Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

The Power of Ramadhan Bagian 7

Topswara.com -- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran : 110).

Alhamdulillah, kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke tujuh bulan suci Ramadhan 1445 H. tiada kata yang paling indah, kecuali ucapan syukur kepada Allah atas segala nikmat besar ini. Memasuki hari ke 7 Ramadhan 1445 H semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keistiqamahan dalam menjalankan ibadah istimewa ini.

Ramadhan adalah kesempatan yang sangat berharga bagi seorang muslim, yakni ketika Allah melipatgandakan pahala atas semua amal ibadah. Ibadah artinya cukup luas, yakni segala perbuatan yang diniatkan karena Allah dan tata caranya mengikuti Rasulullah, baik yang mahdhoh maupun ghairu mahdhah. 

Mestinya seorang muslim senantiasa memanfaatkan kesempatan waktu bulan Ramadhan ini selain untuk ibadah juga untuk produktivitas.

Jika Rasulullah dan para sahabat begitru besar semangat dan energinya dalam bulan Ramadhan, maka begitupun kita. Sejarah Rasulullah adalah sebuah aspirasi dan inspirasi bagi seorang muslim untuk menginterpresikan dalam kontek hari ini. 

Sebab diantara kelemahan umat Islam adalah : malas membaca, tidak mempelajari sejarah dan tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang segala sesuatu. Tiga kelemahan ini membutuhkan budaya literasi sejarah untuk kemudian menginterpretasi kondisi hari ini dengan konsepsi yang tepat.

Dengan demikian, Ramadhan memberikan kekuatan umat Islam untuk membudayakan literasi sejarah. Banyak waktu selama bulan suci Ramadhan yang bisa dimanfaatkan untuk membaca buku-buku sejarah. 

Kesadaran sejarah memjadi sangat penting, karena Allah menghadirkan sejrah para nabi dalam Al-Qur’an tentu saja memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan umat pada hari ini, yakni adanya kandungan petunjuk dan pembelajaran dalam kisah dan sejarah.

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman (QS Yusuf : 111).

Jika dilihat dari sudut pandang filosofis, maka ayat diatas menunjukkan beberapa hal penting. Pertama secara ontologis, bahwa Allah telah menegaskan akan adanya peristiwa masa lalu. Artinya sejarah sebagai sebuah peristiwa masa lalu adalah benar adanya.

Peristiwa masa lalu yang disebutkan Allah sebagai kisah-kisah terdahulu adalah kisah para Nabi dan Rasul. Peristiwa yang dialami oleh para utusan Allah lantas diceritakan kembali oleh Allah dalam Al-Qur’an adalah sebuah kebenaran mutlak, bukan cerita-cerita rekaan yang dibuat-buat.

Hal lainnya adalah tinjauan epistemologi, dimana Al-Qur’an adalah kitab suci yang salah satunya menjadi sumber ilmu, terutama ilmu sejarah. Al-Qur’an memuat banyak sekali kisah-kisah yang terjadi di masa lalu, baik apa yang terjadi di zaman Nabi Adam hingga zaman Nabi Muhammad. Secara epistemologi, para ilmuwan juga memberikan definisi tentang sejarah.  

Nourozzaman ash Shiddiqie menegaskan bahwa sejarah adalah sederetan peristiwa yang terjadi pada masa lampau dilihat dari hukum sebab akibat. Sejarah adalah peristiwa. Sejarah adalah waktu. Bukankah dalam perjalanan waktu hidup ini, kita selalu dihadapkan oleh berbagai peristiwa.

Bagi Sayyid Qutb sejarah adalah interpretasi peristiwa yang memberikan dinamisme dalam waktu dan tempat. Sejarah adalah interpretasi. Sejarah adalah pelajaran. Bukankah kita diberikan akal oleh Allah untuk senantiasa merenungkan berbagai fakta.

Imam As Suyuthi mendeskripsikan sejarah sebagai pertarungan potensi kejahatan manusia dan potensi kebaikan manusia, keduanya akan dicatat sebagai sejarah. Dalam deretan pertarungan antara haq dan bathil, ambil peran pejuang kebenaran jangan berperan sebagai pecundang.

Sejarah sebagai fragmen perilaku manusia dapat dibuktikan catatan perilaku Qobil yang jahat dan Habil yang bijak, Namrudz yang biadab dan Ibrahim yang beradab, Fir`aun yang zalim dan Musa yang `alim, Abu Jahal yang kurang ajar dan Muhammad Rasulullah yang menebarkan rahmat.

Sejarah sebagai pertarungan potensi kejahatan dan kebaikan dapat dibuktikan dengan adanya fragmen pejuang kebenaran melawan pengusung kebatilan, pembela keadilan melawan penebar kezaliman, penyeru Islam melawan pemuja kekufuran, penjaga kemuliaan Al-Qur`an melawan sang penista, dan fragmen pertarungan pembela Islam melawan penghalang perjuangan Islam.

Sejarah sebagai interpretasi dan pelajaran dapat dibuktikan dengan ditenggelamkannya Fir`aun dan diselamatkannya Musa, serta dibinasakannya Abu Jahal dan dimenangkannya Rasulullah, ditaklukkannya Konstantinopel dan dimenangkannya Muhammad al Fatih. 

Hal penting lainnya adalah perspektif aksiologis, yakni nilai manfaat dari sejarah. Allah telah menegaskan dalam QS Yusuf : 111 diatas bahwa sejarah bagi orang-orang yang mau berfikir memiliki manfaat sebagai petunjuk, penjelas dan pembelajaran.

Sebagai petunjuk, sejarah berfungsi memberikan arah bagi manusia sesudahnya akan kebenaran dan kebatilan. Banyak peristiwa yang menunjukkan kepada manusia tentang keadilan dan kezaliman, kebenaran dan kebatilan, kebaikan dan keburukan, perang dan damai dan lain sebagainya. Sejarah adalah petunjuk agar manusia mampu menjadikan sejarah sebagai pilihan sikap.

Selain petunjuk, sejarah juga menjadi pembelajaran atau hikmah bagi orang-orang yang mau berpikir. Banyak pelajaran yang bisa dijadikan sebagai ibrah kebaikan, semisal peristiwa korban yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail yang kemudian dikenang sebagai hari besar idul adha.

Peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah juga memberikan ibrah dan pelajaran yang sangat berharga, yakni perubahan fundamental kaum kuslimin dengan tegaknya daulah Maadinah yang dipimpin oleh Rasulullah. Karena pentingnya peristiwa hijrah hingga Umar Bin Khatab menjadikan sebagai awal tahun baru bagi umat Islam sedunia.

Sebagai pelajaran, warisan sejarah bukanlah sekedar romantisme tanpa makna atau hanya sekedar menjadi berhala tanpa ruh yang dibanggakan dan diceritakan dimana-mana. 

Sejarah Rasulullah juga bukan sekedar dokumentasi naratif yang hanya dipampang di rak-rak perpustakaan. Sejarah Rasulullah adalah warisan nilai agung sarat dengan pelajaran.

Sementara Allah sendiri menegaskan bahwa peristiwa sejarah akan terus dipergulirkan diantara manusia hingga ujung zaman. Akan selalu lahir orang-orang besar yang berjuang mengubah dunia melalui perubahan arah pemikiran manusia, namun akan diiringi juga lahirnya manusia-manusia durjana penghalang dakwah dan perjuangan Islam.

Nah dalam perspektif Imam Asy Syuyuti bahwa sejarah adalah pertarungan antara yang haq dan bathil, maka kita mesti mengambil ibrah yang mendasar bahwa peristiwa pertarungan yang haq dan bathil ini akan terus berlangsung hingga hari kiamat.

Oleh karena itu, sebagai orang berakal, kita mesti mampu menempatkan diri sebagai pembela kebenaran, meskipun jika nyawa sebagai taruhannya. Begitulah para Nabi dan Rasul telah mempertaruhkan harta dan jiwa demi membela kebenaran dari kaum sombong penebar kezaliman. Inilah kekuatan Ramadhan yang bisa kita ambil hikmahnya, yakni kekuatan kesadaran akan sejarah para Nabi dan Rasul.

Warisan sejarah Rasulullah dalam perjuangan Islam bukanlah sekedar romantisme tanpa makna atau hanya sekedar menjadi berhala tanpa ruh yang dibanggakan dan diceritakan dimana-mana. Sejarah Rasulullah juga bukan sekedar dokumentasi naratif yang hanya dipampang di rak-rak perpustakaan. Sejarah Rasulullah adalah warisan nilai agung sarat dengan pelajaran.

Sementara Allah sendiri menegaskan bahwa peristiwa sejarah akan terus dipergulirkan diantara manusia hingga ujung zaman. Akan selalu lahir orang-orang besar yang berjuang mengubah dunia melalui perubahan arah pemikiran manusia, namun akan diiringi juga lahirnya manusia-manusia durjana penghalang dakwah dan perjuangan Islam.

Maka melalui momentum istimewa bulan Ramadhan 1445 H ini, mari kita bangkitkan kesadaran sejarah (historical awareness) serta mengukir sejarah diri kita untuk menjadi pembela Islam, dan jangan pernah menjadi pecundang dan penghalang perjuangan tegaknya Islam. Sebab sejarah para Nabi dan Rasul adalah sejarah pembelaan optimal seorang hamba terpilih kepada Islam.

Mereka telah mengorbankan semua yang dimiliki untuk Islam, bukan yang lain. Bagaimana dengan kita hari ini? Maka, jadilah pengulang sejarah perjuangan Nabi dan Rasul sebagai pembela Islam sejati. Jangan sampai justru mengulang sebagai para musuh dan penghalang Islam.  

(Kota Hujan, 17/03/24 M – 7 Ramadhan 1445 H : 05.40 WIB)


Oleh : Dr. Ahmad Sastra 
Dosen Filsafat 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar