini yang setiap tahun sekali berganti kini terbukti gagal dalam mencetak generasi yang berkualitas. Itulah sebabnya generasi minim iman dan akhlak, bahkan melahirkan generasi yang memiliki moral yang rusak. 

Terbukti kondisi saat ini, mereka yang baru duduk di SMP atau SMA telah memperlihatkan perilaku kriminal seperti pemerkosaan, tawuran, dan lainnya. 

Tidak ada nasehat antar sesama dan kebebasan berprilaku mendorong para pelaku untuk berbuat kemaksiatan. Seakan mereka melakukan tidak ada dosa dan larangan Allah SWT. 

Sehingga berdampak pada lingkungan yang mempengaruhi pembentukan kepribadian generasi oleh sistem sekuler. Serta adanya konten kekerasan dan seksual yang kini menjadi bahan konsumsi mereka.

Kurikulum pendidikan sekuler adalah kurikulum yang berasaskan materi dan pendidikan yang menjauhkan dari nilai-nilai agama. Karena sejatinya tujuan awal hanya untuk menguatkan pendidikan sekuler dan bekerja serta bersaing demi tercapainya cita-cita mereka tanpa memandang halal haram. Akibatnya ketika bekerja melahirkan generasi-generasi yang korup. 

Sangat mustahil memang melahirkan bibit generasi yang berimtak dan beriptek, selama pendidikan sekuler masih dijadikan tolak ukur dalam merancang pendidikan. 

Oleh karena itu, penyelesaiannya bukan dengan perubahan kurikulum saja, tetapi semua sumber penyakit dalam sistem sekuler yang menyebabkan kegagalan dalam pendidikan harus dihilangkan.

Yakni mengganti sisem pendidikan sekuler dengan pendidikan Islam yang akan melahirkan generasi taat kepada Tuhannya dan memahami bahwa dirinya adalah mahluk Allah SWT. 

Sebagaimana firman Allah yang artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepadaku" (Q.S. Adz-dzariyat: 56). 

Maka dibutuhkan solusi kesatuan langkah di antara keluarga, sekolah, dan negara dalam mewujudkan misi besar untuk kelangsungan generasi. 

Keluarga berperan besar menjadi madrasah pertama anak, mereka dibina imannya agar senantiasa taat kepada Tuhannya, lingkungannya senantiasa mengontrol gerak gerik mereka, dan negara memberikan dan memberlakukan aturan tegas jika melakukan kemaksiatan. Sayangnya itu tidak didapatkan di sistem hari ini.

Sedangkan sistem Islam mengatur itu semua. Islam tidak memisahkan aturan Allah dari kehidupan. Justru mewajibkan semua kehidupan berkaitan dengan aturan Allah. 

Negara Islam berperan untuk mendidik dan membentuk generasi umat. Yaitu menerapkan pendidikan Islam karena dengan memiliki ilmu, mereka terbebas dari kebodohan dan kekufuran. Tentunya yang berasaskan akidah Islam. 

Pendidikan Islam akan menumbuhkan pola pikir dan pola sikap yang sesuai syariat Islam. Bahkan Islam tidak akan memakai standar materi dan kepuasan tetapi untuk meraih ridha Allah SWT semata. 

Selain itu semua ilmu diajarkan untuk mencerdaskan akal dan meningkatkan taraf berpikir anak didik sehingga mereka mampu menyelesaikan masalah kehidupan dengan ilmu tersebut. Seperti itulah pembentukan kepribadian generasi peradaban dalam Islam.

Waalahualam Bishawab.


Ruji'in Ummu Aisyah
Pegiat Opini Lainea Konawe Selatan
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar