Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rahasia Keajaiban Hidup


Topswara.com -- Sobat. Salah satu rahasia keajaiban dalam hidup ketika kita melayani dan mengasihi orang lain, maka Allah akan memberikan keajaiban pada kita. Allah menghargai seseorang yang mementingkan orang lain dan disamakan dengan dia mementingkan semua manusia yang ada di muka bumi ini. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

مِنۡ أَجۡلِ ذَٰلِكَ كَتَبۡنَا عَلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا وَمَنۡ أَحۡيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحۡيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۚ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرٗا مِّنۡهُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ فِي ٱلۡأَرۡضِ لَمُسۡرِفُونَ  

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS. Al-Maidah (5): 32)

Sobat. Pembunuhan ini adalah yang pertama terjadi di antara anak Adam, Qabil sebagai pembunuh belum mengetahui apa yang harus diperbuat terhadap saudaranya yang telah dibunuh (Habil), sedangkan ia merasa tidak senang melihat mayat saudaranya tergeletak di tanah. Maka Allah mengutus seekor burung gagak mengorek-ngorek tanah dengan cakarnya untuk memperlihatkan kepada Qabil bagaimana caranya mengubur mayat saudaranya. 

Setelah Qabil menyaksikan apa yang telah diperbuat oleh burung gagak, mengertilah dia apa yang harus dilakukan terhadap mayat saudaranya. Pada waktu itu, Qabil merasakan kebodohannya mengapa ia tidak dapat berbuat seperti burung gagak itu, lalu dapat menguburkan saudaranya. Karena hal yang demikian itu 

Qabil sangat menyesali tindakannya yang salah. Dari peristiwa itu dapat diambil pelajaran, bahwa manusia kadang-kadang memperoIeh pengetahuan dan pengalaman dari apa yang pernah terjadi di sekitarnya. Penyesalan itu dapat merupakan tobat asalkan di dorong oleh takut kepada Allah dan menyesali akibat buruk dari perbuatannya itu. Rasulullah bersabda, "Penyesalan itu adalah tobat." (Riwayat Ahmad, al-Bukhari, al-Baihaqi dan al-hakim). 

Tidak dibunuh seseorang dengan zalim melainkan anak Adam yang pertama mendapat bagian dosanya karena dia orang yang pertama melakukan pembunuhan. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Rahasia keajaiban dalam hidup dapat memiliki beragam interpretasi tergantung pada sudut pandang dan keyakinan individu. Namun, beberapa konsep yang sering kali dianggap sebagai "rahasia" untuk menciptakan keajaiban dalam hidup adalah:

1. Percaya dan Berharap: Mempercayai bahwa keajaiban itu mungkin terjadi dan memiliki harapan yang kuat akan masa depan yang lebih baik.

2. Berfokus pada Positif: Mengarahkan pikiran dan energi pada hal-hal yang positif dan membangun, daripada terpaku pada hal-hal yang negatif atau menghambat.

3. Bersyukur: Menghargai dan bersyukur atas segala hal yang telah kita miliki, tanpa mengabaikan kecilnya apapun itu.

4. Berusaha dan Bertindak: Melakukan tindakan konkret untuk mencapai tujuan dan impian, tanpa takut menghadapi tantangan atau kegagalan.

5. Mengasihi dan Melayani Orang Lain: Memberikan cinta, perhatian, dan bantuan kepada sesama, karena kebaikan yang kita berikan akan kembali kepada kita dalam bentuk yang tak terduga.

6. Berdoa dan Berserah: Berdoa kepada Tuhan atau kekuatan spiritual lainnya, dan berserah diri kepada kehendak-Nya, menyadari bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segala sesuatu.

7. Belajar dan Tumbuh: Terus belajar, berkembang, dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

8. Membuka Diri terhadap Keajaiban: Membuka hati dan pikiran kita untuk menerima keajaiban, tanpa terikat oleh skeptisisme atau keterbatasan pemikiran.

9. Menjaga Keseimbangan: Menjaga keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk hubungan, pekerjaan, kesehatan, dan spiritualitas.

Rahasia keajaiban dalam hidup tidak selalu sesederhana seperti yang terlihat, namun dengan menggabungkan beberapa prinsip di atas, seseorang dapat meningkatkan peluang untuk mengalami keajaiban dalam hidup mereka. Yang terpenting adalah membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan baru dan memelihara sikap positif serta optimisme yang kuat.

Salah satu rahasia keajaiban adalah: Bagaimana membuat orang lain bahagia? Bagaimana orang lain selesai masalahnya? Bagaimana orang lain bahagia dengan kehadiran kita? Bagaimana orang lain mendapatkan manfaat dari kita?

Membuat orang lain bahagia, membantu mereka menyelesaikan masalah, dan menjadi sumber kebaikan bagi orang lain merupakan bagian penting dari menciptakan keajaiban dalam kehidupan kita. 

Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu kita mencapai hal tersebut:

1. Menjadi Pendengar yang Baik: Salah satu cara terbaik untuk membantu orang lain menyelesaikan masalah adalah dengan mendengarkan mereka secara aktif dan empatik. Berikan perhatian penuh pada apa yang mereka katakan, tunjukkan empati, dan berikan dukungan yang mereka butuhkan.

2. Menawarkan Bantuan: Jika kita melihat seseorang menghadapi masalah atau kesulitan, tawarkan bantuan dengan tulus. Bisa berupa bantuan praktis, nasihat, atau sekadar menjadi teman yang mendengarkan.

3. Menyebarkan Kebaikan: Berusahalah untuk menjadi sumber kebaikan bagi orang lain dalam setiap kesempatan yang kita dapatkan. Sekecil apapun tindakan kita, jika dilakukan dengan niat yang tulus, dapat membawa kebahagiaan bagi orang lain.

4. Menghargai dan Memberi Penghargaan: Seringkali, menghargai dan memberi penghargaan kepada orang lain atas prestasi mereka atau kontribusi yang mereka berikan dapat membuat mereka merasa dihargai dan bahagia.

5. Membangun Hubungan yang Bermakna: Investasikan waktu dan energi untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang di sekitar kita. Menjadi teman yang dapat diandalkan, mendukung, dan memberi inspirasi bagi orang lain.

6. Menjadi Teladan yang Baik: Melalui perilaku dan tindakan kita, tunjukkan kepada orang lain bagaimana menjadi pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan kerendahan hati.

7. Memberikan Dorongan dan Semangat: Seringkali, kata-kata dorongan dan semangat dapat memberikan dampak yang besar bagi orang lain. Berikan kata-kata semangat kepada mereka yang membutuhkan dukungan dan dorongan.

8. Menyebarkan Cinta dan Kebaikan: Akhirnya, berikan cinta dan kebaikan kepada semua orang di sekitar kita. Kebaikan yang kita sebarkan akan kembali kepada kita dalam bentuk yang tak terduga.

Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini dan berusaha menjadi sumber kebaikan bagi orang lain, kita dapat menciptakan keajaiban dalam kehidupan kita sendiri serta menyebarkan kebahagiaan dan manfaat bagi orang lain.

Allah SWT berfirman:

وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلۡإِيمَٰنَ مِن قَبۡلِهِمۡ يُحِبُّونَ مَنۡ هَاجَرَ إِلَيۡهِمۡ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمۡ حَاجَةٗ مِّمَّآ أُوتُواْ وَيُؤۡثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ وَلَوۡ كَانَ بِهِمۡ خَصَاصَةٞۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفۡسِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ  

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”. (QS. Al-Hasyr (59): 9)

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan sikap orang-orang mukmin dari golongan Ansar dalam menerima dan menolong saudara-saudara mereka orang-orang Muhajirin yang miskin, dan pernyataan Allah yang memuji sikap mereka itu. Sifat-sifat orang Ansar itu ialah:

1. Mereka mencintai orang-orang Muhajirin, dan menginginkan agar orang Muhajirin itu memperoleh kebaikan sebagaimana mereka menginginkan kebaikan itu untuk dirinya. Rasulullah saw memper-saudarakan orang-orang Muhajirin dengan orang-orang Ansar, seakan-akan mereka saudara kandung. Orang-orang Ansar menyedia-kan sebagian rumah-rumah mereka untuk orang-orang Muhajirin, dan mencarikan perempuan-perempuan Ansar untuk dijadikan istri orang-orang Muhajirin dan sebagainya.

'Umar bin al-Khaththab pernah berkata, "Aku mewasiatkan kepada khalifah yang diangkat sesudahku, agar mereka mengetahui hak orang Muhajirin dan memelihara kehormatan mereka. Dan aku berwasiat agar berbuat baik kepada orang-orang Ansar, orang yang tinggal di kota Medinah dan telah beriman sebelum kedatangan orang Muhajirin, agar Allah menerima kebaikan mereka dan memaafkan segala kesalahan mereka."

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundhir dari Yazid bin al-Aslam diterangkan bahwa orang Ansar berkata, "Ya Rasulullah, bagi dia tanah kami ini, yang sebagian untuk kami kaum Ansar dan sebagian lagi untuk kaum Muhajirin." Nabi saw menjawab, "Tidak, penuhi saja keperluan mereka dan bagi dualah buah kurma itu, tanah itu tetap kepunyaanmu." Mereka berkata, "Kami rida atas keputusan itu." Maka turunlah ayat ini yang menggambarkan sifat-sifat orang-orang Ansar.

2. Orang Ansar tidak berkeinginan memperoleh harta fai' itu seperti yang telah diberikan kepada kaum Muhajirin. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata kepada orang-orang Ansar, "Sesungguhnya saudara-saudara kami (Muhajirin) telah meninggalkan harta-harta dan anak-anak mereka dan telah hijrah ke negerimu." Mereka berkata, "Harta kami telah terbagi-bagi di antara kami." Rasulullah berkata, "Atau yang lain dari itu?" Mereka berkata, "Apa ya Rasulullah?" Beliau berkata, "Mereka adalah orang yang tidak bekerja, maka sediakan tamar dan bagikanlah kepada mereka." Mereka menjawab, "Baik ya Rasulullah."

3. Mereka mengutamakan orang Muhajirin atas diri mereka, sekalipun mereka sendiri dalam kesempitan, sehingga ada seorang Ansar mempunyai dua orang istri, kemudian yang seorang diceraikannya agar dapat dikawini temannya Muhajirin.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidhi, dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki telah datang kepada Rasulullah saw, dan berkata, 'Aku lapar. Maka Rasulullah berkata kepada istri-istrinya menanyakan makanan, tapi tidak ada, beliau berkata, 'Apakah tidak ada seorang yang mau menerima orang ini sebagai tamu malam ini? Ketahuilah bahwa orang yang mau menerima laki-laki ini sebagai tamu (dan memberi makan) malam ini, akan diberi rahmat oleh Allah. 

Abu thalhah, seorang dari golongan Ansar, berkata, 'Saya ya Rasulullah. Maka ia pergi menemui istrinya dan berkata, "Hormatilah tamu Rasulullah. Istrinya menjawab, "Demi Allah, tidak ada makanan kecuali makanan untuk anak-anak. Abu thalhah berkata, "Apabila anak-anak hendak makan malam, tidurkanlah mereka, padamkanlah lampu biarlah kita menahan lapar pada malam ini agar kita dapat menerima tamu Rasulullah. Maka hal itu dilakukan istrinya. Pagi-pagi besoknya Abu thalhah menghadap Rasulullah saw menceritakan peristiwa malam itu dan beliau bersabda, "Allah benar-benar kagum malam itu terhadap perbuatan suami-istri tersebut. Maka ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa itu."

Diriwayatkan pula oleh al-Wahidi dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu 'Umar bahwa seorang sahabat Rasulullah saw dari golongan Ansar diberi kepala kambing. Timbul dalam pikirannya bahwa mungkin ada orang lain lebih memerlukan dari dirinya. Seketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, tetapi oleh kawannya itu dikirim pula kepada kawannya yang lain, sehingga kepala kambing itu berpindah-pindah pada tujuh rumah dan akhirnya kembali ke rumah orang yang pertama. Riwayat ini ada hubungannya dengan penurunan ayat ini.

Allah selanjutnya menegaskan bahwa orang-orang yang dapat mengendalikan dirinya dengan mengikuti agama Allah, sehingga ia dapat menghilangkan rasa loba terhadap harta, sifat kikir, dan sifat mengutamakan diri sendiri, adalah orang-orang yang beruntung. Mereka telah berhasil mencapai tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan Allah.

Dalam sebuah hadis Nabi saw dijelaskan bahwa beliau bersabda: Tidak akan berkumpul debu-debu (yang lengket) pada wajah seseorang ketika berjuang di jalan Allah dengan asap neraka Jahannam selama-lamanya, dan tidak akan berkumpul pada hati seorang hamba sifat kikir dan keimanan selama-lamanya. (Riwayat an-Nasa'i)

Dalam hadis lain dijelaskan: Rasulullah bersabda, "Peliharalah dirimu dari perbuatan zalim, sesungguhnya perbuatan zalim (menimbulkan) kegelapan di hari Kiamat, peliharalah dirimu dari sifat-sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu menghancurkan orang-orang yang sebelum kamu, menimbulkan pertumpahan darah di antara mereka dan akan menghalalkan yang mereka haramkan." (Riwayat Ahmad, al-Bukhari, Muslim, dan al-Baihaqi dari Jabir bin 'Abdullah)

Nabi saw juga bersabda dalam hadis lain:
(Tiga golongan) yang terbebas dari sifat kikir, yaitu orang yang membayarkan zakat, memuliakan tamu, dan memberikan sesuatu kepada orang yang susah. (Riwayat ath-thabrani)

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar