Topswara.com -- Sobat. Silaturahmi dalam Islam merujuk pada konsep menjalin hubungan yang baik dan harmonis antara sesama manusia, terutama antara anggota masyarakat Muslim. Istilah "silaturahim" berasal dari bahasa Arab, tetapi dalam Kamis Besar Bahas Indonesia silaturahmi, yakni "sila" berarti hubungan atau ikatan, dan "rahim" berarti hubungan darah atau keluarga.
Dalam konteks agama Islam, silaturahmi memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar bersilaturahim dengan keluarga dan kerabat. Ini juga mencakup menjaga hubungan baik dengan tetangga, teman, sesama Muslim, dan bahkan orang-orang dari latar belakang beragama atau budaya yang berbeda.
Sobat. Silaturahmi dianggap sebagai salah satu tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak keutamaan. Rasulullah Muhammad SAW dan ajaran Islam secara umum menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia sebagai bagian dari ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menjalin silaturahmi juga dianggap sebagai cara untuk memperkuat ikatan sosial dan masyarakat Muslim serta mengurangi konflik dan permusuhan. Ini juga mempromosikan nilai-nilai seperti tolong-menolong, empati, dan pengertian antar sesama manusia.
Dalam praktiknya, silaturahmi dapat berupa kunjungan, telepon, pesan teks, atau komunikasi lainnya untuk menyapa dan memperbarui hubungan dengan orang lain. Selain itu, memberi salam, memberikan hadiah, memberikan nasihat yang baik, dan menawarkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan juga dianggap sebagai bentuk silaturahim dalam Islam.
Hadits Rasulullah SAW, "Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi." (HR Bukhari dan Muslim)
Benar, hadis yang disebutkan adalah salah satu hadits yang sangat terkenal dalam Islam yang merujuk pada pentingnya menjaga silaturahim. Hadits tersebut dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang merupakan dua dari enam koleksi hadits yang paling dihormati dalam Islam.
Hadis tersebut mengajarkan bahwa seseorang yang ingin rezekinya dilapangkan oleh Allah dan umurnya diperpanjang, hendaknya dia menjaga silaturahim dengan baik. Ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan keluarga, tetangga, teman, dan sesama manusia secara umum merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Dengan demikian, hadits tersebut menekankan pentingnya menjaga dan menyambung silaturahim sebagai bagian dari praktek kehidupan sehari-hari umat Muslim. Ini juga menegaskan bahwa Allah SWT menyukai orang-orang yang aktif dalam menjaga dan memperkuat hubungan sosial mereka.
Apa Saja Keutamaan Silaturahmi?
Ada banyak keutamaan dalam menjaga silaturahim dalam Islam. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT: Menjaga silaturahim adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah Muhammad SAW menyatakan bahwa Allah senang dengan orang-orang yang menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sesama manusia.
2. Dilapangkan Rezeki dan Diperpanjang Umur: Seperti yang disebutkan dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya, menjaga silaturahim dapat menjadi salah satu sarana untuk melapangkan rezeki dan memperpanjang umur seseorang.
3. Diperlancar dalam Urusan Dunia dan Akhirat: Menjaga silaturahim juga dapat membawa berkah dan kemudahan dalam urusan dunia dan akhirat seseorang. Allah SWT memberikan keberkahan dalam segala aspek kehidupan bagi mereka yang aktif dalam menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
4. Mendapat Perlindungan Allah SWT: Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan bahwa seseorang yang menjaga silaturahim akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dan dihindarkan dari keburukan.
5. Menghapus Dosa: Menjaga silaturahim juga dapat menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa seseorang. Rasulullah Muhammad SAW menyatakan bahwa Allah akan menghapus dosa-dosa hamba-Nya yang menjaga silaturahim.
6. Menjaga Kesatuan dan Keharmonisan Masyarakat: Melalui silaturahim, masyarakat Muslim dapat menjaga kesatuan dan keharmonisan antar sesama. Ini memperkuat ikatan sosial dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan masyarakat yang saling mendukung.
7. Meningkatkan Kebaikan dan Kepedulian Sosial: Dengan menjaga silaturahim, individu juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kebaikan dan kepedulian sosial mereka. Mereka dapat membantu sesama yang membutuhkan dan memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.
