Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Wabah DBD Butuh Solusi Komprehensif

Topswara.com -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jabar terus mengalami peningkatan. Data yang dihimpun sejak Januari 2024 oleh Dinas Kesehatan Pemprov Jabar, sudah berada pada angka 11.058 kasus. Dari angka tersebut, tercatat ada 96 kasus kematian (kompas.com, 23/03/2024). 

Kasus serupa juga terjadi di beberapa daerah seperti Jakarta dan Kalimantan Timur. Kasus di Jakarta meningkat pesat dalam satu bulan terakhir tercatat 1.729 kasus hingga 18 Maret 2024. Sedangkan kasus positif DBD di Kalimantan Timur meningkat menjadi 2.320 kasus, dan tujuh orang meninggal dunia (kompas.com 23/03/2024).

Kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 852 kasus, diikuti Balikpapan 356 kasus, dan Kutai Barat 216 kasus. Jika kita himpun akan kita dapati bahwa sejak awal tahun 2024 hingga 11 Maret 2024, kasus DBD di Indonesia telah melonjak menjadi 27.852 kasus (rri.co.id, 24/03/2024).

Solusi Pemerintah

Saat ini pemerintah berupaya mencegah kasus DBD dengan gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat usai empat warganya meninggal dunia karena terinfeksi DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, upaya yang dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk mencakup penyuluhan, larvasida, dan fogging (liputan6.com 25/02/2024).

Anggota Komisi IX DPR RI juga mengimbau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengedukasi masyarakat, terkait meningkatnya kasus DBD di Indonesia karena saat ini terjadi mutasi baru penyakit tersebut.

Penyebab DBD Mewabah

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie mengatakan, penyebab meningkatnya kasus DBD pada tahun 2024 awal ini di antaranya, perubahan cuaca, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yang tidak optimal, dan keberadaan habitat telur serta jentik nyamuk masih banyak di sekitar lingkungan tempat tinggal masyarakat (jawapos.com, 16/03/2024).

Butuh Solusi Komprehensif

Kasus DBD yang terus berulang hingga mengakibatkan kematian ini perlu solusi komprehensif dan membutuhkan beberapa faktor yang melibatkan pihak terkait seperti individu, masyarakat sekaligus negara.

Dari segi individu dibutuhkan edukasi untuk menanamkan pola hidup bersih dan sehat salah satunya dengan langkah 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Masyarakat mulai ditanamkan sikap peduli terhadap kebersihan lingkungan seperti gotong royong dalam membersihkan genangan air di selokan, membabat habis tumbuhan liar dan bersama-sama menanam tumbuhan pengusir nyamuk alami seperti tanaman lavender, dan sebagainya.

Negara juga melakukan upaya preventif maupun kuratif. Upaya preventif antara lain menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki pola hidup bersih dan sehat dengan jaminan pemenuhan kebutuhan makanan bergizi agar imun tubuh tetap kuat.

Adapun upaya kuratif adalah mempermudah akses kesehatan masyarakat seperti penyediaan rumah sakit yang memadai, obat-obatan yang lengkap, vaksin DBD gratis, serta tenaga medis yang handal dan ikhlas bekerja untuk melayani masyarakat. Bahkan negara harus siap untuk meningkatkan surveilans dan pemantauan kasus DBD secara real-time. 

Jika hal ini dilakukan dengan serius maka masyarakat sudah siap menghadapi musim pancaroba, sehingga kasus DBD tidak akan berulang dari tahun ke tahun.

Kondisi Negeri Saat Ini

Kondisi negeri saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan solusi komprehensif, disebabkan penerapan sistem kapitalisme yang memandang segala sesuatu harus menghasilkan materi termasuk menjadikan ladang bisnis dalam aspek kesehatan. Alhasil layanan kesehatan disesuaikan dengan uang yang dikeluarkan, berdasarkan kelas-kelas tertentu. 

Maka penanganan cepat hanya dapat diperoleh orang-orang tertentu yang sanggup membayar mahal. Sedangkan rakyat yang tidak mampu membayar mahal akan mendapatkan penanganan yang cenderung lambat, hingga menimbulkan korban jiwa.

Ketersediaan rumah sakit dan tenaga medis yang sangat terbatas, pelayanan yang kurang ramah dan persyaratan yang berbelit-belit bagi masyarakat untuk mengakses kesehatan secara gratis. Akhirnya membuat masyarakat lebih memilih untuk mengobati sendiri atau dengan cara tradisional yang sebenarnya kurang efektif.

Fakta ini menunjukkan abainya kewajiban negara terhadap urusan rakyatnya dikarenakan sekulerisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini menjadikan negara sebagai regulator kebijakan bagi para pemilik modal saja bukan sebagai penanggung jawab dalam mengurus urusan rakyat. 

Islam adalah Solusi

Penyelesaian komprehensif tentunya tidak akan kita temukan dalam sistem sekularisme kapitalisme saat ini. Solusi komprehensif hanya akan terwujud dalam aturan syariat Islam yang sempurna dan paripurna. Islam memiliki pandangan bahwa penyelenggara sistem kesehatan bertumpu pada negara sebagai penjamin kebutuhan dasar masyarakat. 

Negara akan melakukan upaya preventif dan kuratif, dengan cara mempermudah masyarakat untuk mendapatkan akses edukasi kesehatan, fasilitas kesehatan yang memadai yang mudah bahkan gratis, termasuk obat-obatan, vaksin dan tenaga medis yang handal dan ikhlas melayani rakyat.

Negara yang menerapkan aturan Islam juga akan menyediakan lingkungan yang bersih bebas dari sarang penyakit. Di antaranya perumahan layak huni, sanitasi air bersih dan lingkungan asri yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Negara akan mencegah tindakan pengalihfungsian lahan oleh pihak-pihak tertentu termasuk asing, yang menimbulkan lingkungan kotor karena limbah, membuat pemukiman warga menjadi sempit dan tidak layak huni.

Negara akan memperbaiki tatanan ekonomi dengan ekonomi Islam agar kebutuhan pokok masyarakat bisa terjangkau termasuk dalam pemenuhan makanan sehat dan bergizi.

Semua pembiayaan hidup termasuk kesehatan akan di tanggung oleh negara dari kas baitul mal melalui sumber daya alam yang dikelola secara mandiri dan hasilnya akan di kembalikan kepada rakyat berupa akses-akses kesehatan, pendidikan, keamanan, dan sebagainya.

Semua jaminan hidup rakyat dapat terwujud hanya dengan menerapkan syariat Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan yang memberikan kesejahteraan dan kemaslahatan bagi rakyat. []


Oleh: Pani Wulansary, S.Pd.
(Pengajar dan Ibu Generasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar