Topswara.com -- Berpuluh-puluh tahun kaum muslim Palestina mengalami penderitaan. Namun hingga kini penjajahan itu tidak pernah sirna, malah semakin bertambah. Bahkan zionis Israel saat ini menguasai 78 persen tanah para nabi itu.
Dikutip dari media Tribunnews.com, berikut ini rangkuman peristiwa yang terjadi dalam perang Israel dengan kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina pada Jumat (23/2/2024). Serangan Israel terhadap palestina masih berlangsung bahkan semakin menggila. Agresi militer disana telah berjalan lebih dari 140 hari. 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka pada peristiwa serangan israel di gaza tengah yang terjadi pada kamis (22/2/2024).
Krisis kemanusiaan, serangan Israel di gaza membuat 2,3 penduduk gaza memgalami kelaparan akut dan penyebaran penyakit. Pasukan Israel juga telah menghancurkan dua rumah, sebuah sumur air dan jaringan listrik di komunitas Khallet al-Farra, di selatan Hebron di Tepi Barat yang diduduki, kantor berita Wafa melaporkan.
Sementara itu keadaan umat muslim yang berada di benua lain pun tidak baik-baik saja. Brussels. Konflik Israel-Palestina yang tengah berlangsung berdampak terhadap meningkatnya kasus Islamofobia dan antisemitisme di Eropa, ujar Koordinator komisi Uni Eropa untuk mencegah kebencian anti-Muslim, Marion Lalisse.
Begitu pula yang terjadi di London, insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat akibat genosida Israel di Gaza. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Tell MAMA, sebuah kelompok pemantau, sebagaimana dilansir Arab News, Sabtu (24/2/2024).
Penderitaan yang dialami oleh saudara kita yang berada di Palestina ternyata masih belum bisa menggerakan mayoritas hati masyarakat dunia. Justru perang yang terjadi disana menjadi penyulut kebencian masyarakat nonmuslim terhadap islam. Hingga, islamfobia semakin meningkat diberbagai belahan dunia.
Meskipun banyak negara-negara yang mengecam tindakan entitas zionis. Misalnya seperti, Afrika Selatan yang menggugat israel pada sidang mahkamah internasional (International Court of Justice/ICJ). Tetapi tetap tidak mampu menghentikan keinginan israel merebut tanah Palestina.
Peristiwa seperti ini terus saja terjadi, para pembenci islam semakin memperlihatkan kebenciannya terhadap islam. Wujud dari islamofobia memiliki berbagai macam bentuk seperti serangan fisik atau verbal, pelecehan, undang-undang yang menyudutkan umat Islam, larangan memakai simbol agama atau beribadah, dan diskriminasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, serta hubungan sosial.
Kaum muslim saat ini tidak memiliki tempat mengadu, meskipun ada lambaga perdamaian dunia (PBB) kenyataan nya umat islam tidak mendapatkan perlindungan sebagaimana mestinya.
Berkali-kali PBB dan negara-negara dunia memberi peringatan nyatanya agresi militer tetap berjalan. Begitu pula upaya dalam menanggulangi islamfobia PBB mengeluarkan resolusi peringatan hari internasional memerangi islamofobia yang digagas oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada 15-3-2023.
Ironisnya, kasus islamofobia semakin marak dan gerakan anti islam terus bergulir bahkan bertambah tiga kali lipat. Bukankah ini menunjukkan bahwa dunia tidak mampu melakukan tindakan nyata untuk melindungi umat Islam?
Hal ini membuktikan bahwa kapitalisme tidak akan pernah bisa bersanding dengan Islam. Para kapitalis memiliki sifat ingin menguasai dunia dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya termasuk para pemimpinnya, salah satunya dengan membiarkan kaum muslim tercerai-berai dalam banyak negara dengan ikatan nasionalisme dan sistem politik demokrasi.
Islamofobia adalah bukti lemahnya bahkan tidak diperhitungkan posisi politik umat Islam di panggung internasional. Muaranya adalah ketiadaan institusi politik yang menjadi perisai bagi umat Islam, yakni khilafah.
Sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada 3 Maret 1924, kaum muslim menjadi sasaran kebencian musuh-musuh Islam. Berbeda pada saat khilafah masih tegak, umat islam selalu merasa aman dimanapun mereka berada. Setiap ada seorang muslim teraniaya, maka khalifah akan mengirim pasukan untuk membelanya.
Khilafah menerapkan aturan islam sesuai Al-Qur'an dan Sunah. Berbeda jauh dengan kekuasaan negara adidaya saat ini yang mengeruk SDA dan justru menyebarkan ketakutan.
Khilafah adalah perisai yang senantiasa melindungi kaum muslim dari segala ancaman bahaya. Oleh karena itu, terkait permasalahan yang terjadi saat ini seperti masalah palestina, islamfobia atau yang lainnya tidak akan pernah selesai jika umat islam tidak mempunyai perisai kuat. Perisai yang dimaksud adalah khilafah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Saat ini tidak ada khalifah yang sanggup menjadi junnah, melindungi kaum muslim dari kezaliman dan memimpin mereka berperang melawan musuh. Malah ide khilafah dimusuhi, didemonisasi, dan dikriminalisasi.
Padahal, hanya khilafah yang mampu menyatukan umat dan mengembalikan kemuliaannya dengan dakwah dan jihad. Oleh karenanya, menjadi keniscayaan bagi kita semua untuk berjuang bersama mewujudkannya di tengah umat.
Oleh: Rifa Alifhia
Aktivis Muslimah
0 Komentar