Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

The Power of Ramadan (Bagian 5)

Topswara.com -- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah : 183). 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran : 110).

Memasuki hari kelima Bulan Ramadhan, hati seorang muslim harus makin bahagia dan bisa menghayati setiap waktu dalam menjalani ibadah di bulan suci ini. 

Berbagai dilipatgandaan pahala dikucurkan Allah kepada hambaNya yang menjalankan ibadah puasa. Berbagai manfaat disediakan dalam ibadah puasa. Sebab prinsipnya tidaklah Allah menjadikan segala sesuatu, kecuali ada hikmah dibaliknya.

Sementara bagi seorang muslim, tujuan utama ibadah dalam Islam adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah merupakan ekspresi dari kepatuhan, cinta, dan pengabdian kepada Allah SWT. 

Secara umum pelaksaan ibadah dalam Islam akan mendatangkan kekuatan dalam diri seorang muslim. Kekuatan keimanan, ketakwaan, perilaku, mental, fisik, jiwa dan seterusnya. Allah lebih mencintai seorang muslim yang kuat dari pada seorang muslim yang kuat, meski dalam keduanya ada kebaikan.

Sebuah hadis yang relevan dengan tema tersebut adalah hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah. Dalam hadis ini, Rasulullah ï·º bersabda : "Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, meskipun keduanya memiliki kebaikan. Berlindunglah kalian kepada Allah dan berusahalah semampu yang kalian bisa. Cintailah siapa yang berada di bawah kalian (dalam kekuatan), cintai Allah karena Allah memberimu kekuatan, dan cintai sesama mukmin karena Allah. Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudaramu yang diangkat oleh Allah. Barangsiapa mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahunya." (HR. Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa seseorang yang memiliki kekuatan, baik fisik, mental, atau spiritual, dan menggunakannya dengan cara yang baik, lebih dicintai oleh Allah daripada orang yang lemah. 

Namun demikian, baik yang kuat maupun yang lemah, keduanya memiliki nilai di sisi Allah, tergantung pada bagaimana mereka memanfaatkan keadaan mereka untuk melakukan kebaikan.

Logikanya, bagaimana mungkin seorang muslim akan jadi tentara yang berperang melawan orang kafir yang memerangi umat Islam jika fisiknya sakit atau lemah, sebab perang sangat membutuhkan kesehatan dan kekuatan fisik. Bagaimana ibadah haji bisa berjalan dengan sempurna jika dalam keadaan sakit. Itulah mengapa sakit dijadikan sebagai salah satu uzur dalam Islam.

Dalam sejarah Islam, Rasulullah dikenal sebagai seorang yang hamper tidak pernah sakit, begitupun para sahabat. Menjaga pola makan adalah salah satu resep sehat Rasulullah. Rasulullah SAW selalu mengkonsumsi makanan yang sehat, bergizi dan halal. 

Bahwa setiap pagi beliau akan berupaya untuk mengkonsumsi 7 butir kurma ‘Ajwa yang menurut sebuah hadis berkhasiat untuk menghindarkannya dari racun atau sihir. "Barang siapa yang memakan tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka tidak akan mencelakainya racun dan sihir pada hari itu." (HR Bukhari dan Muslim).

Tips kesehatan Rasulullah juga dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan tubuh. Rasulullah SAW sangat memperhatikan kebersihan tubuhnya sehingga kesehatannya pun terjaga dengan baik. 

Contohnya adalah selalu menyempurnakan wudhunya dan terbiasa mencuci tangan dengan benar hingga sela-sela jarinya sehingga bersih optimal. Hal tersebut menjadikan beliau selalu sehat dan tak pernah mengalami masalah pencernaan meski selalu makan dengan menggunakan tangan.

Selain menjaga kebersihan tangan, Rasulullah SAW juga selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan cara menyikatnya dengan kayu siwak serta berkumur setiap wudhu. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan keridhaan Rabb’.” (HR. An-Nasa’i no. 5 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasa’i).

Rasulullah juga senantiasa menjaga adab ketika makan dan minum untuk agar tetap sehat. Diantaranya adalah dengan selalu membaca doa sebelum dan sesudah makan serta makan dengan menggunakan tangan kanan. Beliau juga selalu makan dan minum dalam posisi duduk yang mana akan membuat makanan bisa tercerna secara maksimal sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Hadis riwayat 'Aisyah radhiyallahu 'anha : "Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah,kami dalam rezeki yang telah engkau berikan kepada kami dan lindungilah kami dari siksa neraka." (HR Bukhari dan Muslim). 

Penelitian modern membuktikan bahwa posisi makan dan minum dengan cara duduk dengan tenang adalah cara makan yang sangat bagus untuk kesehatan. Posisi duduk lebih memberikan peluang pada tubuh untuk bisa membuat makanan dicerna dengan mudah dan cepat diproses menjadi energi. Kondisi tenang juga akan membuat sistem pencernaan bekerja dengan lebih maksimal.

Rasulullah sangat rajin melaksanakan puasa yang juga akan mendatangkan kesehatan fisik dan mental. Umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa di setiap bulan Ramadhan. Namun selain waktu tersebut ada hari lainnya yang disunnahkan untuk berpuasa seperti puasa Senin dan Kamis.

Menurut penelitian, puasa memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh seperti untuk membersihkan zat dan racun yang menumpuk pada tubuh khususnya pada ginjal, saluran pencernaan dan organ dalam tubuh lainnya. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat.” (HR. Ibn Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 193. Al-Hafizh Abu Thohir).

Selain berpuasa, Rasulullah juga gemar berolahraga untuk menjaga kesehatannya. Rasulullah SAW mempunyai tubuh yang bugar dan sehat karena terbiasa melakukan olahraga setiap harinya. Beliau terbiasa berolahraga setiap pagi yaitu dengan berjalan kaki sambil menghirup udara segar di pagi hari. Selain olahraga tersebut, Rasulullah SAW juga gemar melakukan jenis olahraga lainnya seperti berkuda, menunggang unta, lari dan memanah.

Dalam tulisan seri The Power Of Ramadhan ke lima ini, penulis akan mencoba mengurai kekuatan bagi seorang yang menjalankan puasa Ramadhan dari sisi kesehatan, baik fisik maupun mental. Secara saintik, puasa itu akan berdampak kepada kesehatan fisik bisa diteliti dan tentu saja sesuai dengan keilmuwan kedokteran, meski tidka bisa digeneralisir.

Secara saintifik, puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, meski kesehatan bukan merupakan niat dan tujuan seorang muslim berpuasa, sebab puasa adalah bagian dari ibadah yang mesti diniatkan sebagai bentuk ketaatan atas perintah Allah. 

Namun, secara saintifik, puasa akan sangat membantu membantu membersihkan tubuh dari racun dan zat-zat berbahaya dengan memungkinkan sistem pencernaan dan metabolisme untuk istirahat dan memulihkan diri.

Puasa teratur dapat membantu dalam menurunkan berat badan dengan cara mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dan meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh. Puasa dapat membantu menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengatur kadar gula darah, dan membantu mengelola kondisi seperti diabetes tipe 2. Puasa telah terbukti dapat meningkatkan konsentrasi, fokus, dan kinerja kognitif. Selain itu, puasa juga dapat membantu melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.

Puasa dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melakukan perbaikan dan regenerasi, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Selama puasa, tubuh mengalami proses autophagy, di mana sel-sel yang rusak atau tidak sehat dibersihkan dan diperbaharui, memperpanjang umur sel dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.

Meskipun puasa memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, penting untuk melakukan puasa dengan bijaksana dan memperhatikan kondisi kesehatan individu. Orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang dalam keadaan hamil atau menyusui sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa.

Selain memberikan manfaat dan kekuatan pada kesehatan fisik, secara saintifik, puasa juga akan memberikan kekuatan dan manfaat bagi kesehatan mental. Saat berpuasa Ramadhan, seorang muslim dituntut untuk mengendalikan keinginan dan hawa nafsu, yang dapat membantu meningkatkan keterfokusan dan konsentrasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Puasa mengajarkan kontrol diri dan kesabaran dalam menghadapi rasa lapar, haus, dan kelelahan. Ini dapat membantu seseorang untuk mengelola emosi dengan lebih baik dalam situasi yang menantang. 

Puasa dapat membantu memperbaiki pola tidur seseorang karena tubuh menjadi lebih teratur dalam mengatur ritme sirkadian dan produksi hormon tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan mental yang baik.

Berpuasa Ramadhan dengan disiplin dan ketekunan dapat memberikan perasaan pencapaian dan keberhasilan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kepercayaan diri seseorang. 

Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga tentang meningkatkan kesadaran spiritual dan koneksi dengan Allah. Ini dapat memberikan rasa kedamaian, ketenangan, dan kepuasan batin yang meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

Saat berpuasa di Bulan Ramadhan, seorang muslim dapat merasakan secara langsung pengalaman orang-orang yang kurang beruntung, yang dapat meningkatkan empati dan pemahaman terhadap orang lain. Ini dapat memperkuat hubungan sosial dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Puasa Ramadhan telah ada aturan dan ketetapannya, jangan sampai seorang muslim berlebihan dalam menjalankan puasa yang justru menyimpang dari aturan Allah. Alih-alih akan memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, malah bisa jadi sebaliknya, yakni berdampak buruk kepada kesehatan keduanya. Banyak praktek-praktek puasa yang tidak wajar dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu.

Dengan demikian, puasa Ramadhan memberikan suatu kekuatan bagi yang menjalankan, yakni kekuatan kesehatan, baik fisik maupun mental. Meski puasa harus tetap diniatkan ibadah, semata untuk mendapatkan ridha Allah dan tata caranya mengikuti sunnah Rasulullah. 

Hal ini sejalan dengan hadis : Rasulullah ï·º bersabda, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).

 
(Kota Hujan, 15/03/24 H – 1 Ramadhan 1445 H : 05.50 WIB)


Oleh: Dr. Ahmad Sastra
Dosen Filsafat
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar