Topswara.com -- Seolah tidak ada habisnya, setelah kenaikan haga beras kini masyarakat dihadapkan pada naiknya tarif tol. Hal ini diberitakan di sejumlah media yang mana salah satunya sebagaimana kami lansir dari CNBC Indonesia bahwa Jasamarga Transjawa Tol sebaga anak perusahaan dari Jasamarga yang mengelola jalan tol Jakarta - Cikampek akan menaikkan tarif tol dalam wakt dekat.
Adapun kenaikannya terdengar sangat signifikan terutama Jakarta - Kalihurip menuju Bandung. Contohnya tarik yang berlaku saat ini ntuk kendaarn golongan I seperti mobil sedan, Jip, Pick Up dan bus yang melintas Gerbang Tol Jakarta IC - Cikampek sebesar Rp. 20.000. Pada tarif baru nantinya denga golongan kendaraan serta rute yang sama akan berubah menjadi Rp. 27.000. Ini artinya akan ada kenaikan tajam sebesar 35 persen. (CNBC Indonesia, 4/3/2024).
Adanya kenaikan harga baik itu pada bahan pokok, BBM hingga fasilitas umum seperti Jalan Tol, dalam kehidupan hari ini bukan lah hal baru. Masyarakat harus rela menelan pahitnya keadaan ini bagaimana pun tak sanggupnya mereka menghadapi.
Sebab sistem kehidupan hari ini telah memaksa rakyat untuk tunduk pada aturan sekalipun di awal mereka melakukan tindak protes pada setiap kebijakan yang tidak cocok dan layak.
Kenaikan tarif tol ini dilihat dari segi mana pun tentu saja memberatkan bagi rakyat. Kebijakan ini mau tak mau pasti akan memberikan dampak pada rakyat dalam menjalani aktivitas kehidupan.
Bila ditelisik keadaan ini tentu terjadinya sebab pengelolaan jalan tol yang tidak dilakukan oleh negara. Melainkan oleh perusaan swasta alias elit kapital, di mana mereka telah menjadikan tol sebagai lahan bisnis guna mencari keuntungan.
Dalam sistem kehidupan yang dianut oleh negeri ini, tak guna heran bila sering menyaksikan keadaan yang merugikan rakyat. Bukan hal baru di sistem kapitalisme, sebab pada dasarnya keuntungan lah yang jadi pokok penting pemahaman ini.
Tak peduli akan mengorbankan orang lain, baik itu dalam jumlah kecil ataupun banyak. Sudah jadi kelumrahan serta konsekuensi logis dari penerapan sistem ekonomi kapitalis, di mana negara hanya berfungsi sebagai regulator semata.
Memberikan fasilitas pada elit kapital menguasai, baik itu dalam perkara sumber daya alam ataupun kekayaan lainnya. Tanpa melihat dampak dari semua itu bagi kemaslahatan rakyat banyak.
Berbeda sekali dengan sistem dan aturan dalam Islam. Islam menempatkan negara sebagai raa’in atau pengurus, yang mengurus dan memenuhi kebutuhan rakyat, termasuk adanya jalan tol.
Jalan tol digolongkan menjadi fasilitas umum yang artinya dibuat guna memudahkan urusan banyak orang termasuk seluruh masyarakat tanpa pandang status sosial dan lain-lain.
Maka sudah pasti jadi tanggungjawab negara memastikan terpenuhinya fasilitas itu tanpa memberatkan siapapun. Seandainya dipungut biaya maka tak akan semahal sebagaimana sistem kapitalisme, sebab yang menjadi tolak ukur setiap aktivitas negara Islam ialah kemaslahatan rakyat.
Islam tidak sekadar turun sebagai akidah ruhiyah yang mengurus soalan ibadah saja melainkan juga dengan lengkapnya memancarkan aturan untuk kehidupan manusia. Dalam periha ini Islam dilengkapi dengan sistem perekonomiannya yang agung dan adil.
Dengan sistem ekonomi Islam, negara akan memiliki sumber dana yang cukup sehingga dapat memenuhi kebutuhan rakyat akan fasilitas publik termasuk kebutuhan jalan tol, dana mengoperasikan dengan harga murah bahkan gratis.
Kenapa bisa begitu? Sebab Islam mewajibkan sumber daya alam dikelola oleh negara di mana hasilnya akan dikembalikan untuk kepentingan umat.
Dari sana lah dana-dana itu terkumpul dan dialokasikan untuk setiap keperluan termasuk penyediaan fasilitas.
Sungguh betapa umat ini membutuhkan tegaknya kembali daulah Islam yakni khilafah Islamiah, yang di dalamkan terterapkan syariah Islam kaffah.
Mengatur setiap aktivitas kehidupan, baik itu perihal ruhiyah maupun siyasiyah (politik). Terlebih lagi politik dalam pandangan Islam ialah fokus mengurusi persoalan umat, memastikan umat mendapatkan hak-hak mereka sebagai warga negara.
Wallahua'alam Bisshawab.
Oleh: Tri Ayu Lestari
Penulis Novel Remaja dan Aktivis Dakwah
0 Komentar