Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kekuatan dan Keutamaan Rasa Syukur


Topswara.com -- Sobat. Ungkapan rasa syukur adalah kebiasaan sederhana namun memiliki dampak yang sangat kuat dalam meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental seseorang. Melatih diri untuk bersyukur atas hal-hal kecil dalam hidup dapat membantu mengubah perspektif menjadi lebih positif, mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan memperkuat hubungan sosial. 

Dengan mengalihkan fokus dari hal-hal yang kurang baik atau yang tidak terpenuhi, seseorang dapat lebih memperhatikan berkah dan hal-hal baik yang ada dalam hidupnya, sehingga menciptakan sikap yang lebih optimis dan bahagia.

Wujudkan Rasa Syukur dengan Amal Perbuatan

Betul sekali. Salah satu cara paling efektif untuk mewujudkan rasa syukur adalah melalui amal perbuatan. Berikut beberapa contoh cara untuk mewujudkan rasa syukur melalui amal perbuatan:

1. Membantu Sesama: Luangkan waktu dan tenaga untuk membantu mereka yang membutuhkan. Ini bisa berupa memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan, menyumbangkan barang-barang yang tidak terpakai, atau memberikan bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan.

2. Membagikan Pengetahuan dan Keterampilan: Jika Anda memiliki pengetahuan atau keterampilan tertentu, bagilah dengan orang lain. Ini bisa melalui memberikan pelatihan, mengajar, atau memberikan saran kepada mereka yang membutuhkan.

3. Membantu Lingkungan: Melindungi dan menjaga lingkungan juga merupakan bentuk amal perbuatan yang penting. Ini bisa berupa melakukan kegiatan penanaman pohon, membersihkan lingkungan, atau mendukung program-program perlindungan lingkungan.

4. Menyebarkan Kebaikan: Sebarkan kebaikan dengan melakukan tindakan kecil yang dapat membuat perbedaan dalam kehidupan orang lain, seperti memberikan senyuman, memberikan pujian, atau memberikan dorongan positif kepada orang lain.

5. Menghargai dan Memanfaatkan Waktu: Gunakan waktu Anda dengan bijaksana untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ini bisa berupa menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman, atau melakukan kegiatan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional.
Melalui amal perbuatan ini, kita tidak hanya mewujudkan rasa syukur kita, tetapi juga memberikan dampak positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita.

Hakikat Syukur dalam Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam, syukur (shukr) merupakan salah satu konsep yang sangat penting dan diajarkan secara luas dalam Al-Quran dan Sunnah (ajaran Nabi Muhammad SAW). Syukur merupakan ungkapan rasa terima kasih dan pengakuan atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Berikut adalah beberapa hakikat syukur dalam pandangan Islam:

1. Pengakuan terhadap Nikmat: Hakikat syukur dalam Islam adalah pengakuan manusia terhadap nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada mereka. Ini termasuk nikmat-nikmat fisik, seperti kesehatan, rezeki, dan keamanan, serta nikmat-nikmat spiritual, seperti iman, petunjuk, dan rahmat.

2. Menggunakan Nikmat dengan Baik: Syukur dalam Islam juga mencakup penggunaan nikmat-nikmat tersebut dengan cara yang baik dan sesuai dengan kehendak Allah SWT. Manusia diperintahkan untuk menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, serta untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Menyadari Keterbatasan Manusia: Salah satu aspek penting dari syukur dalam Islam adalah menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah SWT dan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam menghargai dan memahami nikmat tersebut. Oleh karena itu, manusia diminta untuk tidak menyombongkan diri dan mengakui ketergantungan mereka kepada Allah SWT.

4. Menghindari Kufur Nikmat: Salah satu aspek yang diajarkan dalam Islam adalah pentingnya menghindari keingkaran (kufur) terhadap nikmat-nikmat Allah SWT. Ini berarti bahwa tidak mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dapat dianggap sebagai tindakan kufur atau nankrani, yang merupakan tindakan yang sangat tercela.

5. Syukur sebagai Ibadah: Dalam Islam, syukur juga dianggap sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Ketika seseorang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, itu merupakan bentuk penghambaan dan pengakuan atas kebesaran dan kemurahan-Nya.

Dengan memahami hakikat syukur dalam pandangan Islam, umat Muslim diharapkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, baik dalam keadaan senang maupun susah, serta menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain.

Ibnu Ataillah al-Iskandari, seorang sufi dan ulama besar dari Mesir yang hidup pada abad ke-13 Masehi, dikenal karena karyanya yang terkenal, "Al-Hikam" (Hikmah-hikmah). Dalam karyanya ini, beliau menjelaskan berbagai konsep spiritual, termasuk hakikat syukur. 

Salah satu penjelasan Ibnu Ataillah tentang syukur adalah: "Hakikat syukur adalah dengan mencintai nikmat Allah melebihi nikmat itu sendiri dan mencintai sebab pemberi nikmat lebih dari nikmat itu sendiri. Itulah cinta sejati."

Dalam penjelasannya ini, Ibnu Ataillah menekankan bahwa syukur sejati tidak hanya tentang menghargai nikmat yang diterima, tetapi juga mencintai Sang Pemberi nikmat, yaitu Allah SWT, melebihi nikmat itu sendiri. Hal ini mencerminkan hubungan spiritual yang mendalam antara hamba dan penciptanya, di mana cinta kepada Allah melebihi apapun, termasuk nikmat yang diberikan-Nya.

Selain itu, Ibnu Ataillah juga menyoroti pentingnya mencintai sebab pemberi nikmat. Ini berarti kita harus menghargai dan mencintai berbagai faktor atau sebab yang Allah gunakan untuk memberikan nikmat kepada kita, seperti orang-orang yang menjadi perantara atau medium bagi nikmat tersebut.

Dengan pemahaman ini, Ibnu Ataillah mengajak untuk memahami syukur sebagai suatu bentuk cinta dan penghormatan yang mendalam kepada Allah SWT, yang mencakup penghargaan terhadap nikmat-Nya serta penghargaan terhadap berbagai sebab atau medium yang digunakan-Nya untuk memberikan nikmat tersebut kepada kita.

Ayat-Ayat dalam Al-Qur'an yang Berbicara Mengenai Syukur 

Terdapat banyak ayat dalam Al-Qur'an yang membahas tentang pentingnya syukur dan bersyukur kepada Allah SWT. Berikut adalah salah satu ayat Al-Qur'an yang menyoroti konsep syukur:

1. Al-Baqarah (2:152):
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ  

"Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."

Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.

2. Al-Naml (27:19):

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكٗا مِّن قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ  

"Maka Sulaiman tersenyum dengan gembira karenanya dan berkata: 'Ya Tuhanku, berilah aku kekuasaan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang Engkau telah anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan untuk melakukan amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah aku rahmat-Mu dan masukkanlah aku ke dalam (barisan) hamba-hamba-Mu yang saleh.'"

Sobat. Mendengar perkataan raja semut bahwa Sulaiman dan tentaranya tidak bermaksud membinasakan mereka dan berbuat jahat, membuat Sulaiman tersenyum. Raja semut itu juga mengatakan bahwa seandainya ada di antara semut-semut itu yang terinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, maka hal itu bukanlah sengaja dilakukannya, tetapi karena Sulaiman dan tentaranya tidak melihat mereka, karena tubuh mereka amat kecil. 

Atas rahmat dan karunia yang telah diberikan Allah kepada Sulaiman berupa kemampuan memahami percakapan raja semut itu, dan adanya semacam anggapan baik dari raja semut terhadap Sulaiman dan bala tentaranya, maka Sulaiman berdoa kepada Allah, "Wahai Tuhanku Yang Pemberi Rahmat, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang terus-menerus mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. 

Jadikanlah aku sebagai seorang hamba-Mu yang selalu mengerjakan amal-amal saleh yang Engkau ridai, dan jadikanlah aku orang yang berkeinginan mengerjakan amal saleh itu. Bila aku meninggal dunia, masukkanlah aku ke dalam surga bersama-sama orang-orang yang saleh yang Engkau masukkan ke dalamnya dengan rahmat-Mu."

Dari doa Nabi Sulaiman itu dipahami bahwa yang diminta oleh Sulaiman kepada Allah ialah kebahagiaan yang abadi di akhirat nanti. Sekalipun Allah telah melimpahkan beraneka ragam kesenangan dan kekuasaan duniawi kepadanya, namun ia tidak lupa diri karenanya. Ia yakin bahwa kesenangan duniawi itu adalah kesenangan yang sementara sifatnya dan tidak kekal.

Sikap Nabi Sulaiman pada waktu menerima nikmat Allah itu adalah sikap yang harus dicontoh dan dijadikan suri teladan oleh setiap kaum Muslimin. Berdoa dan bersyukurlah kepada Allah setiap mendapatkan nikmat-Nya, dan tidak bersikap mengingkari nikmat-Nya.

Dalam ayat-ayat ini, Allah SWT menyerukan kepada manusia untuk bersyukur atas nikmat-Nya, tidak mengingkari nikmat-Nya, dan memahami bahwa segala sesuatu yang baik datang dari-Nya. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa syukur kepada Allah SWT adalah kunci untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan-Nya.

HIkmah dan Keutamaan Syukur dalam Islam

Syukur memiliki hikmah dan keutamaan yang sangat penting dalam Islam. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Meningkatkan Kepuasan Hidup: Orang yang bersyukur cenderung memiliki perasaan puas dan bahagia dengan hidupnya. Dengan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, seseorang akan lebih mampu menemukan kebahagiaan dalam keadaan apa pun.

2. Meningkatkan Kualitas Iman: Syukur adalah tanda kualitas iman yang baik. Ketika seseorang bersyukur kepada Allah SWT, itu menunjukkan pengakuan terhadap kebesaran-Nya dan kepercayaan bahwa segala sesuatu datang dari-Nya. Hal ini dapat memperkuat iman seseorang dan mendekatkannya kepada Allah SWT.

3. Mendatangkan Keberkahan: Allah SWT berjanji untuk memberkahi orang-orang yang bersyukur. Dalam Al-Qur'an, Allah menyatakan bahwa Dia akan menambah nikmat-Nya bagi mereka yang bersyukur (Ibrahim: 7). Dengan bersyukur, seseorang akan memperoleh lebih banyak nikmat dan berkah dari Allah SWT.

4. Melatih Kesabaran dan Ketabahan: Syukur membantu seseorang untuk melatih kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Dengan bersyukur atas segala kondisi dan peristiwa yang terjadi, seseorang belajar menerima dan menghadapi ujian dengan lebih tenang dan tabah.

5. Menjauhkan Diri dari Kufur Nikmat: Salah satu keutamaan syukur adalah bahwa itu menjaga seseorang dari terjerumus ke dalam kufur nikmat, yaitu mengingkari atau tidak menghargai nikmat-nikmat Allah SWT. Dengan bersyukur, seseorang selalu mengakui dan menghargai nikmat-nikmat yang diberikan-Nya.

6. Mengubah Perspektif Hidup: Syukur membantu seseorang untuk melihat hidup dari sudut pandang yang lebih positif. Dengan fokus pada hal-hal yang baik dan bersyukur atas mereka, seseorang dapat mengubah sikapnya terhadap kehidupan dan menghadapi tantangan dengan lebih optimis.

Dengan demikian, syukur memiliki hikmah dan keutamaan yang besar dalam Islam. Ini bukan hanya merupakan tindakan ibadah, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan, keberkahan, dan kedamaian dalam hidup. Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Filsafat Pendidikan Pascasarjana UIT Lirboyo 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar