Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kaya Amal Hidup Abadi di Surga


Topswara.com -- Sobat. Allah SWT Berfirman:
مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ  

“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-An’am (6): 160)

Sobat. Pada ayat ini diterangkan dengan jelas, bahwa siapa berbuat amal baik, maka Allah akan memberikan pahala balasannya di hari akhirat dengan sepuluh kali lipat amalnya. Barang siapa berbuat kejahatan hanya dibalas setimpal dengan kejahatannya, sebab Allah tidak akan menganiaya sedikitpun atau merugikan mereka. Yang dimaksud dengan orang yang beramal baik di sini ialah orang-orang mukmin, karena amal baik orang kafir sebelum masuk Islam tidak akan bermanfaat bagi mereka di akhirat, seperti yang diterangkan di dalam firman Allah: 

ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ  

Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan. (al-An'am/6: 88)

Maksud dari ungkapan "balasan sepuluh kali lipat" di sini belum termasuk apa yang dijanjikan Allah dengan balasan yang jauh lebih banyak dan berlipat ganda kepada orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah sampai 700 kali lipat.

Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun. (at-Tagabun/64: 17)

Di dalam hadis Nabi Muhammad, banyak dijumpai tentang balasan amal baik dan amal jahat bahkan diterangkan pahala bagi orang yang belum mengerjakan suatu perbuatan baik tapi hanya sekadar niat atau ketetapan hati untuk meluluhkannya. Hal ini tersebut dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah yang menceritakan sebagai berikut: 

Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Allah berfirman, apabila hamba-Ku hendak mengerjakan kebaikan dan tidak dikerjakannya, maka tulislah baginya satu pahala kebajikan. Dan apabila dikerjakannya, maka tulislah sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan. Dan apabila hamba-Ku hendak mengerjakan suatu pekerjaan jahat, janganlah dituliskan (jangan dicatat) sebagai suatu kesalahan sebelum dikerjakannya. Dan apabila dikerjakannya, catatlah baginya satu kesalahan (kejahatan)." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Allah berfirman kepada malaikat-Nya, apabila hamba-Ku hendak mengerjakan suatu pekerjaan jahat, janganlah dituliskan (jangan dicatat) sebagai suatu kesalahan sebelum dikerjakannya. Dan apabila dikerjakannya, catatlah baginya satu kesalahan (kejahatan). Dan jika ditinggalkannya (tidak jadi diperbuatnya) karena Aku (karena Allah), maka tulislah baginya satu kebajikan. Dan apabila ia hendak mengerjakan kebaikan dan tidak dikerjakannya, maka tulislah baginya satu pahala kebajikan. Dan apabila dikerjakannya, maka tulislah sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan baginya."

Allah SWT berfirman:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًاۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ  

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha (20): 132)

Sobat. Ayat ini menjelaskan amanat berikutnya yang tidak kurang pen-tingnya dari perintah sebelumnya ialah perintah Allah kepada Nabi saw menyuruh untuk keluarganya mengerjakan salat dan sabar dalam melaksanakan salat dengan menjaga waktu dan kesinambungannya. Perintah itu diiringi dengan perintah yang kedua yaitu dengan peringatan bahwa Allah tidak minta rezeki kepada Nabi, sebaliknya Allah yang akan memberi rezeki kepadanya, sehingga Nabi tidak perlu memikirkan soal rezeki keluarganya. 

Oleh sebab itu keluarganya agar jangan terpengaruh atau menjadi silau matanya melihat kekayaan dan kenikmatan yang dimiliki oleh istri-istri orang kafir itu. Demikianlah amanat Allah kepada Rasul-Nya sebagai bekal untuk menghadapi perjuangan berat, yang patut menjadi contoh teladan bagi setiap pejuang yang ingin menegakkan kebenaran di muka bumi. 

Mereka harus lebih dahulu menjalin hubungan yang erat dengan Khaliknya yaitu dengan tetap mengerjakan salat dan memperkokoh batinnya dengan sifat tabah dan sabar. Di samping itu haruslah seisi rumah tangganya mempunyai sifat seperti yang dimilikinya. Dengan demikian ia akan tabah berjuang tidak diombang-ambingkan oleh perhiasan kehidupan dunia seperti kekayaan, pangkat dan kedudukan. 

Amanat-amanat inilah yang dipraktekkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya sehingga mereka benar-benar sukses dalam perjuangan mereka sehingga dalam masa kurang lebih 23 tahun saja Islam telah berkembang dengan pesatnya di seluruh jazirah Arab dan jadilah kalimah Allah kalimah yang paling tinggi dan mulia.

Jika Rasul dan keluarganya menghadapi berbagai kesuliltan, beliau mengajak keluarganya untuk shalat, sebagaimana diriwayatkan dari sabit, ia berkata : 

Apabila keluarga Nabi ditimpa kesusahan, beliau memerintahkan mereka, "Ayo salatlah, salatlah," sabit berkata, "Para nabi jika tertimpa kesusahan mereka segera menunaikan salat." (Riwayat Ibnu Abi hatim)

Sobat. Salah satu keutamaan besar sholat fardhu dalam Islam adalah bahwa ia memiliki kemampuan untuk menggugurkan dosa-dosa kita. Hal ini didukung oleh berbagai hadits yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Di antara hadits-hadits tersebut adalah:

1. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang muslim melaksanakan shalat lima waktu secara khusyuk dan penuh kesadaran, diampuni baginya dosa-dosanya yang lalu, selama ia menjauhi dosa-dosa besar." (HR. Muslim)

2. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Shalat lima waktu, shalat Jumu'ah hingga Jumu'ah, dan puasa Ramadan hingga Ramadan, semuanya itu dapat menggugurkan dosa di antara keduanya selama jauh dari dosa-dosa besar." (HR. Muslim)

3. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang hamba berdiri dalam shalat, maka ia berada dalam keadaan bercakap-cakap dengan Rabbnya. Karena itu, hendaklah ia mengawasi apa yang ia katakan." (HR. al-Bukhari)

Dari hadits-hadits tersebut, kita memahami bahwa sholat fardhu memiliki keutamaan yang besar dalam menghapus dosa-dosa kita. 

Namun, hal ini asalkan sholat tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran, khusyuk, dan menjauhi dosa-dosa besar. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk melaksanakan sholat dengan sungguh-sungguh dan mengikuti tuntunan agama secara benar, sehingga kita dapat meraih keutamaan dan ampunan dari Allah SWT.

Sobat. Abdullah bin Amr ra. Berkata bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa menjaga sholatnya, maka sholat akan menjadi cahaya , pembela, penyelamat baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaganya , maka tidak ada cahaya, pembela, dan penyelamat baginya. Serta pada hari kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ibnu Hibban dan Thabrani)

Sobat. Hadits yang disebutkan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr ra., yang menyampaikan peringatan dari Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya menjaga sholat. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa bagi mereka yang memelihara sholat dengan sungguh-sungguh, sholat akan menjadi sumber cahaya, pembela, dan penyelamat bagi mereka di hari kiamat. Namun, bagi mereka yang tidak menjaga sholat, tidak akan ada cahaya, pembela, atau penyelamat baginya. Mereka akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang zalim seperti Fir'aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf pada hari kiamat.

Hadits ini menekankan pentingnya sholat sebagai kewajiban yang harus dipelihara oleh setiap muslim. Sholat bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT, menambah keimanan, dan memperbaiki akhlak. Oleh karena itu, menjaga sholat dengan sungguh-sungguh adalah suatu tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang memelihara sholat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga kita bisa meraih manfaat dan keberkahan yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar