Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Dalam Pandangan Islam Jabatan Adalah Amanah

Topswara.com -- Seorang calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Subang, Jawa Barat, membongkar jalan yang sebelumnya ia bangun. Hal ini dilakukan karena ia mengalami kekalahan saat Pemilu 2024.

Selain membongkar jalan, caleg yang diketahui bernama Ahmad Rizal itu menyalakan petasan di menara masjid di Tegalkoneng, Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Subang. Aksi teror petasan ini dilakukannya siang dan malam bersama pendukungnya di sejumlah titik yang perolehan suaranya anjlok.

Akibat aksinya tersebut, seorang warga bernama Dayeh (60) meninggal dunia terkena serangan jantung. “Korban sempat kesulitan mendapatkan perawatan hingga akhirnya meninggal pada Sabtu sore kemarin”, ujar Daspin, kerabat korban, Munggu (25/2/2024), OKE NEWS,com

Paska pemilu terdapat berbagai fenomena caleg yang gagal terpilih dan timses yang kecewa, mulai dari menderita stes, bakan sampai bunuh diri, hingga menarik kembali pemberian pada masyarakat, sebabkan pandangan mereka yang keliru terhadap jabatan.

Mereka memandang bahwa jabatan adalah segalanya untuk memperoleh keberuntungan materi semata. Dalam pandangan mereka untuk mencapai tujuan kesenangan cara ala kapitalisme.

Segala cara untuk memperoleh jabatan tersebut mereka harus bersaing ketat dalam kompetisi demi memperoleh suara rakyat sebagai menuju gedung dewan rela merogoh kocek dalam dalam ada menjual barang-barang berharga seperti tanah rumah mobil perhiasan dan bahkan ada juga yang berhutang karena sudah kehabisan modal.

Mereka mempergunakan uangnya untuk membiayai, mencetak raga kampanye yang banyak untuk suara rakyat dengan memberikan serangan fajar, menjelang pencoblosan yang berkedok selamata mereka menggunakan momen itu untuk membagikan bantuan Dan juga untuk membangun jalan dan dengan banyak cara

Berbagai macam lakukan bagaimana meraih jabatan mereka lakukan ini tampak berpikir panjang bahwasanya sudah terperangkap dalam sistem kapitalisme yang sangat kuat masyarakat berbeda dengan pandangan Islam yang selama ini mereka campakan.

Dalam pandangan Islam bahwa jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT berkata, Abu Dzar berkata,”Wahai Rasulullah, tidaklah enkau menjadikannkun (seorang pemimpin)?” Lalu Rasulullah SAW, memukulkan tangan di bahuku dan bersabda, membuat kan tangannya di bahuku, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikan dengan baik baik.” (HR. Muslim).

Bagi orang-orang yang memegang jabatan sejatinya memegang amanah berat yang harus dipertanggungjawabkan kesesuainnya dengan syariat di hadapan Allah SWT, jika ia berlaku adil, yakni menerapkamn Syariat Allah SWT ia akan beruntung, jikaberlaku zalim , kelak ia akan menyesal di akhirat.

Islam memiliki mekanisme pemilihan pemimpin yang khas sehingga menghasilkan pemimpin yang khas sehingga menghasilkan pemimpin yang adil.

Dari sisi syariat penguasa saja sudah tampak kekhasanya. Syarat penguasa di dalam Islam adalah laki-laki, balik, berakal, Muslim, merdeka, adil dan mampu. Syarat adil ni maknanya adalah tidak Fasik, artinya Sang penguasa tersebut haruslah orang yang bertakwa. Dengan demikian, orang yang gila jabatan tidak akan memenuhi kriteria tersebut.

Di dalam pemilihan pemimpin, syariah telah menentukan bahwa rakyat memiliki wewenang untuk memilih pemimpin negara khilafah maupun perwakilan rakyat yang duduk di majelis umat (lembaga bersih wakil rakyat yang bertugas memberi nasehat pada penguasa, tidak memiliki fungsi lain kali legislasi). Namun mekanisme pemilu di dalam Islam bersifat sederhana, praktis, tidak berbahaya berbiaya tinggi, dan penuh kejujuran.

Para calon pemimpin tidak ada janji-janji politik yang harus disampaikan kepada rakyat sehingga menjabat adalah amanah dan bukan pencitraan dan kepalsuan sebagaimana hari ini. Oleh karena itu tidak ada praktek politik uang dalam pemilu di dalam sistem Islam pemilihan berlangsung secara adil, sesuai syariat Islam.

Karena jabatan itu adalah amanah maka para calon pemimpin itu harus mempunyai kepribadian Islam. Mereka adalah orang-orang yang bertakwa memandang jabatan. adalah amanah. Sedangkan keterlibatan mereka dalam pemilihan pemimpin adalah semata-mata hanya mengharap Ridho dari Allah SWT dan tidak berharap materi.

Wallahu ‘alam bi ashawwab.


Kania Kurniaty
Aktivis Muslimah Al-Abror Kayumanis Bogor
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar