Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kabar Gembira bagi Hamba-Nya yang Taat


Topswara.com -- Sobat, sesungguhnya Ilmu itu diraih dengan belajar dan kearifan diraih dengan bersabar. Barangsiapa mencari kebaikan, maka diberi dan barangsiapa menghindari keburukan pasti dijaga darinya. Demikian kata Abu Darda' r.a.

Pesan yang disampaikan oleh Abu Darda' r.a adalah sangat bijaksana dan memiliki nilai yang mendalam. Mari kita bahas maknanya:

1. Ilmu dan Pembelajaran: Abu Darda' r.a menekankan pentingnya belajar untuk memperoleh ilmu. Ilmu tidak diperoleh secara instan, melainkan melalui proses pembelajaran yang berkesinambungan. Ini menegaskan bahwa setiap orang harus berusaha untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya.

2. Kearifan dan Kesabaran: Kearifan hidup tidak hanya didapat melalui pengetahuan, tetapi juga melalui pengalaman hidup dan sikap yang sabar dalam menghadapi berbagai situasi. Kesabaran adalah kunci untuk meraih kearifan karena banyak pelajaran yang bisa dipetik dari proses menunggu dan menghadapi tantangan.

3. Pencarian Kebaikan: Abu Darda' ra mengajak kita untuk selalu mencari kebaikan dalam hidup. Pencarian ini meliputi segala aspek, baik dalam hal pengetahuan, perbuatan baik, maupun kesempatan untuk berbuat kebaikan kepada orang lain.

4. Menghindari Keburukan: Selain mencari kebaikan, penting juga untuk menjauhi segala bentuk keburukan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memperoleh kebaikan, kita juga perlu memilah dan menjauhi segala hal yang dapat membawa kerugian atau keburukan.

Pesan ini menggambarkan filosofi hidup yang seimbang antara usaha, kesabaran, kebaikan, dan menjauhi keburukan. Hal-hal ini merupakan prinsip yang dapat membimbing seseorang untuk hidup dengan baik dan bermakna.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman karena iman dan ketakwaan mereka, Allah memberikan rida dan surga sebagai balasan untuk mereka. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 25.

Ayat 25 dari Surah Al-Baqarah dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ  

"Dan beri kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, bahwa bagi mereka ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap mereka diberi rezki dari buah-buahannya sebagai rezki yang tetap, mereka berkata, 'Inilah rezki yang telah diberikan kepada kami dahulu', dan mereka diberi (rezki) yang serupa dengan itu; dan mereka di dalamnya memperoleh isteri-isteri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah: 25).

Sobat, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar menyampaikan "berita gembira" kepada orang-orang yang beriman. Sifat-sifat berita gembira itu ialah berita yang dapat menimbulkan kegembiraan dalam arti yang sebenarnya bagi orang-orang yang menerima atau mendengar berita itu. "Berita gembira" hanya ditujukan kepada mereka yang bekerja dan berusaha dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang digariskan oleh agama. Karena itulah Allah menyuruh Nabi Muhammad menyampaikan berita gembira itu kepada mereka yang beriman dan berbuat baik.

Iman yang dihargai Allah adalah iman yang hidup, yakni iman yang dibuktikan dengan amal kebajikan. Sebaliknya, Allah tidak menghargai amal apabila tidak berdasarkan iman yang benar.
"Amal" (perbuatan) ialah mewujudkan suatu perbuatan atau pekerjaan, baik berupa perkataan, perbuatan atau pun ikrar hati, tetapi yang biasa dipahami dari perkataan "amal" ialah perbuatan anggota badan. Amal baik mewujudkan perbuatan yang baik seperti yang telah ditentukan oleh agama.

Pada ayat di atas Allah SWT menyebut perkataan "beriman" dan "berbuat baik", karena "berbuat baik" itu adalah hasil daripada "iman". Pada ayat di atas ini juga disebut balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman, yaitu surga dengan segala kenikmatan yang terdapat di dalamnya.

