Topswara.com -- Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (TQS Al Baqarah : 183).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (TQS Ali Imran : 110).
Alhamdulillah, kembali kita berjumpa melalui tulisan seri The Power Of Ramadhan hari ke delapan belas bulan suci Ramadhan 1445 H. Sebagai seorang muslim yang senantiasa beriman, bertakwa dan bersyukur kepada Allah hendaknya selalu menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai bulan yang mendatangkan kekuatan dalam berbagai aspeknya, diantaranya adalah kekuatan untuk selalu membaca, menghafal, Memahami, mengamalkan dan memperjuangkan Al-Qur’an.
Al-Qur’an itu kitab istimewa, datang dari Allah yang sangat istimewa karena merupakan Tuhan Pencipta alam semesta. Al-Qur’an disampaikan melalui malaikat istimewa, karena merupakan pimpinan malaikat. Al-Qur’an diberikan kepada Rasul istimewa, karena merupakan Rasul terakhir dan Rasul paling mulia. Al-Qur’an itu istimewa karena diturunkan pada bulan Ramadhan, bulan istimewa.
Al-Qur’an itu istimewa, karena membacanya saja mendapatkan pahala. Sebab membaca bacaan lain baru dapat pahala jika mendatangkan ilmu. Sementara bahkan jika pembaca Al-Qur’an tidak pahampun tetap mendapatkan pahala. Al-Qur’an itu istimewa, karena bagi yang mengamalkan akan menjadi muslim terbaik, jika umat yang menerapkan maka akan menjadi umat terbaik.
Membaca Al-Qur’an itu istimewa, karena membaca satu huruf Al Qur’an mendapat sepuluh kebaikan. 1 juz Al-Qur’an kira-kira berjumlah 7000 huruf, kalikan satu huruf dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban = 4.900.000 kebaikan. Bagi yang berpuasa akan mendapat piala kejuaraan dari Allah SWT sang maha Penentu Hidup
Al-Qur’an itu istimewa, maka jika suatu negara menerapkan akan menjadi negara terbaik (khoirul daulah) yang penuh keberkahan. Negara terbaik tentu saja yang menerapkan Al-Qur’an oleh rakyat yang beriman dan bertakwa. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (TQS Al A’raf : 96).
Al-Qur’an itu istimewa karena merupakan kitab sumber ilmu dan inspirasi peradaban Islam. Dengan Al-Qur’an lahirlah para ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia. Al-Qur’an telah melahirkan sebuah peradaban mulia dalam sebuah negara yang bernama khilafah Islamiah.
Umat Islam menyelamatkan warisan intelektual kuno itu. Membersihkannya dari tahayul, mitos dan kesyirikan. Ilmu kimia dibersihkan dari sihir. Ilmu Astronomi dipisahkan dari astrologi (ilmu nujum, seni meramal nasib).
Matematika dan fisika dipisahkan dari filsafat. Belakangan fisika disebut filsafat alam yang empiris. Bukan seperti filsafat moral (etika) dan metafisika yang spekulatif. Islam kemudian meruhanikan sains agar para ilmuwan tidak menjadi atheis atau agnostik. Dan agar para teknolog tidak menggunakan penemuannya untuk menindas manusia atau menjajah bangsa-bangsa.
Namun, jangan anggap ilmu Allah sudah tertuang di dalam kitab Al-Qur'an semua! Allah sendiri yang memastikan bahwa ilmu-Nya tak terhingga. Katakanlah: "Sekiranya lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meski Kami datangkan tambahan sebanyak itu (TQS Al Kahfi [18]:109)
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tak akan habis-habisnya kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (TQS Lukman [31]:27).
Selama masih perpegang teguh kepada Al-Qur’an, maka peradaban itu akan terus tegak. Sementara jika tak lagi perpegang kepada Al-Qur’an, maka peradaban itu akan hancur dan runtuh. Jika tak menerapkan Al-Qur’an, maka peradaban akan mundur dan terpuruk.
Menurut Sosiolog muslim, Ibnu Khaldun, suatu peradaban akan runtuh disebabkan oleh lima hal. Pertama, ketidakadilan, yang menyebabkan jarak antara orang kaya dan miskin begitu lebar. Kedua, merajalelanya penindasan, yang kuat menindas yang lemah. Ketiga, runtuhnya adab atau moralitas para pemimpin negara. Keempat, pemimpin yang tertutup, tidak bisa dinasehati, meski berbuat salah. Kelima, bencana alam besar-besaran.
Keterpurukan peradaban bermuara pada ditinggalkannya pemikiran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan beralih kepada pemikiran yang memisahkan agama dengan kehidupan atau berfikir sekuler.
Umat tidak lagi memiliki kesadaran Islam yang tinggi. Umat tidak lagi memiliki semangat untuk memperjuangkan kehidupan Islam dalam semua aspeknya. Umat Islam tidak lagi berorientasi pada Islam dalam menjalankan aspek-aspek sosial. Padahal Allah memerintahkan umat Islam untuk menjalankan seluruh aktivitas hidupnya berorientasi kepada Allah.
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (TQS Al An’am : 162-163).
Umat Islam tak lagi menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman kehidupannya. Umat Islam justru tengah mengekor kepada peradaban Barat yang jelas-jelas tak sejalan dengan akidah Islam. Padahal umat Islam adalah umat terbaik yang pernah dilahirkan di dunia ini. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (TQS Ali Imran : 110)
Umat Islam tidak lagi menjadikan hukum-hukum Allah sebagai aturan bagi kehidupan baik secara pribadi, sosial maupun ketatanegaraan. Umat Islam justru beralih menjadikan hukum-hukum kaum kafir sebagai sumber aturan kehidupannya.
Umat Islam kini lebih taat kepada hukum-hukum kufur buatan Barat jelas-jelas bertentangan dengan hukum Allah. Padahal Allah telah dengan tegas melarang umat Islam untuk taat kepada orang-orang kafir dan orang-orang munafik.
Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (TQS Al Ahzab : 48).
Sebaliknya Allah memerintahkan umat islam untuk hanya taat kepada hukum Allah dan Rasulullah serta para pemimpin yang taat kepada Allah dan Rasul. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (TQS Annisa : 59)
Dengan berpaling dari aturan-aturan Allah. Akibatnya umat Islam kini mengalami kesulitan, kesusahan dan kesempitan hidup. Padahal Allah telah dengan tegas mengingatkan dalam Al-Qur’an : Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (TQS Thahaa : 124).
Ramadhan semestinya menumbuhkan kekuatan umat Islam untuk selalu membersamai Al-Qur’an. Oleh karena itu, tugas umat Islam hari ini sangatlah berat, yakni melakukan kesadaran kolektif kepada seluruh umat Islam yang tengah lalai agar kembali sadar untuk kembali kepada Al-Qur’an.
Umat Islam yang masih tidur untuk bangun dan bangkit membela Islam. Umat islam yang telah lupa untuk diingatkan bahwa umat Islam pernah punya masa-masa keemasan dan kejayaan dan kini telah hilang.
Sudah waktunya umat Islam melepaskan ikatan-ikatan sempit yang memecahbelah umat Islam sendiri dan bersatu padu mendakwahkan Islam agar kembali sadar dan ingat untuk menegakkan kembali supremasi islam dalam kehidupan di dunia ini untuk menggantikan peradaban kufur materialistik liberal yang telah merusak manusia dan kemanusiaan.
Mengembalikan kejayaan Islam dengan menerapkan Al-Qur’an, menyatukan kembali umat islam dengan Al-Qur’an, menjadikan hukum-hukum Allah sebagai sumber aturan hidup, dan menegakkan kepemimpinan dan daulah Islam adalah kewajiban dan perjuangan yang tidak mudah. Diperlukan dakwah jamaah, keikhlasan, keseriusan dan pengorbanan. Sebab tidak semua umat islam akan mau menerima seruan dakwah ini.
Banyak umat islam yang mengaku beriman, tapi masih berhukum kepada hukum thaghut. Sungguh benar firman Allah : Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (TQS Annisa : 60).
Kejayaan Islam dengan tegaknya daulah dan kepemimpinan Islam adalah janji Allah dan Allah tidak pernah mengingkari janjiNya. Sebab tegaknya Islam adalah semata-mata karena pertolongan Allah. Ada kita maupun tidak ada kita dalam berjuang, maka Islam tetap akan tegak.
Sebab dakwah tidak pernah kehabisan pejuang. Jika kita tidak berjuang menolong agama Allah, maka akan ada orang lain yang lebih baik yang memperjuangkan agama Allah.
Janji Allah akan tegaknya Islam ditegaskan dalam firmanNya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, (TQS Annur : 55).
(Kota Hujan, 28/03/24 M – 18 Ramadhan 2024 M, 05:50 WIB)
Oleh : Dr. Ahmad Sastra
Dosen Filsafat
0 Komentar