Topswara.com -- Sobat, sebagaimana sudah maklum bahwa amal shalih kita hanya akan diterima oleh Allah jika memenuhi dua syarat, yakni ikhlas dan benar. Ikhlas berkaitan dengan niat. Bener berkaitan dengan kaifiyah alias tata cara melaksanakan amal. Niat harus illaahi ta'ala. Benar hanya jika dilaksanakan sesuai syariat Islam. Ikhlas berkaitan dengan keimanan alias akidah. Dan benar berkaitan dengan syariah.
Agar beriman yang benar dan bersyariat yang benar hanya dengan ilmu. Oleh karena itulah seorang pengemban dakwah mesti berilmu. Agar berilmu mesti ngaji. Mesti belajar.
Ngaji dan belajar ini wajib. Ngaji berkaitan dengan akidah dan syariah. Seperti bab rukun iman dengan segala rincian dan dalilnya. Juga seperti hukum hukum ibadah, hukum hukum muamalah, hukum hukum nikah, thalaq, rujuk dan cerai dalam berumah tangga.
Belajar sain dan teknologi sebagai penunjang dan pendukung kegiatan dakwah. Seperti ilmu sound sistem, ilmu manajemen acara. Semua wajib dipelajari. Meskipun ada yang fardhu ain dan ada yang fardhu kifayah. Hal ini sudah banyak perincian.
Penting nya ilmu, khususnya aqidah dan syariah sangat ditekankan oleh Islam. Khalifah Umar bin ‘Abdul ‘Aziz mengatakan,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلُحُ
“Barang siapa yang beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka ia akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan banyak kebaikan.”
Begitu pula Mu’adz bin Jabal pernah mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
”Ilmu adalah pemimpin amalan. Sedangkan amalan itu berada di belakang ilmu.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ini memang benar. Yang namanya maksud dan amalan tanpa disertai ilmu, maka hanya mengakibatkan kebodohan, kesesatan dan sekedar mengikuti hawa nafsu sebagaimana telah dijelaskan. Inilah beda antara orang Jahiliyah dan seorang muslim. Seorang muslim haruslah membekali dirinya dengan ilmu dalam beramar makruf nahi mungkar dan harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Seseorang juga harus mengetahui bagaimana kondisi orang yang akan diajak pada kebaikan dan dilarang dari kemungkaran. Di antara bentuk mendatangkan kebaikan adalah melakukan amar ma’ruf nahi mungkar sesuatu tuntutan yang diajarkan dalam Islam (jalan yang lurus). Jika seseorang membekali dirinya dengan ilmu, maka itu akan membuat lebih cepat mengantarkan pada tujuan.”
Apalagi pengemban dakwah yang suatu saat pastinya mengajar atau mengajak orangaib maka mutlak mesti berilmu. Maka menjadi sangat penting istiqamah ngaji.
Yang paling penting ngaji tiga hal pokok. Yakni pertama terkait akidah Islam yang lurus dan bersih. Kedua, terkait fikih untuk kebutuhan pribadi seperti fikih ibadah shalat, zakat, puasa, haji, muamalah. Ketiga, adalah hukum syarak terkait masalah dakwah, yakni metode dakwah Nabi Muhammad SAW, kemudian bentuk dakwah untuk menerapkan Islam kaffah dalam sistem Islam khilafah dengan segala seluk beluknya.
Ketiga hal ini mutlak dipelajari oleh setiap pengemban dakwah. Minimal sampai pada tahap dipahami untuk diamalkan diri sendiri dan diajarkan dalam pembinaan para penerus dakwah selanjutnya. Lebih baik lagi mampu mendidik masyarakat secara umum.
Disinilah maka pengemban dakwah mesti ngaji. Ngaji rutin yang semangat dan Istiqomah. Enggak boleh tidak hadir ngaji dengan alasan apapun kecuali uzur syar'i misalkan sakit yang tidak bisa berangkat ngaji. Oleh karena itulah, ngaji yuk![]
Oleh: Ustaz Abu Zaid
Ulama Aswaja
0 Komentar