Topswara.com -- Inilah tahun duka. Setelah Rasulullah SAW ditinggal pamannya Abu Thalib, pada 10 Ramadan tahun ke 10 dari kenabian sebelum hijrah, Khadijah binti Khuwailid wafat. Istri yang paling dicintai Rasulullah SAW dan yang paling mulia dari segenap istri beliau. Apa kemuliaannya?
Sebelum hidup bersama Rasulullah SAW, Khadijah adalah istri Atiq bin Abid Al-Makhzumi (Ath-Thabaqat, 8/217) dan melahirkan seorang anak perempuan bernama Hindun.
Setelah Atiq, Khadijah dinikahi oleh Abu Haalah Nabaasy bin Zurarah At-Tamimi, sekutu Bani Abdud Dar dan melahirkan seorang anak laki-laki yang juga bernama Hindun. Kemudian Rasulullah SAW menikahi Khadijah ketika beliau berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun.
Dalam pernikahan itu, Khadijah melahirkan Al-Qasim dan Ath-Thahir atau bernama Muthahar dan mendapat julukan Abdullah. Khadijah juga melahirkan beberapa anak perempuan, yaitu Zainab yang dinikahi Abu 'Ash bin Rabi.' Zainab adalah putri tertua Rasulullah SAW.
Anak perempuan lainnya, Ruqayyah, yang dinikahi oleh Utaibah bin Abu Lahab. Ia ditalak sebelum digauli, lalu dinikahi Utsman bin Affan sebelum kenabian. Anak perempuan lainnya, Ummu Kultsum yang dinikahi Utsman sepeninggal Ruqayyah dan Fathimah yang dinikahi Ali bin Abu Thalib.
Rasulullah menikahi Khadijah 15 tahun sebelum kenabian (Ath-Thabaqaat, 7/604), yang mana dia seorang yang berkecukupan dan memiliki kehormatan dan kecantikan. Zubair bin Bakkar berkata: “Sebelum kenabian Khadijah biasa dipanggil Thahirah (yang suci). Dialah orang pertama yang membenarkan kenabian Rasulullah SAW.”
Diriwayatkan dari Ali Bin Abu Thalib, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baik perempuan adalah Khadijah.” Ibnu Kastir berkata, ditakhrij oleh Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahih keduanya.” (1/363)
Meninggalnya Khadijah mengakibatkan kehilangan yang sangat pada Rasulullah SAW. Beliau bersabda kepada Khaulah bin Hakam ketika dia berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, seakan-akan aku melihat engkau sangat kehilangan karena kematian Khadijah.” Jawab beliau, “Benar, dia adalah ibu anak-anak dan seorang ibu rumah tangga (istri).”
Di antara sekian banyak keutamaan yang dimiliki Khadijah adalah bahwa Malaikat Jibril as datang dengan membawa kabar gembira untuknya, berupa: “Rumah di surga untuknya yang terbuat dari mutiara, tidak ada kegaduhan dan kelelahan di dalamnya.” (Muttafaq 'alaih).
Rasulullah SAW memuji Khadijah dengan sabda beliau, “Dia beriman ketika orang-orang kafir (padaku), dia membenarkan ketika orang-orang mendustakanku, dia membantuku dengan apa yang dia miliki ketika orang-orang menahan bantuan mereka kepadaku dan Allah mengaruniakan anak kepadaku darinya, bukan dari istri-istri yang lain. (HR Ahmad, 6/117).
Khadijah meninggal tiga tahun sebelum hijrah. Kematiannya bersamaan dalam tahun yang sama dengan kematian Abu Thalib, paman Nabi SAW. Al-Waqidi berkata: “Khadijah meninggal pada 10 Ramadan dalam usia 65 tahun, setelah Bani Hisyam keluar dari boikot. Dia dimakamkan di Hajun (pekuburan Al-Mu'allat sekarang). Rasulullah SAW sendiri yang turun ke liang lahatnya. Ketika itu shalat jenazah belum disyariatkan.”
Di sadur dari buku Berjudul Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadan karya DR Abdurrahman Al-Baghdady.
Kholda Najiyah
Founder Salehah Institute
0 Komentar