Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Solusi Tuntas Kekerasan pada Anak

Topswara.com -- Baru-baru ini ada berita duka yang sedang viral di sosial media, tentang seorang baby siter yang menganiaya anak majikannya dengan begitu keji. Anak dari seorang selebgram, terekam CCTV memperlihatkan bagaimana seorang yang ditugaskan untuk menjaga anaknya, dangan kejam menganiaya anak tersebut, tanpa perasaan sehingga membuat kondisi anak yang memprihatinkan. 

Pelaku mengungkapkan motif penganiayaan tersebut barawal dari rasa kesal karena penolakan balita JAP untuk diolesi saleb luka, ditambah lagi karena ada keluarga pelaku yang sedang sakit. 
Namun ungkapan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan untuk melakukan tindakan keji yang jauh dari rasa kemanusiaan. 
(liputan6.com/03/03/2024)

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melaporkan, ada sebanyak 16.854 kasus anak yang menjadi korban kekerasan pada tahun 2023. 

Bahkan, dilaporkan bahwa anak korban kekerasan dapat mengalami lebih dari satu jenis kekerasan. Tercatat, ada sebanyak 20.205 kejadian kekerasan pada anak yang terjadi di dalam negeri pada tahun 2023. (dataindonesia.id/23/02/2024) 

Berulangnya kasus kekerasan terhadap anak menjadi bukti bahwa anak-anak dalam sistem sekularisme saat ini tidak mendapat jaminan keamanan bahkan dalam keluarga. Kasus ini merupakan kasus yang sudah tidak asing lagi terjadi di tengah masyarakat. Namun, belum juga menemukan solusi yang dapat menghentikan terjadinya kasus tersebut. 

Hal ini pun secara tidak langsung menjelaskan kepada kita lemahnya jaminan perlindungan atas anak di negeri ini, bahkan di tingkat paling dasar yaitu keluarga. Anak yang seyogyanya mendapatkan perlindungan dan kasih sayang yang melimpah dari keluarga, sepertinya sulit untuk diterapkan didalam sistem kapitalisme sekularisme ini. 

Orang tua seharusnya menjadi pihak yang memberikan perlindungan pertama kepada anak-anaknya ternyata gagal. Dikarenakan kehidupan kapitalisme telah membuat kebanyakan orangtua khususnya ibu lebih mengedepankan materi, bekerja keluar rumah dibanding mengasuh dan mengasihi anaknya. 

Padahal tugas mulia seorang ibu tidak dapat digantikan oleh pengasuh dan pengasuh tidak bisa memberikan perlindungan dan kasih sayang sebagaimana naluri seorang ibu. 

Alhasil banyak anak yang mendapat tindakan yang menyakiti fisik dan perasaan, sehingga tumbuh menjadi anak tumbuh dengan kurangnya didikan secara agama, moral, dan mental. 

Belum lagi keluarga dari kalangan ekonomi lemah yang mengharuskan seorang ibu menjadi tulang punggung keluarga sehingga tidak dapat memberikan waktu luang untuk mendidik anak-anaknya. Pada akhirnya melakukan kekerasan kepada anaknya dikarenakan sudah habis tenaga dan kesabarannya dalam bekerja dan dalam tekanan ekonomi yang berat. 

Selain itu, minimnya ilmu agama yang melemahkan iman orang tua dan orang dewasa yang mengakibatkan minimnya rasa keperdulian terhadap anak dan seberapa besar perlindungan serta kasih sayang yang dibutuhkan anak dari mereka. 

Sering orang tua yang meluapkan emosinya dan segala amarahnya terhadap anak yang mengakibatkan rusaknya mental anak, melukai fisik mereka, bahkan ada yang sampai merenggang nyawa akibat perlakuan keji akibat mengikuti hawa nafsu setan didalam jiwa mereka. 

Perlindungan anak seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak, baik keluarga, masyarakat maupun negara. Mirisnya semua lini tersebut hari ini tidak berfungsi dengan baik. 

Kehidupan dalam naungan kapitalisme sekulerisme juga membuat beban hidup makin berat, termasuk meningkatkan stres, sehingga mengakibatkan mudahnya melakukan kekerasan.

Disisi lain juga menjadi bukti mandulnya regulasi yang ada, baik UU P-KDRT maupun UU Perlindungan anak. Lemahnya regulasi dalam sistem kapitalis tidak dapat mencegah kekerasan pada anak.

Islam mewajibkan setiap orang memahami pentingnya perlindungan anak dan berperan serta mewujudkannya dalam semua lapisan baik keluarga, masyarakat maupun negara. Islam memiliki mekanisme terbaik dalam memberikan perlindungan anak melalui berbagai cara. 

Asas akidah Islam menjadikan semua individu memahami kewajibannya melindungi anak. Melalui tahapan bimbingan yang intensif terhadap masyarakat tentang bagai mana islam mengatur kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. 

Sehingga menghasilkan individu yang taat karena bekal ilmu dan iman serta orang tua yang paham terhadap fitrah dan tanggung jawabnya. Ditambah lagi dengan aturan yang memberikan kemudahan kepada masyarakat yang membuat umat lebih baik dalam menjalani kehidupan sehingga dapat maksimal dalam mengurusi keluarga. 

Namun, semua itu tidak akan ditemukan dalam sistem kapitalisme sekularisme seperti saat ini. Sebab kapitalisme tidak menjadi perisai bagi umat yang dapat menjamin kehidupan yang layak. 

Kapitalisme adalah sistem yang rusak dan merusak. Setiap aturan buatan tangan manusia hanya menguntungkan bagi segelintir orang yang ingin meraup keuntungan tanpa memikirkan tanggungjawabnya kepada rakyat dan pertanggungjawaban diakhirat kelak. 

Sistem yang menjamin keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan yang mengurusi kebutuhan rakyat hingga bagian yang paling sederhana sekalipun adalah sistem islam yang mulia. 

Aturan yang dijalankan adalah aturan dari Allah SWT yang dapat menjamin meratanya hukum kesetiap lapisan masyarakat baik dari sisi keluarga, masyarakat, hingga negara. Maka akan terjamin pula segala kebutuhan rakyat mulai dari kebutuhan pokok, keamanan dan perlindungan hingga akses kemudahan dalam menjalani kehidupan dan terjaganya keimanan. 

Negara Islam juga akan menerapkan sanksi yang tegas dan memberi efek jera bagi semua pihak yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak dan segala tindakan yang melanggar hukum sesuai syariat. Sehingga tindak kejahatan dapat diminimalisir di masyarakat. 

Maka sudah saatnya umat ini kembali kepada aturan yang dapat memberikan solusi pada setiap permasalahan yaitu dengan mengembalikan hukum kehidupan kita bersumber dari sang pencipta yakni Allah SWT dalam sistem Islam yaitu khilafah. 

Wallahua'lam bishawab.


Oleh: Yusniah Tampubolon
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar