Topswara.com -- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran : 110).
Alhamdulillah, kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke sembilan bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim, jangan pernah berhenti bersykur kepada Allah, sebab kesyukuran seorang muslim akan diberikan tambahan nikmat dan karunia, sementara kekufuran akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah SWT.
Terlebih di Bulan Ramadhan ini, semestinya memberikan energi dan kekuatan untuk semakin rajin beribadah, sebab banyak keistimewaan yang diberikan Allah kepada orang yang berpuasa dengan iman dan niat ibadah.
Ramadhan adalah bulan dimana hubungan seorang hamba dengan Allah mencapai derajat yang paling tinggi, sebab selain ibadah-ibadah rutin sebagaimana biasa, Ramadhan ada ibadah khusus, yakni berpuasa selama sebulan.
Puasa inilah yang melejitkan ruh atau keterhubungan dengan Allah seorang muslim. Dengan kata lain, Ramadhan bisa memberikan kekuatan amal ibadah kepada seorang muslim.
Dari dua belas bulan dalam setahun, Allah memilih satu bulan yang istimewa, ialah bulan Ramadhan. Bukan hanya itu, Ramadhan juga disebut sebagai sayyidu as syuhur dan juga bulan suci. Karena itu tidak ada alasan bagi seorang muslim kecuali berbahagia bertemu dengan bulan Ramadhan. Kebahagiaan itu direfleksikan dengan peningatan amal ibadah dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Tulisan kali ini mencoba menggunakan rumus-rumus matematika sebagai semacam pendekatan agar Ramadhan menjadi kekuatan motivasi kita untuk terus meningkatkan ibadah. Rumus matematika ini hanya agar kita bisa lebih sederhana dan sistematis dalam mengisi dan mengikapi bulan suci Ramadhan.
Ada beberapa fungsi dalam matematika, sebagai berikut, pertama, penambahan. Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah menambahkan beberapa keutamaan dibandingkan dengan bulan yang lain.
Karena itu hendaknya kita juga menambah berbagai amal shalih selama bulan suci Ramadhan. Ramadhan seharusnya menjadi wasilah tarbiyah bagi bertambahnya kesabaran, kekhusukan, keimanan, ketakwaan, keikhlasan, kesungguhan dan kepedulian.
Kedua, pengurangan. Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah berjanji akan mengurangi dan bahkan menghilangkan dosa-dosa bagi seorang muslim yang berpusa karena landasan keimanan dan ketakwaan.
Bahkan Allah menjanjikan seorang mukmin yang berpuasa akan bersih kembali seperti seorang bayi yang tidak berdoa. Karena itu selama Ramadhan tingkatkan kemauan dan kemampuan untuk mengurangi dan meninggalkan segala perbuatan maksiat dan dosa. Jika yang halal saja bisa ditinggalkan, apalagi yang haram.
Ketiga, pengalian. Keistimewaan Ramadhan lainnya adalah bahwa Allah mengalikan derajat ibadah lebih tinggi dari kedudukan semula. Ibadah sunnah dikalikan oleh Allah derajatnya menjadi bernilai sebagai ibadah wajib. Ini adalah bentuk karunia Allah kepada hamba-hambanya yang taat.
Oleh karena itu sudah semestinya kita mengalikan berbagai bentuk ibadah dan amal sholeh selama bulan Ramadhan ini, baik yang sunnah maupun yang wajib.
Keempat, pembagian. Ibadah puasa bulan Ramadhan berdimensi vertikal, yakni hubungan hamba dengan Allah langsung. Sebab puasa hanya diketahui oleh orang bersangkutan dan Allah saja. Karena itu Allah pula yang langsung akan memberikan dan membagikan pahala puasa, inilah istimewanya ibadah puasa.
Karena itu sebagai rasa syukur, maka teruslah berbagai kebaikan dari tangan kita sendiri kepada saudara sesama muslim maupun seluruh manusia. Membagi kebaikan tidak hanya sebatas materi, namun juga ilmu, tenaga dan rasa.
Kelima, kelipatan. Allah telah berjanji akan melipatgandakan pahala bagi hamba-hambaNya yang ikhlas berpuasa dan beribadah karena Allah. Saat kaum muslimin membaca Al-Qur’an di bulan suci Ramadhan.
Jika kaum muslimin membaca satu juz Al Qur’an kira-kira berjumlah 7000 huruf, kalikan satu huruf dengan 10 kebaikan dikalikan pahala 70 kewajiban maka akan menghasilkan 4.900.000 kebaikan. Jika satu kali saja Al Qur’an dikhatamkan selama bulan Ramadhan, maka akan didapat 147 juta kebaikan. Jika tiga kali akan didapatkan 441 juta kebaikan.
Keenam, sama dengan. Jika keimanan ditambah puasa maka hasilnya sama dengan ampunan Allah atas semua dosa. Jika keikhlasan ditambah puasa maka sama dengan derajat ketaqwaan.
Semoga puasa tahun ini menjadikan kita sebagai manusia bertakwa, keluarga bertakwa, pemimpin bertaqwa dan negara bertakwa. Negara bertakwa yaitu negera yang menerapkan Islam kaffah hingga mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi serta menebarkan rahmat bagi alam semesta.
Dengan dijadikan Ramadhan begitu istimewa dalam hal kebaikan Allah, maka seharusnya seorang muslim benar-benar mendapatkan kekuatan motivasi untuk terus beribadah, khususnya mendengar bacaan Al-Qur’an, membaca, menghafal dan membaca tafsirnya. Sebab begitu besar pahala bagi yang membersamai Al-Qur’an pada bulan Ramadhan ini. Ramadhan juga disebut sebagai bulan Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah sumber peradaban suatu bangsa. Tujuan diturunkannya Al Qur’an adalah untuk membangkitkan kesadaran manusia yang lebih tinggi tentang hubungannya dengan Tuhan dan alam semesta. Suatu bangsa harus mampu membumikan Al Qur’an dengan nalar dan pemikiran sesuai dengan semangat dan dinamika masyarakat.
Allah akan mengangkat derajat suatu bangsa jika beriman dan berilmu, sebab iman melahirkan adab dan adab mendahului ilmu. “ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).
Dalam rumus matematika 4x4=16, jadi sempat tidak sempat tetaplah dibaca hingga tuntas. Sedang 8-4=4, baca pelan-pelan sampai tamat semoga bermanfaat.
[Kota Hujan,19/03/ 24 M – 9 Ramadhan 1445 H, 08:45 WIB].
Oleh : Dr. Ahmad Sastra
Dosen Filsafat
0 Komentar