Topswara.com -- Akhir-akhir ini kita dibuat mengelus dada atas berita-berita kriminal yang terjadi di sekitar kita. Berita terbaru yang membuat sesak, sedih, sekaligus kesal adalah tentang pemerkosaan dan penyekapan yang dialami oleh seorang pelajar, di mana pelakunya pun masih pelajar pula. Hati orang tua mana yang tidak sakit ketika mendengarnya.
Bagaimana rasanya seorang anak yang dirawat secara baik-baik menjadi korban perbuatan asusila? Kenapa anak di bawah umur yang seharusnya sibuk dengan pendidikan bisa berlaku sedemikian bejatnya?
Tidak jauh dari berita tentang pelajar, ada juga perang sarung di Bekasi yang memakan korban satu orang tewas. Anak di bawah umur, di mana statusnya masih pelajar dan seharusnya sibuk dengan pendidikan justru berbuat brutal. Kalau sudah demikian, bagaimana dengan penerus negeri ini?
Jika bibitnya saja sudah rusak, bukankah outputnya pun tidak akan maksimal? Lantas, di manakah peran Pendidikan dalam hal ini? Maraknya pelajar dan anak di bawah umur menjadi pelaku beragam kejahatan mencerminkan rusaknya generasi.
Di sisi lain, hal ini menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan gagal mencetak generasi yang berkualitas. Selain itu, lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual.
Sistem pendidikan sekuler membuat siswa tidak mendapatkan ilmu agama secara memadai. Bayangkan saja jika dalam sepekan hanya mendapatkan porsi 2 jam pelajaran. Dalam waktu yang sangat singkat itu, ibarat buah hanya baru dikupas kulitnya saja. Pendidikan agama hanya sebatas ibadah ritual dan tidak sampai pada keimanan. Maka wajar saja jika outputnya bersifat liberal.
Selain itu, sekolah juga tidak mendampingi siswa dalam satu hari penuh. Sisanya adalah kembali ke dalam lingkungan keluarga. Karenanya, di sinilah orang tua ikut berperan penting sebagai faktor penentu perilaku anak dalam kehidupan. Mereka adalah tempat pertama seorang anak mendapatkan perhatian dan juga pelajaran tentang hidup.
Kenapa anak-anak remaja bisa berbuat kriminal? Di sinilah peran orang tua patut dipertanyakan. Sayangnya di era sekarang, orang tua justru disibukkan dengan pekerjaan demi memenuhi kebutuhan keluarga hingga lalai dalam hal mendidik anak.
Hal ini merupakan dampak dari sistem ekonomi neoliberal. Di mana negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah akan tetapi kemiskinan tidak bisa dihindari.
Islam memiliki sistem pendidikan yang kuat karena berasas akidah Islam. Dengan metode pengajaran talkiyan fikriyan akan mampu mencetak generasi yang beriman bertakwa. Dengan dukungan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk generasi berkepribadian Islam.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya" (HR. Muslim).
Dari hadis di atas sangat jelas bahwa setiap pribadi adalah seorang pemimpin. Pemimpin negara adalah seorang yang bertanggung jawab atas warganya. Negara yang berdiri di atas landasan Islam berkewajiban menjalankan peran negara sebagai pelayan dan pengayom umat. Negara seharusnya menyelesaikan akar masalah ini dengan memperbaiki sistem pendidikan yang ada.
Tidak cukup hanya memberi sanksi pada pelaku. Di sisi lain, orang tua sebagai pemimpin atas rumah tangga mengambil peran dengan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa penyebab kekerasan yang merenggut nyawa generasi ini mencakup berbagai aspek kehidupan, sehingga dalam pencegahannya pun tidak bisa dilakukan secara personal. Oleh karena itu, inilah pentingnya penerapan syariat Islam secara kaffah.
Di mana Islam mengatur segala aspek tersebut, baik sistem ekonomi, pendidikan, maupun keluarga. Jika semuanya berjalan seiringan, maka tindakan kriminal akan bisa dihindari. []
Oleh: Nurlaini
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar