Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bekal Paling Penting bagi Pengemban Dakwah (Bagian Keenam) Sabar

Topswara.com -- Sobat, setiap upaya dan usaha apapun pasti membutuhkan kesabaran. Kita harus sabar dalam menjalani prosesnya. Apalagi dalam berdakwah yang mengharuskan kita bergaul dengan manusia ramai. Tentunya sangat dituntut kesabaran.

Sebesar dan setangguh apa kesabaran kita sangat bergantung kepada niat kita dalam berdakwah. Jika kita benar bener ikhlas karena Allah dalam berdakwah maka insyaallah kita punya kesabaran yang berlimpah. Mengapa? Karena hati kita hanya bersandar kepada Allah. 

Kita hanya berurusan dengan Allah bukan dengan manusia. Maka jika dalam dakwah ada manusia yang menolak, menentang, membenci, meremehkan, merendahkan, memfitnah, kita woles saja. Mengapa? Kita enggak sedang berurusan dengan dia kok. Kita hanya berdakwah karena Allah dan sedang berurusan dengan Allah. Maka jika Allah ridha sudah cukup enggak peduli respon manusia.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Setiap orang yang ingin melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pastilah mendapat rintangan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak bersabar, maka hanya akan membawa dampak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”

Luqman pernah mengatakan pada anaknya,

وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ

“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17).

Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada para Rasul dan mereka adalah imam (pemimpin) dalam amar makruf nahi mungkar untuk bersabar, sebagaimana hal ini Allah perintahkan pada penutup Rasul (yakni Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam). 

Bahkan perintah ini Allah sandingkan dengan penyampaian kerasulan. Hal ini dapat kita lihat dalam surat Al Mudatsir (surat yang merupakan tanda Muhammad menjadi Rasul), yang turun setelah surat Iqra’ (surat yang merupakan tanda Muhammad diangkat sebagai Nabi).

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ, قُمْ فَأَنْذِرْ, وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ, وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ, وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ, وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (QS. Al Mudatsir: 1-7).

Allah membuka surat yang merupakan pertanda beliau diangkat menjadi Rasul dengan perintah memberikan peringatan (indzar). Di akhirnya, Allah tutup dengan perintah untuk bersabar. Yang namanya memberi peringatan (indzar) adalah melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Maka ini menunjukkan bahwa sesudah seseorang melakukan amar makruf nahi mungkar, hendaklah ia bersabar.

Sabar dalam dakwah tidak hanya ketika berhadapan dengan obyek dakwah alias masyarakat. Namun justru harus lebih dulu bersabar dalam bergaul dan bekerja sama dengan kawan sesama aktifis dakwah. Bergaul dengan kawan-kawan dalam berjamaah. Karena jika bertemu masyarakat kita harus bersabar. 

Maka ketika bersama para pengemban dakwah kita harus lebih banyak bersabar. Karena dengan lebih intensif dalam bergaul tentu lebih banyak ujian yang menuntut lebih banyak sabar. 

Selamat berjuang sobat, semoga kita termasuk hanya orang bersabar. Ngaji yuk!.[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar