Topswara.com -- Cobaan dan penderitaan yang menimpa para pengemban dakwah pada umumnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dan itu bertujuan untuk membersihkan dan menghilangkan kotoran dari para pengemban dakwah.
Allah SWT berfirman: di dalam Al-Qur'an surat Muhammad ayat 31 yang artinya: "Dan sesungguhnya, Kami pasti akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kalian dan agar Kami menyatakan (baik-buruknya) hal ihwal kalian." (TQS. Muhammad [47]: 31)
Sebagaimana Rasulullah SAW dan para Sahabat mendapat cobaan di dalam mengemban dakwah, maka pengemban dakwah juga akan mendapatkan cobaan di dalam dakwah.
Allah SWT memperingatkan Rasulullah SAW dengan peringatan keras agar jangan sampai hilang keteguhan atau condong dengan apa-apa yang disenangi pihak musuh. Oleh karena itu, para pengemban dakwah harus memiliki kesadaran terhadap berbagai rintangan yang dialaminya di dalam dakwah.
Para pengemban dakwah akan disodori berbagai bentuk bujukan dan intimidasi agar mereka menghilangkan ideologi mereka, yang ini juga terjadi pada Rasulullah SAW dan para Sahabatnya. Semua ini karena upaya mewujudkan Islam dalam kehidupan menjadi agenda utama mereka, sehingga upaya itu dilakukan sekalipun para sahabat mendapatkan berbagai macam siksaan.
Kita harus mencontoh Rasulullah SAW, sekalipun orang-orang yang melindungi dan membela Rasulullah SAW telah meninggal, seperti paman beliau Abu Thalib dan istri beliau Khadijah. Beliau dan para sahabat telah melanjutkan dakwah dan tegar menghadapi penyiksaan dari kaum Quraisy.
Seperti inilah dakwah yang harus dilakukan oleh para pengemban dakwah, yakni tetap teguh dan tanpa kenal lelah melakukan amal dakwah meski rintangan menghampiri.
Dalam medan dakwah, seorang pengemban dakwah akan merasakan panjangnya perjalanan, beratnya beban, problematika manusia sekitar yang datang tumpang tindih, kelapangan hati atau sebaliknya dalam menerima metode dakwahnya, intensitas kekuatan dan kelemahan daya tangkap masyarakat awam, menjadikan seorang pengemban dakwah yang ikhlas lebih menyingsingkan lengannya dan lebih khusyuk dalam bermunajat kepada Allah SWT.
Selain itu medan dakwah kepada Allah SWT adalah kedudukan ibadah papan atas yang dengan itu seorang pengemban dakwah dapat juga meraih kedudukan seorang mujahid dan orang yang berhijrah karena Allah SWT serta apabila dapat memaparkan Islam kepada dunia merupakan cara terbaik dalam menyeru kebaikan dan melarang keburukan.
Di samping itu, tidak kalah pentingnya keihklasan dalam berdakwah merupakan rukun asasi yang tidak dapat diabaikan dan ditinggalkan begitu saja. Dengan modal ini pengemban dakwah mampu untuk menyucikan amal perbuatannya, meningkatkan kualitas jiwanya, menguatkan azamnya dalam membela agama Allah SWT, serta memberi pelumas untuk berjalan menuju Allah SWT.
Salim bin Abdullah menulis surat kepada Uman bin Abdul Aziz. Di dalam suratnya tersebut dikatakan, “Katakanlah saudaraku! Pertolongan Allah terhadap hambanya adalah sebanding dengan besar keihklasan dalam niatnya. Bila seorang hamba memiliki niat ikhlas yang sempurna, maka pertolongan Allah pun akan sempurna kepadanya. Begitu pun sebaliknya. Barang siapa yang memiliki niat tidak sempurna maka pertolongan yang Allah turunkan kepadanya tidaklah penuh.”
Semoga sebagai pengemban dakwah kita bisa selalu tulus, ikhlas, sabar dan istiqamah dalam mengemban dakwah, sampai tegaknya Daulah Islam. Aamiin Allahumma Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
Wallahu a'lam bishshawab.
Sumariya
Aktivis Muslimah Lisma Bali
0 Komentar