Topswara.com -- Zionis penjajah adalah fakta yang tidak terbantahkan. Israhell adalah satu-satunya negara penjajah yang tersisa di abad ke-21. Setiap orang yang memiliki nurani akan mengakuinya, bahkan orang-orang Yahudi sendiri.
Bahkan sudah banyak kesaksian tentang kejahatan Zionisme Israel dari orang-orang Yahudi yang berani menyuarakan kebenaran, meskipun mereka harus dicaci maki, dibungkam, dan dikucilkan oleh bangsa mereka sendiri.
Kitab Genesis Zionis (15:18-21) yang mengatakan, "Tuhan telah bersekutu dengan Abraham dalam kalimatnya, 'Hal ini teruntuk keturunanmu bahwa Aku berikan negeri ini dari sungai Mesir (Nil) hingga ke sungai besar (Eufrat) (Garaudy, 1997).
Hal ini berarti bahwa 1 juta lebih bangsa Palestina Kristen dan Yahudi yang sama-sama hidup bersama sebelum terjadi eksodus kaum zionis ke bumi Palestina dianggap tidak ada. Menurut hemat Omer bin Abdullah, ini berarti bahwa zionis hanya mengakui bangsa Yahudi saja yang dikualifikasi sebagai human, sedangkan non-Yahudi tidak. Kalau tidak demikian, mengapa Palestina disebut dengan a land without people?
Hal ini dipertegas lagi oleh Perdana Menteri zionis pertama Israel, Golda Meir dalam pernyataannya di The Sunday Times (15 Juni 1969), “Tidak ada bangsa yang disebut keluarga Palestina, ini bukan berarti kedatangan kami yang telah mengusir mereka, tetapi mereka memang tidak ada (Garaudy, 1997).”
Sungguh penjajah zionis bertindak biadab dan tidak berkemanusiaan. Zionis menjajah, membantai, memblokade, dan menghancurkan masjid, sekolah, rumah sakit, dan semua infrastruktur di Palestina.
Palestina telah diisyaratkan Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabdanya:
لا يزال أهل الغرب ظاهرين على الØÙ‚ Øتى تقوم الساعة
“Penduduk maghrib (Syam) senantiasa tegak memperjuangkan kebenaran hingga hari kiamat tiba”. (HR. Muslim)
Yang dimaksud adalah penduduk negeri Syam yang saat ini bernama Palestina, di sanalah terdapat Masjidil Aqsa. Kiblat pertama umat Islam sebelum ke Baitullah, tanah suci kedua setelah Makkah dan Madinah, masjid ketiga yang disucikan dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Zionis merupakan gerakan politik yang ingin merampas tanah Palestina untuk kaum Yahudi. Mereka mendirikan negara palsu Israel pada tahun 1948 untuk menjajah Palestina dan menguasai Baitul Maqdis. Saat ini hanya tersisa sedikit wilayah di Tepi Barat dan Gaza, dan mereka pun ingin merampas seluruhnya.
Penting untuk kita cermati buku catatan pribadi, Sultan Abdul Hamid II menjelaskan tentang pentingnya melakukan gerakan menanamkan kembali nilai ukhuwah Islamiah di antara kaum Muslimin.
Ia mengatakan, umat Islam wajib menguatkan ikatan persaudaraan di belahan bumi lain. Satu dan lainnya wajib saling mendekat dan merapat dalam intensitas yang sangat kuat. Tidak ada harapan lagi untuk kebangkitan dan kejayaan di masa depan kecuali dengan persatuan umat Islam.
Memang waktunya belum datang, tetapi dia akan datang. Akan datang suatu hari di mana kaum Muslimin akan bersatu dan mereka akan bersama-sama dalam satu kebangkitan yang serentak. Akan ada seorang yang memimpin umat ini dan mereka akan menghancurkan kekuatan orang-orang kafir, tulisnya.
Kisah lain dari buku hariannya adalah ketika ia menolak permintaan tokoh pendiri negara Zionis Israel, Theodore Herzl, agar memberikan sebagian wilayahnya di Palestina untuk bangsa Yahudi. Permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Abdul Hamid II, sehingga membuat marah bangsa Yahudi.
Karena ketegasannya itu, musuh-musuh Islam tak henti-hentinya merongrong kekuasaan Sultan Abdul Hamid II. Pada masa pemerintahannya, ia harus berhadapan dengan manuver orang-orang Yahudi Dunamah yang ingin mendongkel kekuasaanya.
Setidaknya, ada beberapa langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi menurut sejarawan Muslim Dr. Muhammad Harb untuk menembus dinding kokoh Kesultanan Turki Utsmani. Target mereka adalah dapat memasuki Palestina. (Dr Muhammad Harb: 2012).
Wahai kaum muslim, sudah saatnya kedudukan Zionis di atas tanah Palestina sebagai penjajah segera diakhiri. Sungguh Palestina membutuhkan pembebasan nyata. Tidak cukup langkah hanya mengobati mereka yang luka, menguburkan yang wafat, atau memberi makan mereka yang kelaparan.
Pembebasan nyata bagi Palestina saat ini adalah jihad fisabilillah, yaitu mengirimkan bantuan militer berupa tentara lengkap dengan persenjataannya yang dikomandoi oleh seorang khalifah, pemimpin Daulah islamiah bersatulah dan bergerak di bawah satu kepemimpinan untuk mengenyahkan entitas Yahudi serta menyelamatkan kaum muslim di bumi Palestina. Serahkan loyalitas hanya pada Allah SWT.
Wallahualam bissawab.
Oleh Imanda Amalia, S.K.M.,M.P.H.
Founder RumahSyariahInstitute
0 Komentar