Topswara.com -- Sobat, kadang kita berharap atau tepatnya berkhayal, alangkah indahnya jika kita bisa berjuang tanpa beban apapun. Hingga kita bisa fokus berjuang. Bisa kapan dan dimana saja memikul tugas dakwah. Padahal faktanya jauh dari itu.
Tentu saja berkhayal. Keluarga sakinah harmonis tanpa problem. Istri anak shalih shalihah. Rajin ngaji dan ikut berdakwah. Berbakti kepada orang tua. Mau berangkat kapan saja tanpa beban. Pokoke semua ok!
Kerjaan lancar. Gaji besar. Bos kita juga pejuang Islam. Untuk alasan berdakwah kapan saja bisa dapat izin. No problem. Pokoke semua ok!
Usaha lancar. Untung besar. Pelanggan shalih shalihah. Uang berjibun. Tidak ada utang. Banyak piutang. Anak buah juga semua ok. Bisnis masa depan cerah. Pokoke semua ok!
Tetangga baik. Peduli dan ringan tangan. Semua juga berdakwah. Jika kita pergi mereka menjaga keluarga kita. Semua kaya juga. Enggak ada yang suka ngutang. Apalagi yang suka ngemplang utang, jauuuh lah. Poke semua ok!
Keluarga besar? Wah, malah jauh lebih ok. Kedua orang tua, kakak adik, paman bibi, ponakan, sepupu, pak de pak lik, bu de bu lik, semua berdakwah dan mendukung dakwah. Pokoke semua ok!
Jika bisa seperti itu baru kita berkhayal akan fokus dan gaspol berjuang. Tetapi sayangnya, semua itu cuman khayalan.
Faktanya, bisa jadi malah semua ruwet. Kerjaan ruwet. Gaji seret. Kebutuhan berjibun. Bos di kantor galak minta ampun enggak tolerir jika minta izin. Atau usaha lagi lesu. Utang banyak jatuh tempo. Sementara piutang enggak bisa ditarik. Sementara anak istri mendukung dakwah. Keluarga besar apalagi suka ribut dan menuntut. Tetangga? suka gosip radikal radikul. Pokoke ruwet!
Terus kita harus bagaimana?
Jawaban nya ada dalam hadis Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
‘Ajaban li-amril mu’min, inna amrahu kullahu khairun walaisa dzaaka li ahadin illa lil-mu`min in ashaabathu sarraa` syakara, fakaana khairan lahu, wain ashaabathu dharraa`a shabara fakaana khairan lahu.
“Benar-benar mengagumkan keadaan seorang mukmin. Segala urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim).
Dari sini menjadi jelas bahwa setiap mukmin tidak akan lepas dari ujian. Sehingga dia bisa mendapatkan pahala dari sabar dan syukurnya. Sikap kita dalam menghadapi beban hidup dengan tetap maju berdakwah dalam kondisi apapun merupakan kemuliaan bagi kita. Kita tidak minta problem.
Namun jika problem datang kita hadapi dengan dua cara. Pertama kita selesaikan dengan cara yang syariy sehingga kita mendapatkan pahala. Yang kedua kita bersabar atau bersyukur sehingga kita pun mendapatkan pahala. Yang ketiga kita pun berdoa mohon pertolongan, kemudahan dan ampunan maka itupun berpahala.
Jadi masih berkhayal mau berjuang tanpa beban? Enggak kan?
Sebab, pertama khayalan itu mustahil. Kedua, andai saja bisa terjadi maka peluang amal shalih kita hilang.
Oleh karena itu shalat, InsyaAllah kita maju terus pantang mundur. Enggak usah berkhayal ini dan itu.
Selamat berjuang. Semoga kita istiqamah. Aamiin[]
Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar