Topswara.com -- Pada Jumat kemarin telah di tetapkan sebagai hari perempuan internasional, benarkah investasi ini dapat memenuhi semua hak-hak perempuan dan menghilangkan diskriminasi serta dapat memperkuat kemajuan perempuan diseluruh dunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB secara khusus menetapkan tema perayaan peringatan Hari Perempuan Internasional, Jumat, 8 Maret 2024, adalah ”Berinvestasi pada Perempuan: Memperkuat Kemajuan”.
Tema itu sengaja dipilih di tengah dunia yang menghadapi aneka krisis, mulai dari konflik geopolitik hingga melonjaknya kemiskinan dan meningkatnya tantangan akan dampak perubahan iklim. Aneka tantangan itu hanya dapat diatasi dengan memberdayakan perempuan. (4/3/24 kompas.id)
Perempuan memiliki potensi yang luar biasa serta daya juang dan gigih dalam melakukan suatu pekerjaan, dan hal ini yang kemudian dilihat dan dilirik oleh para kapitalisme untuk memajukan perempuan atas nama kesetaraan gender dan juga untuk mendapatkan hak-hak secara penuh sebagai perempuan serta menghilangkan diskriminasi yang selama ini menimpa kaum perempuan.
Kemampuannya lebih bisa diandalkan serta sikapnya yang gampang untuk diarahkan dan dibina yang kemudian dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai perekonomian kapitalisme yang makin terpuruk.
Dengan dukungan dari pemerintah terhadap perempuan dan memberikan investasi serta memfasilitasi agar perempuan dapat melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas, yang menghasilkan nilai ekonomi dan untuk menjadikan kaum perempuan lebih produktif dalam bersaing.
Serta memberikan dorongan juga kesempatan bagi perempuan untuk belajar dan berkarya oleh karena itu kapitalisme melalui pemerintah terus memberikan apresiasi agar perempuan dapat maju dan berkembang serta terwujudnya kesetaraan gender yang mereka impikan untuk memperkuat kemajuan perempuan.
Pemerintah melalui investasi perempuan yang terus menyediakan dana karena dengan produktifnya perempuan. Dapat mengentaskan kemiskinan di negara ini serta mampu menopang kehidupan keluarga, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan yang lainnya yang dapat mereka berikan kepada anak mereka dibandingkan hanya mengandalkan gaji suami.
Serta akan meningkatkan nilai ekonomi negara makanya hal ini terus diperdayakan pemerintah karena akan banyak keuntungan yang didapat dari investasi selain itu untuk perkembangan kehidupan perempuan diera globalisasi ini.
Padahal investasi yang katanya untuk memperkuat kemajukan perempuan yang selama ini digaungkan adalah jebakan kapitalisme, Perempuan hanya dijadikan alat untuk mencetak rupiah dan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kenyataannya mereka hanya menjadikan perempuan agar sibuk memikirkan karir dari pada mengurusi urusan keluarga yang akhirnya melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Kesetaraan gender yang selama ini diperjuangkan tidak akan pernah bisa mereka capai karena memang sudah fitrahya perempuan tidak bisa melebihi laki-laki, dan diskriminasi nyatanya sampai saat ini masih banyak dialami perempuan.
Inilah sistem kapitalisme sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, yang menjadikan perempuan alat untuk dieksploitasi dan juga sebagai pemuas nafsu mereka untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah yang besar, serta perempuan juga hanya dijadikan objek yang dipandang rendah makanya sering sekali terjadi diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum perempuan.
Betapa rusaknya sistem ini yang memperdayakan tenaga dan kemampuan perempuan demi kepentingan ekonomi kapitalis. Tujuan dan tugas utama perempuan dalam mendidik anak-anak mereka justru diabaikan.
Hanya Islam yang mampu memulihkan perempuan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan serta meninggikan kehormatannya sebagai perempuan.
Sehingga ia akan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan fitrahnya yaitu kedudukannya sebagai ibu atau ummun warabbatul bait agar dapat mencetak generasi yang cerdas dan cemerlang.
Sedangkan tugas mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah urusan laki-laki dan tidak dibebankan kepada perempuan apalagi sampai dieksploitasi seperti dalam sistem kapitalis saat ini.
Bahkan di dalam sistem Islam perempuanpun diperdayakan untuk bisa belajar dan menguasai berbagai ilmu tetapi bukan untuk dieksploitasi atau dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan, melainkan untuk mendidik anak-anak mereka agar menjadi generasi yang diharapkan yaitu cerdas dan cemerlang, dan fitrahnya sebagai seorang ibu benar-benar terjaga didalam Islam.
Jadi masihkan kita percaya dengan sistem saat ini yang telah merusakkan tatanan kehidupan umat, tidakkah kita rindu pada sistem yang telah Allah berikan untuk kehidupan manusia dan apa kita tidak ingin memperjuangkan serta menegakkan kembali sistem syariat Islam kaffah diatas muka bumi ini dibawah naungan khilafah Islamiah.
Waallahu a'lam bish-shawab.
Ermawati
Aktivis Muslimah
0 Komentar