Topswara.com -- Sobat. Berjabat tangan adalah praktek yang umum dalam banyak budaya, termasuk dalam Islam. Dalam Islam, terdapat beberapa hikmah atau kebijaksanaan di balik praktik berjabat tangan:
1. Menjalin Hubungan Sosial: Berjabat tangan adalah cara yang umum digunakan untuk menyambut dan berinteraksi dengan orang lain. Ini membantu dalam menjalin hubungan sosial yang baik antara individu, keluarga, dan komunitas.
2. Menunjukkan Keramahan dan Kesopanan: Berjabat tangan adalah tanda keramahan dan kesopanan. Saat seseorang memberikan jabatan tangan kepada orang lain, itu menunjukkan bahwa dia menyambutnya dengan hati terbuka dan menghargai kehadirannya.
3. Menunjukkan Persaudaraan dan Solidaritas: Jabatan tangan juga dapat menjadi simbol persaudaraan dan solidaritas antara sesama Muslim. Ini adalah tindakan yang menunjukkan bahwa individu tersebut adalah bagian dari komunitas Islam yang satu, saling mendukung dan membantu satu sama lain.
4. Meningkatkan Rasa Kepercayaan dan Keharmonisan: Dalam Islam, jabatan tangan juga dianggap sebagai tanda kepercayaan dan keharmonisan antara individu. Dengan memberikan jabatan tangan, seseorang menunjukkan bahwa dia siap untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain dengan saling menghormati.
5. Menghindari Pertentangan dan Ketegangan: Dalam situasi di mana berjabat tangan adalah norma sosial, menolak untuk berjabat tangan dapat menimbulkan ketegangan dan konflik yang tidak perlu. Oleh karena itu, dengan berjabat tangan, individu dapat menghindari potensi konflik atau ketidaknyamanan sosial.
Meskipun berjabat tangan adalah praktik yang umum dan dianjurkan dalam banyak situasi dalam Islam, ada situasi di mana hal itu mungkin tidak sesuai, seperti ketika berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram atau jika seseorang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang membuatnya tidak nyaman melakukan kontak fisik. Dalam hal-hal seperti itu, Islam mengajarkan untuk berlaku sopan dan menghormati keadaan individu lainnya.
Hadits Rasulullah SAW: "Tidaklah dua muslim lantas berjabat tangan, melainkan akan diampuni dosa di antara keduanya sebelum berpisah." (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
Hadits yang disebutkan adalah salah satu hadits yang menegaskan keutamaan berjabat tangan dalam Islam. Hadits tersebut ditemukan dalam koleksi hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi. Berikut adalah terjemahan lengkap dari hadits tersebut:
"Tidaklah dua Muslim bertemu dan saling berjabat tangan, melainkan dosa-dosa keduanya di antara keduanya akan diampuni sebelum mereka berpisah."
Hadis ini menegaskan bahwa setiap kali dua Muslim bertemu dan berjabat tangan, dosa-dosa mereka yang terjadi di antara keduanya akan diampuni oleh Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan berjabat tangan dalam Islam tidak hanya merupakan tindakan sosial biasa, tetapi juga memiliki implikasi spiritual yang besar.
Dengan demikian, praktik berjabat tangan bukan hanya sebagai bentuk keramahan dan kesopanan, tetapi juga sebagai cara untuk mendapatkan pengampunan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah salah satu contoh bagaimana Islam mengajarkan umatnya untuk membangun hubungan sosial yang baik dan menghargai interaksi antar sesama Muslim dengan memberikan keutamaan spiritual kepada tindakan-tindakan tersebut.
Jabatan tangan amalan para sahabat nabi, amalan kecil tetapi berpahala begitu hebatnya. Sampai-sampai bisa mengugurkan dosa-dosa kita.
Benar sekali, praktik berjabat tangan adalah salah satu amalan kecil yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Para Sahabat Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang sangat baik dalam menjalankan praktik ini. Mereka tidak hanya mengikuti sunnah Nabi dalam segala hal, tetapi juga mempraktikkan keramahan, kesopanan, dan solidaritas antara sesama Muslim.
Praktik berjabat tangan tidak hanya merupakan tindakan sosial biasa, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual yang mendalam dalam Islam. Dengan memberikan jabatan tangan kepada orang lain, seseorang menunjukkan keramahan, kesopanan, dan kesediaan untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Ini adalah bentuk kebaikan yang sederhana namun penting dalam memperkuat hubungan sosial dan persaudaraan di antara umat Muslim.
Selain itu, hadits yang disebutkan sebelumnya juga menegaskan bahwa berjabat tangan antara dua Muslim akan menghapus dosa-dosa di antara keduanya sebelum mereka berpisah. Hal ini menunjukkan betapa besar nilainya dalam Islam, bahwa tindakan kecil seperti berjabat tangan dapat memiliki implikasi besar dalam mendapatkan pengampunan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan demikian, kita dapat belajar dari praktik dan teladan para Sahabat Nabi dalam menjalankan amalan-amalan kecil yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Praktik berjabat tangan bukan hanya sebagai tindakan sopan santun, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan hubungan sosial, memperoleh keberkahan, dan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Keutamaan Berjabat Tangan dalam Sunah Nabi Muhammad SAW
Dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW, terdapat beberapa hadits yang menegaskan keutamaan dan nilai penting dari praktik berjabat tangan. Berikut adalah beberapa hadits yang mencatat keutamaan berjabat tangan dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW:
1. Keutamaan Berjabat Tangan dalam Pertemuan: Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Janganlah dua orang Muslim bertemu, kemudian berjabat tangan, kecuali dosa-dosa keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah." (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
2. Menunjukkan Kasih Sayang: Rasulullah SAW juga bersabda: "Seseorang di antara kamu tidak dapat mencapai tingkat iman yang sempurna hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Lalu ditanya, "Bagaimana jika seseorang itu tidak bisa?" Rasulullah SAW menjawab, "Mengajarkan kepada saudaranya ucapan salam ketika bertemu dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Menjalin Persaudaraan: Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam di antara kalian, berikanlah makanan kepada orang-orang yang tidak kalian kenal, dan berjabat tanganlah sebagai tanda persaudaraan. Dengan melakukan hal itu, kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR. At-Tirmidzi).
Dari hadits-hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Sunnah Nabi Muhammad SAW, berjabat tangan bukan hanya sekadar tindakan sosial biasa, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang besar. Praktik ini membawa berkah, menghapus dosa, dan memperkuat ikatan persaudaraan di antara umat Islam.
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya saling mencintai, menyebarkan salam, dan memberikan makanan kepada sesama. Berjabat tangan adalah salah satu cara untuk mengekspresikan cinta, menyambut dengan baik, dan menjalin persaudaraan di antara umat Islam.
Dengan demikian, berjabat tangan dalam Islam bukan hanya tindakan fisik, tetapi juga merupakan simbol dari kesopanan, kasih sayang, dan persaudaraan yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Ramadhan Maghfirah 1445 H
0 Komentar