Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dunia dalam Islamofobia, Harus Bagaimana?

Topswara.com -- Hasil pengamatan tell MAMA yang disampaikan pada Kamis 22 Februari 2024 bahwa insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat setelah perang antara Israel dan Hamas pecah. 

Tercatat sebanyak 2.010 kasus anti-Muslim yang terjadi dalam empat bulan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan merupakan jumlah kasus terbesar yaitu meningkat 335 persen yang diantaranya 901 kasus terjadi secara offline dan 1.109 kasus lainnya di ranah dunia maya. 

Sebagian besar insiden offline terjadi di ibukota Inggris, London, yang mencakup perilaku kasar, ancaman, penyerangan, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan literatur anti-Muslim dimana 65 persen kasus yang menjadi sasaran adalah perempuan. (voaindonesia.com/23/02/2024)

Penyerangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu tidak dapat secara serta merta dipandang sebagai awal mula konflik. Sebab sejatinya adalah berbicara tentang sejarah pada tahun 1948 dimana wilayah kaum muslimin di Palestina telah diambil oleh zionis dan pembantaian terhadap kaum muslimin terus terjadi hingga saat ini. 

Namun ironisnya justru kaum muslimin yang mengalami perlakuan tidak adil oleh dunia lebih-lebih yang dialami adalah dari para wanita. Bahkan meskipun sekarang terjadi pembantaian genosida terhadap Gaza oleh Zionis, dunia diam tidak bergeming untuk menghentikan kebiadaban itu. Subhanallah. Hasbunallah wani'mal wakil.

Islamofobia begitu mengikat dalam jiwa-jiwa manusia di dunia tak terkecuali dalam tubuh kaum muslimin sendiri. Mereka terpecah belah oleh garis-garis imajiner dalam negara sekuler kapitalisme. 

Umat Muhammad SAW seperti buih di lautan. Terombang-ambing oleh ombak dan masih diliputi penyakit wahn, yakni cinta dunia dan takut mati. Mereka telah terjajah oleh kapitalisme, menyisakan Gaza yang tidak terbeli oleh dunia. 

Jika kaum muslimin masih berada dalam sistem kehidupan sekuler kapitalis ini, maka selama itu pula islamophobia akan terus terjadi. Kaum muslimin yang ibarat satu tubuh, tidak lagi menjadi satu tubuh. Ikatan yang begitu rapuh ini sangat mudah dicerai-berai seolah merelakan anggota tubuh yang lain diamputasi demi kepentingan hawa nafsu kekuasaan dan ketakutan terhadap musuh. 

Tidak bisa tidak, kaum muslimin harus disatukan dengan ikatan yang kuat yang tidak mudah dilepas sehingga tidak mudah dicerai-berai oleh musuh-musuh Islam. Kaum muslimin harus kembali pada penerapan hukum Allah dalam kehidupannya seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. 

Sebab dengan ikatan akidah Islam yang terpancar darinya sistem kehidupan itulah kekuatan yang dimiliki oleh kaum muslimin akan kembali. Mereka akan menjadi satu tubuh yang utuh tak rela jika diamputasi karena ridho Allah SWT yang mereka cari.

Wallahua'lam bishawab.


Oleh: Illiyun Novifana, S.Si
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar