Topswara.com -- Banyak kawan sesama aktifis yang dengan berbagai alasan belum mau berdakwah. Ada yang karena merasa belum pantas karena belum cukup ilmu. Ada juga yang merasa belum pantas karena merasa belum jadi orang shalih.
Merasa diri sendiri masih banyak salahnya hingga nganggap diri kurang pantas mendakwahkan Islam kepada orang lain. Ada juga yang karena alasan lain misalnya kesibukan kerja, ngurus keluarga dan lain-lain.
Untuk menjawab masalah seperti ini maka kita bisa bahas beberapa aspeknya.
Pertama, dakwah dalam pengertian yang totalitas bukanlah sebatas ngisi ceramah atau pengajian di mimbar atau podium.
Juga tidak terbatas pada mengkaji ilmu dari kitab-kitab tsaqafah Islam berbahasa Arab. Atau tidak sebatas membuat konten konten ceramah, tanya jawab, narasumber diskusi dan lain-lain di sosial media. Atau tidak sebatas menjadi ustaz, dai, guru, kyai atau ulama yang memang seolah menjadi spesialis dalam dakwah.
Namun dakwah yang dimaksud adalah dakwah secara berjamaah dengan segala ragam aktifitasnya yang meliputi semua kegiatan dakwah dan semua kegiatan pendukungnya. Sehingga membutuhkan setiap keahlian mulai dari narasumbernya alias ulamanya, MC atau hostnya, bagian sound sistemnya, bagian konsumsinya, hingga bagian keamanan acara dan bagian teknis lainnya.
Dengan demikian setiap keahlian apapun bentuknya diperlukan. Dan akhirnya pahalanya dibagi bagi sesuai keikhlasan dan kesungguhan tiap orang. Belum tentu narasumber yang menggeegar ceramahnya pahalanya lebih banyak daripada bagian sound sistem yang ngumpet di belakang panggung tanpa dikenal siapapun.
Dengan demikian setiap orang bisa menjadi pengemban dakwah sesuai keahlian masing masing Hatta "sekedar" menyebarkan iklan acara di sosmed. Mudah bukan?
Kedua, dakwah itu wajib bagi kita. Yang namanya wajib ya mesti dikerjakan sesuai kemampuan kita semaksimal mungkin. Termasuk dakwah berjamaah itu wajib sebagaimana membentuk jamaah dakwah untuk merealisasikan perintah Allah dalam surah Ali Imran ayat 104 itu juga wajib.
Sehingga bergabung dengan jamaah dakwah yang mampu merealisasikan tegaknya kemakrufan paling besar dan menghilangkan kemungkaran paling besar juga wajib. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk merasa tidak mampu.
Toh sudah jelas bahwa dakwah berjamaah memerlukan semua talenta atau keahlian setiap orang. Keahlian apapun kita miliki akan terharmonisasikan dalam orkerstra dakwah yang merdu dan indah.
Ketiga, setiap manusia normal perlu proses untuk menjadi tokoh bidang atau level apapun. Seorang ustaz kondang yang bisa menghipnotis ribuan jamaah dalam ceramahnya tak lahir dalam sehari atau sebulan.
Namun berproses dalam keistiqamahan bertahun tahun. Nah, kita juga harus berproses sejak awal. Dan Istiqamah dalam menjalani setiap tahapannya. Maka suatu saat insyaallah kita akan menjadi ahli dibidang masing-masing.
Ahli ceramah, ahli buat video, ahli buat konten, ahli handel acara besar, ahli MC, ahli handel keamanan, ahli handel konsumsi, ahli handel sound sistem, ahli handel perijinan acara dan lain-lain.
Maka kondisi kurang yang kita rasakan saat ini bukan alasan untuk tidak berdakwah. Justru harus dijadikan cambuk bagi kita untuk segera berproses dalam aktifitas dakwah.
Nah disinilah dengan berjamaah kita mengalami proses ngaji dan kegiatan dakwah secara berkesinambungan. Insyaallah kita akan berproses menuju orang-orang yang punya kapasitas di bidang masing-masing.
Kalau dakwah mau berjamaah malah kehilangan proses luar biasa ini. Disamping pastinya berdosa karena tidak melaksanakan perintah Allah.
Keempat, tidak ada manusia yang ma'shum selain para nabi dan rasul alaihimus salam.
Kita manusia biasa memang tempat salah dan lupa. Banyak dosa dan salah baik langsung kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Nah, justru karena kita banyak dosalah maka kita harus bersegara mencari cara menutupinya. Supaya dosa kita berkurang. Syukur-syukur bisa lunas semua.
Dengan berdakwah kita bisa mendapatkan peluang pahala berlipat ganda dan terus menerus meskipun kita sudah mati. Dengan berdakwah juga berarti kita melaksanakan kewajiban hingga insyaallah kita tidak menambah dosa baru dengan tidak berdakwah.
Kelima, dengan berdakwah berjamaah insyaallah kita berada di jalan yang layak ditolong oleh Allah SWT. Karena kita termasuk bagian dari thaifah manshurah alias kelompok yang ditolong Allah. Juga kita insyaallah termasuk bagian dari orang orang yang menolong agama Allah.
Dalam Surat Muhammad Ayat 7
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُم
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Dari Muawiyah Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلَا مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ
“Selalu ada dari umatku senantiasa yang menegakkan perintah Allah. Tidak dapat mencelakai mereka orang yang menghinanya dan juga orang yang menyelisihinya, hingga Allah datangkn kepada mereka perkaranya sedangkan mereka tetap kondisi seperti itu.”
Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الحَقِّ، حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ
“Selalu akan ada kelompok dari umatku akan membela kebenaran hingga datang hari kiamat.”
Dari Mugirah bin Syu’bah Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
يَزَالَ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى النَّاسِ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ
“Selalu aka ada umatku yang membela (kebenaran) di tengah manusia sampai datang keputusan Allah kepada mereka.”
Dari Imran bin Husain Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ، حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
”Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang berperang dalam kebenaran. Mereka akan menang menghadapi orang yang memusuhinya. Sampai akhir dari mereka akan memerangai Al-Masih Dajjal.”
Tidakkah kita dengan senang hati menjadi bagian orang orang yang bergabung dalam thoifah manshurah alias kelompok yang ditolong oleh Allah? Masihkah kita berat hati apalagi tidak mau berdakwah?
Ngaji yuk! Dakwah yuk![]
Semoga Allah merahmati Syaikhuna Taqiyyuddin An Nabhani rahimahullah. Dan menjadikan tempat tinggal beliau adalah jannatil firdaus. Aamiin.
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar