Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Apa Saja Keutamaan Manusia?


Topswara.com -- Sobat. Keutamaan manusia adalah konsep yang sangat luas dan beragam, tergantung pada perspektif keagamaan, filosofis, atau etis yang dianut seseorang. Di bawah ini adalah beberapa keutamaan yang sering dianggap penting dalam berbagai konteks:

1. Kemampuan Rasional: Kemampuan untuk berpikir, merenung, dan memahami secara mendalam merupakan keutamaan yang sering dianggap khas manusia. Hal ini memungkinkan manusia untuk membuat keputusan yang cerdas, berinovasi, dan 
berkembang secara intelektual.

2. Kemampuan Moral: Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta memiliki kebebasan untuk memilih tindakan moral. Keutamaan moral melibatkan keadilan, kebaikan, kejujuran, dan empati terhadap sesama.

3. Kreativitas dan Inovasi: Kemampuan untuk berkreasi, berinovasi, dan menghasilkan karya-karya baru merupakan keutamaan manusia yang membedakannya dari makhluk lain. Manusia dapat menciptakan karya seni, teknologi, sastra, dan penemuan ilmiah yang menginspirasi dan memajukan peradaban.

4. Kebersosialan: Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami memiliki dorongan untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan membangun hubungan yang bermakna dengan sesama. Kemampuan untuk saling mendukung, bekerja sama, dan merasakan rasa persaudaraan merupakan keutamaan penting.

5. Potensi Spiritual: Beberapa pandangan agama menganggap bahwa manusia memiliki potensi spiritual yang unik, seperti kesadaran akan Tuhan, pencarian makna hidup, dan pengembangan diri secara spiritual.

6. Kemampuan Belajar dan Berkembang: Manusia memiliki kemampuan untuk terus belajar, berkembang, dan meningkatkan diri mereka sendiri melalui pendidikan, pengalaman, dan refleksi.

7. Kemampuan Menghargai Kebahagiaan: Manusia memiliki kemampuan untuk mengejar kebahagiaan dan mencapai kepuasan dalam hidup mereka melalui pencapaian pribadi, hubungan yang bermakna, dan pengalaman positif lainnya.

8. Kesadaran akan Lingkungan: Kemampuan untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan alamiah dan bertanggung jawab terhadap bumi tempat kita tinggal adalah keutamaan yang semakin dihargai dalam era modern ini.

9. Kemampuan untuk Mengatur dan Mengendalikan Diri: Manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan dan emosi mereka, serta mengatur perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang diakui.

Keutamaan-keutamaan ini memberikan pandangan tentang bagaimana manusia dilihat dan dihargai dalam berbagai konteks budaya, agama, dan filsafat.

Dari 'Aisyah ra, bahwa dia berkata, " Akal itu ada sepuluh bagian, lima diantaranya nampak, dan lima lainnya tidak tampak adapun bagian yang nampak : 1. Diam 2. Santun. 3. Merendahkan diri.4. Menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar. 5. Beramal sholeh.

Pernyataan dari 'Aisyah ra ini memberikan pandangan tentang pentingnya akal dan perilaku yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah lima bagian dari sepuluh bagian akal yang disebutkan:

1. Diam: Keheningan bisa menjadi tanda dari kebijaksanaan dan penguasaan diri. Berbicara dalam keadaan yang tepat dan tidak berlebihan bisa meminimalkan kesalahan dan konflik.

2. Santun: Sikap santun mencakup perilaku yang sopan, hormat, dan memperhatikan tata krama dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini mencerminkan kesadaran akan hak-hak dan perasaan orang lain.

3. Merendahkan Diri: Merendahkan diri menunjukkan sikap rendah hati dan tidak sombong. Ini memungkinkan seseorang untuk lebih mudah menerima kritik, belajar dari kesalahan, dan berhubungan dengan orang lain dengan sikap yang tidak menyombongkan diri.

4. Menyuruh kepada yang Makruf dan Mencegah yang Mungkar: Mendorong kebaikan dan menghindari kejahatan adalah tanggung jawab moral setiap individu. Ini mencakup tindakan positif untuk mempromosikan kebaikan dan mengambil tindakan untuk mencegah atau mengurangi kejahatan dan keburukan di lingkungan sekitar.

5. Beramal Saleh: Beramal sholeh melibatkan tindakan yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang dianut. Ini mencakup berbagai bentuk amal baik, seperti bersedekah, membantu sesama, dan melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh.

Pernyataan ini menekankan pentingnya memiliki akal yang terarah menuju perilaku yang baik dan bermoral dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun bagian-bagian akal yang tidak tampak: 1. Berpikir. 2. Mengambil pelajaran. 3. Merasa keberatan dengan dosa-dosa. 4. Merasa takut kepada Allah SWT. 5. Merasa dirinya hina-dina.

Bagian-bagian akal yang tidak tampak yang disebutkan dari pernyataan 'Aisyah ra menyoroti aspek-aspek internal dan spiritual dari kebijaksanaan dan kesadaran diri. Berikut adalah penjelasan singkat tentang lima bagian akal yang tidak tampak:

1. Berpikir: Proses berpikir adalah inti dari pengambilan keputusan yang bijaksana dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai situasi. Ini mencakup refleksi, evaluasi, dan analisis terhadap informasi dan pengalaman.

2. Mengambil Pelajaran: Kemampuan untuk mengambil pelajaran dari pengalaman, baik itu sukses maupun kegagalan, adalah tanda dari kebijaksanaan dan kedewasaan. Ini memungkinkan seseorang untuk terus berkembang dan memperbaiki diri mereka sendiri.

3. Merasa Keberatan dengan Dosa-Dosa: Kesadaran akan dosa-dosa yang dilakukan dan rasa penyesalan adalah langkah pertama dalam proses taubat dan perbaikan diri. Ini menunjukkan kepekaan moral dan spiritual seseorang terhadap nilai-nilai agama dan moral.

4. Merasa Takut kepada Allah SWT: Rasa takut kepada Allah SWT, dalam konteks agama Islam, adalah bentuk penghormatan dan kesadaran akan kebesaran-Nya serta konsekuensi dari perbuatan yang tidak baik. Ini mencerminkan hubungan spiritual yang dalam antara hamba dan Sang Pencipta.

5. Merasa Dirinya Hina-Dina: Sikap rendah hati dan menyadari keterbatasan diri sendiri adalah tanda dari kebesaran hati dan kedewasaan spiritual. Ini menghindarkan seseorang dari kesombongan dan membuka jalan untuk pertumbuhan pribadi dan hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Bagian-bagian akal yang tidak tampak ini menyoroti pentingnya dimensi internal, moral, dan spiritual dalam membentuk karakter dan perilaku seseorang. Salam dahsyat dan luar biasa!

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Filsafat Pendidikan Pascasarjana UIT Lirboyo 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar