Topswara.com -- Di mana ada halal bi halal
Di situ ada acara makan-makan
Di mana ada halal bi halal
Di situ kumpulan manusia lulusan Ramadhan
Halal bi halal dalam sebuah perayaan
Nikmati bertemu sanak dan handai taulan
Kawan-kawan sepekerjaan
Teman-teman seperjuangan
Makanan hidangan digelar lebar
Sempat kalap setelah menahan sebulan
Ingat pesan ahli kesehatan akan usia yang tak lagi muda
Semua berawal dari yang masuk ke badan
Emang boleh sebegitu meriah?
Di acara halal bi halal hadirkan tamu pengisi acara
Perempuan cantik dengan lirik yang berdendang
Ingatan tadarus dari langgar pun hilang
Emang boleh sebegitu atraktif?
Di acara halal bi halal berjarak ria
Cekakak-cekikik melupakan dzikir malam yang syahdu
Kok ya begitu mana buah madu dari puasa sebulan lalu?
Emang boleh sebegitu mudah lupa?
Sebulan penuh kata-kata hikmah sebagai pengejawantah
Di mana ruang ketakwaan dan kedermawanan?
Malah di awal digas takwa dan derma bablas
Hiasilah halal bi halal dengan dakwah bilhal
Perwujudan takwa dan derma dalam lapangan dan susah
Cerminan manusia yang kembali kepada Allah di jalan yang benar
Tak perlu membelokkan manusia yang malah jadi wasilah bersalah
Hiasilah halal bi halal dalam naungan keimanan
Mengingat kembali di Syawal sebagai syahadat awal
Persaksian kembali suci dan rendah diri
Untuk teguh berkomitmen menjadi hamba Rabbani
Halal bi halal
Pupuk kembali iman dan kepribadian Islam
Sistem sekuler dan liberal seolah jadikan Ramadhan seremonial
Selepas itu seolah sah bebas suka-suka
Apakah Allah ridha dengan demikian hal?
Kalau semua masih ingat bahwa manusia menumpang di bumi Allah
Kalau semua masih sadar bahwa jiwa dalam genggaman-Nya
Lantas, kenapa sebegitu rupa merusak akal dan kepribadian manusia?
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar