Topswara.com -- Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu produsen kurma terbesar di dunia yakni Israel dengan nilai ekspor kurma USD 338 juta pada tahun 2022. Namun demikian, sejumlah perusahaan kurma dari Israel saat Ramadhan kali ini merasa khawatir produknya tidak laku dipasaran karena seruan boikot produk Israel.
Pertumpahan darah yang terjadi di Gaza oleh zionis israel menelan korban 30.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 69.000 orang terluka hanya dalam waktu lima bulan. Hal inilah yang menyebabkan kaum muslim memberikan pengawasan terhadap peredaran produk-produk Israel.
Walapun demikian, zionis israel tetap berupaya melawan kampanye boikot tersebut dengan mengubah label dan asal muasal pada produk mereka. (kumparan.com/3 Maret 2024)
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan, bahwa aksi boikot produk Israel saja tidaklah cukup untuk menghentikan serangan zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Perlu upaya inisiatif yang lebih decisive (pasti) yang dilakukan pemerintah Indonesia dan seluruh dunia.
(tvonenews.com/9 Maret 2024)
Faktanya, memang kejahatan zionis di Palestina makin menjadi-jadi. Dalam kondisi yang jauh dari kata kodusif, bahkan serangan bom yang terus menerus dilancarkan zionis kepada kaum muslim di sana.
Ramadhan di antara reruntuhan bangunan, di tenda-tenda pengungsian, dan suara sirine ambulan tak menyurutkan mereka dalam menjalani ibadah di bulan mulia ini. Tidak jarang mereka juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan berbuka puasa.
Sungguh Miris, hingga hari ini kaum Muslim Palestina belum juga mendapat pembelaan dari berbagai negeri. Bahkan lembaga perdamaian dunia / PBB pun seolah tak bertaring.
Hingga akhirnya muncul seruan boikot di kalangan kaum muslim sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap penderitaan Palestina. Pada momen Ramadhan kali ini salah satu yang bisa dilakukan adalah boikot kurma produk zionis.
Apalagi zionis merupakan pengekspor korma terbesar. Walaupun kurang begitu efektif, namun cukup menggentarkan para produsen kurma Israel.
Boikot harus terus dilakukan juga atas produk-produk zionis lainnya termasuk ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina yakni kapitalisme dengan nasionalismenya, liberalisme, demokrasi, dan sekularisme sebagai induknya, yang menyebabkan negeri-negeri muslim diam melihat genosida yang dialami oleh rakyat Palestina.
Oleh karena itu, umat harus menyuarakan ideologi yang lebih layak untuk diterapkan di dunia ini, yaitu ideologi Islam. Palestina terzalimi sejak kaum muslim kehilangan perisainya (khilafah). Inilah yang menyebabkan negeri-negeri muslim seolah tidak berdaya menolong saudaranya.
Semua hanya bisa mengecam, tanpa bantuan militer sedikitpun. Saatnya kita gencarkan dakwah agar umat kembali menyadari bahwa untuk membebaskan Palestina perlu persatuan umat dunia dalam sebuah konstitusi khilafah. Yang akan menjadi pelindung umat di seluruh dunia. Baik muslim maupun non muslim.
Saat ini, dakwah pemikiranlah yang menjadikan rakyat berpegang kuat pada akidah islam sekaligus menjadikannya sebagai Qaidah dan Qiyadah fikriyah sebagaimana yang dicontohkan Nabi SAW kepada umatnya.
Sehingga Islam dapat diemban ke seluruh dunia dan terwujud negara berdaulat dan bersikap tegas demi keselamatan rakyatnya. Alhasil, Islam rahmatan lil’amin akan dirasakan kembali sebagaimana tinta emas peradaban Islam yang dulu pernah ada.
Wallahu’alam.
Oleh: Dewi Ratih
Aktivis Muslimah
0 Komentar