Topswara.com -- Sifat dan sikap simpati, empati masyarakat telah menurun. Hal tersebut menyulut sebuah permasalahan sosial yang kompleks dan entitas penyebarannya tergolong cepat. Hanya perlu sedikit pemantik untuk membuat kobaran kebencian yang dapat membakar rasa simpati dan empati.
Peristiwa ini, telah merajalela di tengah kehidupan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Tidak heran, menjadi problematika yang serius karena memiliki tingkat kenaikan yang signifikan. Dan, fenomen ini memiliki julukan, bullying.
Bullying dapat berupa tindakan intimidasi, penghinaan, pemerasan, pengucilan, atau kekerasan fisik. Dampak dari bullying sangat serius dan dapat mempengaruhi kesehatan psikologis korban, termasuk menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan bahkan berpotensi menyebabkan trauma jangka panjang. [Kadata, 19 September 2023]
Bullying atau perundungan telah menjadi masalah serius di Indonesia. Fenomena ini telah merayap pada setiap lingkar sosial. Tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di berbagai lingkungan sosial lainnya, termasuk di tempat kerja dan media sosial.
Kasusnya sendiri, memiliki rekor yang fantastis sebagai kejahatan yang dilakukan hampir di semua kalangan. Bahkan, fokus utama kasus bullying, menyasar lingkar dunia pendidikan. Sekolah yang seharusnya memberikan pemahaman dan tata etika kehidupan, kini menjadi markas utama kasus bullying di lakukan. Sangat miris.
Melansir dari Katadata.co.id, Menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat 30 kasus bullying alias perundungan di sekolah sepanjang 2023. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 21 kasus. Sebanyak 80% kasus perundungan pada 2023 terjadi di sekolah yang dinaungi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan 20% di sekolah yang dinaungi Kementerian Agama.
Bullying dapat berdampak buruk pada kesejahteraan dan perkembangan individu, terutama anak-anak dan remaja. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga psikologis, termasuk stres, depresi, dan bahkan ide bunuh diri. Di Indonesia, penanganan kasus bullying masih dibawah rata-rata.
Meskipun ada hukum dan regulasi yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dan remaja dari bullying, penerapannya sering kali tidak efektif dan tidak seimbang.
Secara menyeluruh, sebenarnya banyak alasan yang memicu terjadinya kasus bullying ini Salah satu alasan utama adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang bullying dan dampaknya.
Banyak orang tua, guru, dan anak-anak sendiri yang tidak menyadari bahwa apa yang mereka alami atau lakukan adalah bentuk bullying. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu memberikan solusi yang tuntas dan mencabut akar masalah dari kasus ini.
Karena, nyatanya bullying sendiri adalah permasalahan sistemik yang merupakan dampak dari lalainya pendidikan memberikan porsi kesadaran yang besar terhadap siswa.
Menurut sejarah, kasus bullying tidak hanya terjadi di saat dunia telah mengalami era digital. Namun, di masa Rasulullah, sudah terdapat kasus bullying yang menyerang Nabi Muhammad dan umat muslim.
Contohnya, pemboikotan Mekkah terhadap kaum muslimin, kasus pelecehan terhadap wanita yang memicu perang terhadap Bani Qunaiqa’, penghinaan dan kekerasan fisik yang dialami Rasulullah ketika berdakwah ke Thaif. Dan, banyak peristiwa pembulian yang berusaha menghentikan Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam.
Pembulian terhadap kaum muslimin dapat dicegah dan dihentikan ketika Rasulullah memimpin negara Madinah dan memulai ekspansi terhadap wilayah jazirah Arab. Hal ini membuktikan bahwa, yang dapat menghentikan dan mengatasi kasus pembulian secara menyeluruh adalah negara. Yang mana, pemerintah seharusnya mampu menawarkan solusi yang tuntas dan efektif.
Namun, kenyataannya hanya Islam lah yang mampu memberikan solusi tuntas sebagaimana yang pernah Rasulullah terapkan untuk menghilangkan pembulian terhadap para sahabat.
Jadi pada dasarnya, mengusut tuntas dan memberi solusi atas pembulian adalah tanggung jawab pemerintah. Dan, kita sebagai masyarakat perlu mendukung sistem dalam membangun peraturan dan menegakkannya, dan solusi paling tuntas hanya dimiliki oleh Islam.
Telah banyak bukti yang memaparkan solusi Islam dalam mengatasi berbagai problematika termasuk bullying yang menyerang para sahabat. Dan, Islam adalah solusi tuntas dan menyeluruh yang mampu memberikan bukti dan efektivitas dalam penegakannya.
Oleh: Lailin Nurul Hidayati
Aktivis Mahasiswi
0 Komentar