Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Belajar dari Hud As. Mengenai Tawakal dan Keteguhan dalam Berdakwah



Topswara.com -- Sobat. Tawakal adalah memasrahkan segala sesuatu kepada Allah SWT. Hanya saja, segala sesuatu itu tidak meninggalkan usaha dan ikhtiar yang maksimal serta Doa dan itulah yang dilakukan oleh Nabi Hud AS.

Kisah Nabi Hud (Hud AS) dalam berdakwah kepada kaum 'Ad yang keras kepala mengandung banyak pelajaran tentang tawakal (kepercayaan kepada Allah) dan keteguhan dalam berdakwah. 

Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik:

1. Tawakal kepada Allah: Nabi Hud menunjukkan tawakal yang tinggi kepada Allah dalam setiap langkah dakwahnya. Meskipun kaum 'Ad keras kepala dan menolak ajarannya, Hud tetap berserah diri kepada Allah dan mengandalkan-Nya dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi.

2. Keteguhan dalam Dakwah: Meskipun dihadapkan dengan tantangan dan penolakan dari kaumnya, Nabi Hud tetap teguh dalam menyampaikan pesan-pesan Allah. Dia tidak mengubah atau mengurangi pesan-pesan Allah meskipun tekanan dan ancaman yang dia terima.

3. Sabar dalam Menghadapi Kesulitan: Nabi Hud menunjukkan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan dan cobaan yang dihadapinya selama berdakwah kepada kaum 'Ad. Meskipun mungkin ada kegagalan dan penolakan, dia tetap tenang dan sabar dalam menghadapinya.

4. Kepedulian terhadap Keselamatan Kaum: Hud peduli terhadap keselamatan dan kebaikan kaumnya. Meskipun mereka keras kepala dan menolak petunjuk, dia terus berusaha untuk menyelamatkan mereka dari kebinasaan dan mengajak mereka kembali kepada jalan yang benar.

5. Kesetiaan kepada Pesan Ilahi: Hud menunjukkan kesetiaan yang tinggi terhadap pesan-pesan ilahi yang diberikan kepadanya. Dia tidak kompromi dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah, bahkan jika itu berarti menghadapi kemarahan atau bahaya dari kaumnya.

6. Pentingnya Kesadaran akan Keadilan Allah: Kisah Nabi Hud juga mengingatkan kita akan keadilan Allah. Meskipun kaum 'Ad kuat dan besar, mereka dihancurkan oleh azab Allah karena kedurhakaan dan kesombongan mereka. Ini mengajarkan kita pentingnya taat kepada Allah dan menjauhi kezaliman.

Dari kisah Nabi Hud, kita dapat belajar tentang pentingnya tawakal kepada Allah, keteguhan dalam berdakwah, kesabaran dalam menghadapi kesulitan, kepedulian terhadap keselamatan umat, kesetiaan kepada pesan-pesan ilahi, dan kesadaran akan keadilan Allah. Semua pelajaran ini menjadi pedoman bagi kita dalam berdakwah dan menjalani kehidupan dengan penuh keimanan dan keteguhan.

Belajar dari Kesalahan Kaum 'Ad Umat dari Nabi Hud hingga Diazab oleh Allah SWT

Kesalahan yang dilakukan oleh kaum 'Ad, yang mengakibatkan mereka dihancurkan oleh azab Allah SWT, memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita:

1. Kesombongan dan Kebanggaan Diri: Kaum 'Ad membanggakan kekuatan fisik dan kekayaan material mereka. Mereka merasa lebih unggul dan kuat sehingga mengabaikan pesan-pesan yang disampaikan oleh Nabi Hud. Pelajaran dari kesombongan ini adalah pentingnya rendah hati dan tidak menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia.

2. Penolakan terhadap Petunjuk Ilahi: Nabi Hud datang kepada kaum 'Ad dengan membawa petunjuk dari Allah SWT, tetapi mereka menolaknya dan bahkan memusuhi Nabi Hud. Kesalahan ini menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak menolak kebenaran dan petunjuk Allah ketika datang kepada kita melalui utusan-Nya atau melalui tanda-tanda-Nya.

3. Ketidaktaatan dan Kebangkitan Zalim: Kaum 'Ad melanggar perintah Allah dan melakukan perbuatan dosa yang meresahkan. Mereka melakukan perbuatan zalim terhadap sesama manusia dan tidak mengindahkan hak-hak mereka. Pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya taat kepada Allah dan menghindari perbuatan zalim dalam segala aspek kehidupan.

4. Ketidaksensitifan terhadap Tanda-tanda Kebaikan: Allah SWT memberikan tanda-tanda kebaikan dan peringatan kepada kaum 'Ad melalui Nabi Hud, tetapi mereka tidak mengambil pelajaran dari tanda-tanda tersebut. Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk peka terhadap tanda-tanda dan peringatan yang Allah berikan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari.

5. Ketidakpercayaan terhadap Janji Allah: Kaum 'Ad tidak mempercayai janji-janji Allah tentang azab yang akan menimpa mereka jika mereka tetap dalam kesesatan dan kedurhakaan. Pelajaran dari kesalahan ini adalah pentingnya untuk mempercayai janji-janji Allah dan menghindari perbuatan dosa yang dapat menarik azab-Nya.

6. Kesalahan dalam Penilaian Hidup Dunia: Kaum 'Ad terlalu terfokus pada kehidupan dunia dan kepuasan duniawi, sehingga mereka lupa akan kepentingan akhirat dan perhitungan di hadapan Allah. Ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan mengutamakan persiapan untuk kehidupan akhirat.

Dari kesalahan-kesalahan kaum 'Ad dan hukuman yang mereka terima dari Allah SWT, kita dapat belajar betapa pentingnya untuk menghindari kesombongan, menaati perintah Allah, menghindari perbuatan zalim, peka terhadap tanda-tanda Allah, mempercayai janji-Nya, dan tidak terlalu terikat pada kehidupan dunia.

Inilah Doa Nabi Hud As dibadikan Allah dalam Al-Qur’an:

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمۚ مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَاۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ  

“Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah SWT, Tuhanku dan Tuhan kalian, Tidak ada suatu binatang melata pun, kecuali Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya, Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (QS. Hud (11): 56)

Sobat. Pada ayat ini, Allah swt menerangkan perkataan Hud a.s. dalam menjawab tantangan kaumnya, yaitu setelah ia menyuruh mereka bergabung semuanya bersama dengan tuhan-tuhan mereka dalam melaksanakan segala macam tipu daya untuk membinasakannya, lalu dinyatakannya bahwa ia sudah bertawakkal sepenuhnya kepada Allah Tuhannya, dan juga Tuhan mereka yang telah menciptakan alam semesta ini. 

Tidak ada binatang satu pun yang melata di atas jagat raya ini yang tidak dikuasai-Nya, dan Allah Mahaadil membimbing hamba-Nya di atas jalan yang lurus, menolong orang-orang yang benar, dan menindas orang-orang yang zalim. Dengan demikian, jawaban Hud a.s. kepada kaumnya yang bernada menantang dengan berani itu, bukanlah didorong oleh rasa sombong, takabur dan sebagainya, tetapi didorong oleh keimanan yang telah membaja dalam lubuk hatinya untuk mempertanggungjawabkan kebenaran dakwahnya yang disampaikan kepada kaumnya. Hud a.s. yakin bahwa orang-orang kafir dari kaumnya itu tidak akan dapat berbuat sesuatu apa pun di luar ketentuan dan kehendak Allah. 

فَإِن تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُم مَّا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْۚ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُ شَيْئًاۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ  

“Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Hud (11): 57)

Sobat. Maka jika kamu berpaling dari ajakanku, dan tetap dalam kekafiran,maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul, yaitu menyampaikan risalah Allah disertai dengan buktibukti kebenaran risalah itu kepadamu. 

Dan aku telah menyampaikan juga bahwa Tuhanku akan menimpakan azab kepadamu jika kamu tetap dalam kekafiran, kemudian mengganti kamu dengan kaum yang lain yang beriman kepada Allah, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun disebabkan oleh perbuatan durhaka yang kamu lakukan. 

Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu,serta mengetahui apa yang kamu lakukan. Karena itu, Dia akan memeliharaku dari gangguan dan tipu daya kamu. Ayat ini menunjukkanbahwa binasanya suatu kaum disebabkan mereka mengingkari risalah para rasul-Nya.Usai mengisahkan ajakan Nabi Hud kepada kaumnya untuk beriman dan azab yang akan diturunkan kepada mereka jika mereka tetap dalam kekafiran, maka Allah pada ayat berikut menjelaskan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Nabi Hud. 

Dan ketika azab Kami untuk membinasakan kaum 'Ad datang, yaitu berupa angin yang sangat kencang, maka Kami selamatkan Nabi Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami yang selalu mengiringi mereka. Dan Kami selamatkan pula mereka di akhirat nanti dari azab yang berat lagi pedih sebagaimana yang Allah timpakan kepada orang-orang kafir.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis 30 Buku mengenai Motivasi dan Pengembangan diri. Safari Ramadhan 1425 H, 22 Maret 2024 di PKT, Bontang Kaltim 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar