Topswara.com -- Seaorang wanita berinisial N, pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa 10 pria. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubung di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/2/2024).
Polisi yang turun tangan mengamankan enam pelaku yaknu AD, DA dan R yang masih di bawah umur. Serta tiga pria dewasa yakni AL alias IR, A dan MI. Sementara empat pelaku lainnya masih buron.kompas,com.
Zaman sekarang generasi makin banyak menimbulkan kerusakan moral. Kehidupan remaja saat ini begitu dekat dengan tindak kriminal. Usia muda yang semestinya menjadi usia cemerlang dalam karakter, akhlak, prestasi, dan kebaikan, kondisinya justru sangat kontradiktif dengan fakta hari ini.
Sistem kehidupan sekuler melahirkan pola hidup hedonis, permisif, dan liberal. Standar hidup tidak lagi berpegang teguh pada agama, melainkan transaksi pada pencapaian atau keberhasilan yang bersifat materi. Alhasil generasi makin jauh dari nilai ketaatan kepada penciptanya yakni Allah SWT.
Salah satu faktor pemicu rusaknya generasi adalah pola penyusunan kurikulum. Dalam sistem pendidikan saat ini, pendidikan dan tujuan pendidikan tidak sinkron. Dalam undang-undang Diknas salah satu poinnya menyebutkan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa, berahlak mulia, berilmu.
Dengan model kurikulum yang diterapkan saat ini, tujuan itu capai lahir generasi bermartabat, bertakwa, dan berakhlak mulia sementara itu versi Islam dalam kurikulum pendidikan sekuler begitu minim.
Meski lembaga pendidikan Islam di berbagai daerah menjadi alternatif, tetapi ini bukanlah tidak akan terjadi tindak kejahatan generasi. Karena yang tengah dihadapi orang tua, guru, dan lembaga pendidikan adalah arus sekularisasi di semua lini kehidupan.
Karena terbukanya era informasi global yaitu berupa era digital yang semua tontonan bisa akses kapan pun, serta berbagai game genre kekerasan, ditambah dengan budaya serta pemikiran asing yang menjadi tren kehidupan. Maka generasi pembebek tidak bisa menyaring benar dan salah dalam memandang kehidupan.
Kita harus mengevaluasi kurikulum yang berdampak kepada generasi, sehingga mereka menjadi generasi yang rusak makan sekunder kapitalis tidak mungkin berhasil mencetak generasi cerdas dan dalam ilmu umum seperti sains dan teknologi namun sistem ini sejatinya sudah gagal mencetak generasi berkepribadian mulia.
Untuk itu kembali kepada sistem Islam yang dapat membentuk generasi yang unggul dengan menerapkan sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk manusia-manusia cerdas Iptek sekaligus kayak dengan ke imanan dan ketakwaan atau mewujudkan pribadian Islam saksi ah Islamiyah dan memberlakukan politik ekonomi yang mensejahterakan.
Terbukti sukses membangun manusia berkepribadian Islam (pola pikir islam dan pola sikap islam) sebagaimana jaman kejayaan kekhilafahan melahirkan sok sok ilmuan tegas dan juga memiliki kepribadian yang baik. Kecerdasan ilmu yang mereka miliki didedikasikan untuk kemaslahatan umat. Mereka menggunakan ilmunya untuk menciptakan berbagai hal yang bermanfaat bagi rakyat dan negara.
Negara pun memberikan penghargaan begitu yang begitu tinggi atas dipakai dan penemuan teknologi mereka itu maka kehebatan Islam telah terbukti menghasilkan generasi yang unggul yang memberikan manfaat bagi kehidupan. Oleh karena itu generasi dari kerusakan hanya diselesaikan dengan peradapan Islam sistem Islam secara kaffah.
Wallahu ‘alam biashawwab.
Kania Kurniaty
Aktivis Muslimah Kayumanis Al-Abror
0 Komentar