Semua keutamaan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga silaturahim dalam Islam, bukan hanya sebagai tindakan sosial, tetapi juga sebagai bagian integral dari ibadah dan kehidupan beragama umat Muslim.
Silaturahmi selain mendatangkan rezeki dan memperbanyak rezeki , silaturahmi bisa turut mengantarkan hamba menuju Surga.
Benar, menjaga silaturahim tidak hanya berdampak pada aspek materi seperti mendatangkan dan memperbanyak rezeki, tetapi juga memiliki implikasi spiritual yang besar. Silaturahim dapat menjadi salah satu faktor yang membantu seseorang mendapatkan keberkahan dalam hidupnya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga mempercepat perjalanan menuju surga. Berikut adalah beberapa cara di mana silaturahim dapat membantu menuju surga:
1. Taat kepada Perintah Allah: Menjaga silaturahim adalah salah satu perintah Allah SWT. Dengan mematuhi perintah-Nya, seseorang menunjukkan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah SWT, yang merupakan salah satu kunci menuju surga.
2. Pembersihan Dosa: Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan bahwa menjaga silaturahim adalah salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa. Dengan demikian, praktik ini membantu membersihkan diri dari dosa-dosa yang dapat menghalangi seseorang dari memasuki surga.
3. Pengampunan dan Rahmat Allah: Allah SWT senang dengan hamba-Nya yang aktif dalam menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Dengan demikian, Allah dapat memberikan pengampunan dan rahmat-Nya kepada mereka yang terus-menerus menjaga silaturahim, sehingga membantu mereka menuju surga.
4. Sifat Terpuji: Menjaga silaturahim mencerminkan sifat-sifat terpuji seperti kasih sayang, pengertian, dan kerelaan untuk memaafkan. Sifat-sifat ini sangat dihargai oleh Allah SWT dan dapat menjadi faktor penentu dalam diterimanya seseorang di surga.
5. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan: Praktik menjaga silaturahim dapat memperkuat ikatan antara individu dengan Allah SWT dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan mereka. Individu yang lebih taat kepada Allah SWT memiliki peluang yang lebih besar untuk masuk surga.
Dengan demikian, silaturahim tidak hanya mempengaruhi kehidupan dunia, tetapi juga memiliki dampak yang besar pada kehidupan akhirat seseorang. Melalui praktik ini, seseorang dapat mengumpulkan amal sholeh yang akan mengantarkannya menuju surga yang abadi di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah berkata, apabila engkau mebantu orang yang memiliki hubungan kerabat denganmu, maka engkau mendapatkan dua pahala: Pahala sedekah dan pahala silaturahmi.
Hadits yang Anda sebutkan adalah salah satu hadits yang menggambarkan pentingnya membantu orang yang memiliki hubungan kerabat (silaturahim) dalam Islam. Meskipun saya tidak memiliki referensi langsung untuk hadits ini, namun hadits tersebut mencerminkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam tentang pentingnya membantu keluarga dan menjaga hubungan baik dengan mereka.
Dalam Islam, membantu keluarga atau kerabat tidak hanya dianggap sebagai tindakan kebajikan (sedekah), tetapi juga sebagai bagian dari menjaga silaturahim. Dengan demikian, seseorang yang membantu kerabatnya akan mendapatkan dua pahala sekaligus: pahala sedekah dan pahala menjaga silaturahim.
Prinsip ini menunjukkan bahwa membantu kerabat atau keluarga merupakan tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk saling membantu dan mendukung anggota keluarga mereka, baik dalam hal materi maupun moral, sebagai salah satu cara untuk memperkuat ikatan keluarga dan menjaga hubungan yang baik antar sesama.
Sobat. Silaturahmi tidak hanya menambah ketakwaan dan mengantarkan kita kepada surga, tetapi juga menguatkan ikatan persaudaraan dan menguatkan empati kita. Kodrat manusia saling menggantungkan, tidak ada yang bisa hidup sendiri.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis 30 Buku mengenai Motivasi dan Pengembangan diri. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
0 Komentar