"Surga" menurut bahasa berarti "taman" yang indah dengan tanam-tanaman yang beraneka warna, menarik hati orang yang memandangnya. Yang dimaksud dengan "surga" di sini tempat yang disediakan bagi orang yang beriman di akhirat nanti.
Surga termasuk alam gaib, tidak diketahui hakikatnya oleh manusia, hanya Allah saja yang mengetahuinya. Yang perlu dipercaya adalah bahwa surga merupakan tempat yang penuh kenikmatan jasmani dan rohani yang disediakan bagi orang yang beriman. Bentuk kenikmatan itu tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan duniawi.

Ayat ini memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh tentang pahala yang akan mereka terima di akhirat. Allah menjanjikan surga yang indah, dihiasi dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, memberikan makanan yang lezat dan berlimpah, serta memberikan pasangan yang suci dan abadi.

Ini adalah penghiburan dan motivasi bagi orang-orang yang teguh dalam iman dan amal saleh. Ayat ini juga menunjukkan bahwa keimanan dan ketakwaan seseorang tidak akan sia-sia, dan Allah akan memberikan balasan yang adil dan berlimpah bagi mereka di dunia dan akhirat.

Demikian juga dalam surat yasin ayat 11. Allah memuji hamba-Nya yang takut kepada-Nya meskipun ia tidak melihat-Nya, lalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Allah memberi kabar gembira dengan ampunan yang luas dan pahala yang agung.

Ayat 11 dari Surah Yasin dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكۡرَ وَخَشِيَ ٱلرَّحۡمَٰنَ بِٱلۡغَيۡبِۖ فَبَشِّرۡهُ بِمَغۡفِرَةٖ وَأَجۡرٖ كَرِيمٍ  

“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (QS. Yasin (36) : 11).

Sobat, pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa hanya orang yang dapat menerima petunjuk Nabi Muhammad yang takut mendengar ancaman Allah, yakni orang-orang yang beriman pada Al-Qur'an dan mau melaksanakan pedoman yang telah digariskannya. Mereka merasa sadar, gentar, dan ngeri bila mendengar ancaman dan siksaan Allah. Allah Maha Besar rahmat-Nya dan Mahapedih siksa-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat lain:
"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (al-hijr/15: 49-50).

Sobat, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan mendapat magfirah (ampunan) dan pahala yang mulia, yaitu nikmat yang abadi yang tidak dapat dilukiskan, tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terlintas dalam hati. 

Ayat lain menyatakan:
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar. (al-Mulk/67: 12).

Maksud firman Allah "takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih walaupun tidak melihatnya" ialah selalu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya di saat ada atau tidak orang yang mengetahui, atau ia bertakwa kepada Allah, baik waktu ia sendirian maupun bersama orang lain. Orang-orang beriman dan berkepribadian seperti di ataslah yang diberi Allah kabar gembira melalui Nabi Muhammad. Kabar gembira itu adalah segala dosa yang pernah mereka kerjakan akan diampuni Allah dengan magfirah-Nya, dan mereka akan menikmati pahala yang mulia yakni surga yang luasnya seluas langit dan bumi, seperti yang dinyatakan oleh ayat:

۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ 

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (ali 'Imran/3: 133).

Meskipun ayat ini tidak secara langsung menyebutkan tentang pujian Allah kepada hamba-Nya yang takut kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya, tetapi ayat ini memberikan peringatan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberitahukan kaumnya, baik itu keluarga dekat atau komunitasnya yang terdekat, untuk takut kepada azab Allah yang pedih.

Namun, dalam konteks umum Al-Qur'an, tema tentang pujian Allah kepada hamba-Nya yang takut kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya bisa ditemukan di berbagai ayat, meskipun tidak secara khusus di Surah Yasin ayat 11. Tujuan dari pujian tersebut adalah untuk memberikan motivasi kepada umat manusia untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya dengan baik.

Allah SWT memberikan kabar gembira bagi mereka yang bertakwa dengan pahala yang agung dan ampunan yang luas. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan dan kesuksesan hakiki dalam kehidupan akhirat didasarkan pada ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Psikologi Pendidikan Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar