Topswara.com -- Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, mata pelajaran non-agama seperti IPA, ilmu sosial, dan matematika diajarkan secara terpisah dari mata pelajaran agama. Penekanan utama dalam mata pelajaran non-agama adalah pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah, tanpa penekanan yang signifikan pada ajaran atau nilai-nilai Islam. Ini mencerminkan pendekatan sekuler dalam sistem pendidikan Indonesia yang memisahkan antara pendidikan agama dan pendidikan umum.
Dalam ajaran Islam, pencarian ilmu dianggap sebagai tugas yang mulia dan wajib bagi setiap Muslim, sebagaimana hadits berikut ini:
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913).
"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR Tabrani).
Namun, Islam juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu dunia (sekuler) dan ilmu agama. Pendidikan dalam Islam tidak hanya tentang pengetahuan tentang dunia fisik, tetapi juga meliputi pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama dan moralitas Islam.
Keseimbangan ini mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama Islam tentang pentingnya pengembangan diri secara holistik, baik secara intelektual maupun spiritual.
Sedangkan di Indonesia, sistem pendidikan umumnya didasarkan pada kurikulum nasional yang menetapkan berbagai mata pelajaran yang harus diajarkan di setiap tingkatan pendidikan. Mata pelajaran non-agama seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, dan matematika merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah di Indonesia.
Pendidikan agama yang diajarkan di Indonesia hanya sebatas ibadah saja. Padahal didalam Al Qur'an dan Sunnah juga mengajarkan membangun kesadaran spiritual dengan Allah SWT, akhlak dan hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Akhirnya bermunculan berbagai kejadian buruk yang menimpa para pelajar di Indonesia. Mulai dari berbagai kasus bullying, perkelahian pelajar, kejahatan pelajar (klitih) hingga ratusan pelajar SMP dan SMA yang hamil diluar nikah. Semua itu menjadi akibat tidak seimbangnya ilmu dunia dan ilmu agama.
Keseimbangan antara ilmu dunia dan akhirat merupakan prinsip fundamental dalam pendidikan Islam. Islam mengajarkan agar manusia tidak hanya berusaha untuk meraih kesuksesan di dunia, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat dengan berpegang teguh pada syariat Islam.
Salah satu prinsip utama pendidikan Islam adalah penerapan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak hanya belajar tentang syariat Islam, tetapi juga diajarkan untuk menerapkannya dalam perilaku, interaksi sosial, dan pengambilan keputusan mereka.
Pendidikan Islam tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan hidup yang praktis seperti kepemimpinan, komunikasi, kerjasama, dan pemecahan masalah, yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Mereka diajarkan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, dan berdedikasi dalam segala aspek kehidupan mereka.
Dengan mengatur keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia, pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan individu yang berilmu, bertaqwa, dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan semacam itu dianggap penting dalam mempersiapkan generasi yang dapat menghadapi tantangan zaman modern sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Islami.
Oleh: Tio Kusuma
Aktivis Dakwah
0 Komentar