Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan (Bagian 10) Penyerahan Kunci Baitul Maqdis

Topswara.com -- Apa kabar Palestina? Bersimbah darah. Berderai air mata. Sejak pendudukan Israel laknatullah yang bersekutu dengan Amerika Serikat. Kapankah sang penyelamat akan tiba di tanah suci ini?

Wahai kaum Muslimin, mari kita tengok sejarah Al-Quds hari ini. Hari ke 13 Ramadan pada tahun 15 H lalu, bertepatan dengan 18 Oktober 636 M. Amirul Mukminin Umar bin Khaththab ra tiba di Palestina, usai peperangan sengit untuk membebaskan negeri-negeri Syam.

Sebelumnya, tersiar berita akan kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung Palestina. Pasukan serta warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di Yerusalem menciut. Mereka trauma dengan kedatangan Pasukan Persia di masa lalu yang menjarah, membakar, membunuh dengan penuh kekejaman. 

Tetapi, Yerusalem adalah kota suci.  Pasukan Muslim pun enggan menumpahkan darah di sana. Sementara umat Kristen sendiri sadar tak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim saat itu. Maka, Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Tentu saja Panglima Amru bin Ash menyambutnya dengan senang hati, sehingga Yerusalem direbut tanpa setetes darahpun.

Namun, Uskup Agung Sophronius mensyaratkan, hanya akan menyerahkan kota suci ke tangan tokoh terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab ra. Umar pun datang ke Palestina dengan pakaian sangat sederhana. Sementara Uskup Agung dan pendampingnya demikian berkilau, hingga mereka malu sendiri di hadapan Umar.

Kesahajaan ini memikat hatinya. "Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada umat yang lebih baik," kata Uskup Agung Sophronius, pemimpin kota Yerusalem, saat menyerahkan kunci kota suci itu kepada Umar bin Khattab.

Umar menerima kunci Kota Quds dan menetapkan bagi penduduknya, Muslim maupun non-Muslim bahwa jiwa dan harta mereka aman. Berikut isi perjanjian damai itu:

"Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah 'Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi."

Umar bin Khaththab, nama yang menggentarkan kawan maupun lawan. Kh4lifah yang telah membebaskan umat manusia di tanah suci Palestina dengan gagah berani. Di bawah naungannya, siapa yang berani mengusik tanah Palestina?

Sayang, keagungan Umar bin Khaththab bak dongeng pengantar tidur yang melegenda. Sedangkan keberanian dan kepemimpinannya sebagai kh4lifah seolah ilusi yang tak mungkin terulang lagi. 

Ketika umat Muslim sedunia tidak berdaya melindungi Palestina. Tidak kuasa mencegah bercokolnya simbol ideologi kapitalisme di pusat kota Yerusalem. Ketika pemimpin kafir menunjukkan kepongahannya di balik tirai kedutaan, di atas lumuran darah para syuhada.

Tanpa khilafah, Palestina sejengkal lagi terhapus dari peta dunia. Sungguh kami merindukan kembalinya khalifah "Umar bin Khathtab" masa kini yang akan merebut kembali kota suci. Mendamaikan umat manusia, Muslim maupun non-Muslim dalam satu perlindungan hakiki, naungan Allah SWT.

Di sadur dari buku Berjudul Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadan karya DR Abdurrahman Al-Baghdady.


Kholda Najiyah 
Founder Salehah Institute 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar