Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Investasi Perempuan, Eksploitasi ala Kapitalisme

Topswara.com --  Isu tentang perempuan memang tidak pernah sepi untuk dibahas. Keberadaanya yang dirasa masih terdiskriminasi membuat banyak pihak untuk memperjuangkannya. Tidak terkecuali UN Women, sebuah organisasi PBB yang bergerak dalam bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Tujuannya tentulah untuk meningkatkan kesetaraan gender, menghapus diskriminasi serta menjamin hak-hak perempuan. 

Dalam peringatan Hari Perempuan yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, organisasi internasional ini telah menetapkan tema untuk tahun 2024 ini, yakni Invest in women: Accelerate progress atau yang berarti Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat kemajuan. (news.detik.com, 2/2/2024)

Hal ini pun direspons dengan cepat oleh UN Indonesia dengan mendukung program tersebut. Dikutip dari liputan6.com (1/3/2024), Kepala Program UN Women Indonesia, Dwi Faiz, menyebut bahwa menjamin pemenuhan hak-hak perempuan dan anak perempuan di seluruh aspek kehidupan adalah satu-satunya cara untuk memastikan perekonomian yang sejahtera dan adil, planet yang sehat untuk generasi masa depan, dan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dwi Faiz juga menyebutkan bahwa investasi secara keseluruhan bisa dilakukan oleh publik (pemerintah) maupun private sector (individu). 

Eksploitasi Perempuan

Potensi perempuan yang luar biasa telah ditangkap oleh kapitalis sebagai kalangan yang mampu menggerakkan roda ekonomi lebih dahsyat. Hal ini pun digaungkan kepada para penguasa negeri kapitalis untuk meningkatkan kesetaraan gender. 

Perempuan dinilai memiliki kemampuan lebih andal menjadi mesin produksi. Kelebihannya menggerakkan mesin ekonomi dirasa memiliki dampak yang lebih cepat dan luas di tengah keterpurukan ekonomi kapitalisme yang sedang menuju keruntuhannya. 

Negara terus didorong untuk membuat kebijakan yang bisa mengantarkan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan kepada perempuan untuk terus belajar dan berkarya. Semuanya dalam kerangka agar perempuan produktif secara ekonomi. Negara harus berinvestasi dengan menyediakan dana yang cukup untuk memfasilitasi kesetaraan gender ini lebih cepat terwujud.

Hal ini dianggap akan mendatangkan banyak keuntungan. Salah satunya adalah mengentaskan kemiskinan. Dengan berdayanya perempuan secara ekonomi, mereka dianggap akan mampu menyelamatkan keluarga. 

Perempuan yang produktif akan mampu memberikan pendidikan, Kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan anak lebih baik daripada perempuan yang hanya mengandalkan tulang punggung laki-laki. 

Tampak jelas bahwa negara berlepas tangan dalam urusan rakyatnya, termasuk kalangan perempuan. Negara menyerahkan tanggung jawab pendidikan dan kesehatan rakyat kepada masing-masing individu. Negara telah melupakan kewajiban utama perempuan sebagai pendidik generasi.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa upaya pemberdayaan perempuan bukan hanyalah untuk memanfaatkan potensi perempuan untuk menyelesaikan dampak kerusakan penerapan kapitalisme. Namun, perempuan juga dijadikan alat pemuas keserakahan para pemilik kapital. Perempuan dieksploitasi menjadi mesin pencetak cuan yang mengalir ke kantong-kantong kapitalis.
 
Islam Memuliakan Perempuan

Kehadiran Islam sesungguhnya untuk memuliakan perempuan sesuai dengan fitrahnya. Islam menetapkan kewajiban perempuan adalah sebagai ummun wa rabbatul bait. Perempuan adalah pendidik dan pengurus rumah tangga. Sedangkan tanggung jawab nafkah diserahkan kepada pundak laki-laki. 

Dengan penetapan kewajiban yang jelas dan sesuai fitrah ini, negara didorong untuk mampu mewujudkannya dengan segenap sumber daya yang dimiliki. Menjadi tugas negara untuk menyiapkan kaum perempuan agar mampu melaksanakan perannya menjadi pencetak generasi unggul dan mulia. 

Hal ini dilakukan dengan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam.
Pendidikan yang merupakan tumpuan utama pencetak generasi unggulan menjadi tanggung jawab negara yang harus diberikan secara berkualitas kepada semua kalangan, baik perempuan maupun laki-laki, yang kaya maupun miskin. 

Dengan kesempatan mendapatkan pendidikan yang sama ini, Islam telah berinvestasi yang sesungguhnya untuk membangun peradaban mulia bukan hanya sekedar meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Inilah sistem yang kita rindukan selama ini. Sistem yang mampu menempatkan perempuan pada posisi mulia yang sesungguhnya. Tidakkah kita tergerak untuk memperjuangkan tegaknya sistem dari Sang Khalik ini?

Wallahu a’lam bishshawwab.


Oleh: Esti Dwi
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar