Topswara.com -- Sebagaimana kita ketahui sampai saat ini serangan zionis terhadap Palestina masih berlangsung secara brutal. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Sabtu (17/2/2024) waktu setempat, jumlah korban meninggal di jalur Gaza bertambah menjadi 28.858 orang, dan lebih dari 68.600 lainnya mengalami luka-luka sejak pecah perang 7 Oktober 2023 lalu. (Antara news.com, 18/2/2024)
Kondisi yang demikian mengharuskan mereka menggantungkan hidupnya kepada pihak lain. Di antaranya kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency (UNRWA). Keberadaan lembaga tersebut sangat penting bagi rakyat Palestina.
Namun kini, bantuan untuk jutaan warga Palestina tersebut terancam berhenti menyusul keputusan negara-negara pendonor untuk memangkas dananya di UNRWA. Beberapa donor besar termasuk AS, telah menangguhkan pendanaan, sebagai tanggapan atas pengungkapan Israel baru-baru ini, bahwa staf UNRWA secara aktif berpartisipasi dalam pembantaian Hamas di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang. (VOA.Indonesia, 31/1/2024)
Dengan adanya penangguhan bantuan tersebut, tentu berdampak bagi rakyat Palestina. Anak-anak terancam kelaparan hingga kematian. Misi kemanusiaan yang menjadi tumpuan dan harapan jutaan warga Gaza pun runtuh menyusul aksi nir-empati yang dilakukan negara-negara Barat. Ataukah memang ada unsur kesengajaan dengan dalih tuduhan Zionis atas keterlibatan staf UNRWA dengan Hamas?
Mereka, terutama AS dan 10 negara lainnya tidak lagi melihat adanya tragedi kemanusiaan akibat perang, malah justru menangguhkan dana yang selama ini begitu berarti bagi warga Palestina. Tindakan tersebut bisa saja memperpanjang derita warga Palestina atau bahkan secara tidak langsung melakukan genosida terhadap warga Gaza. Itu Karena mereka akan kelaparan yang berujung pada kematian massal.
Memang benar, selama ini bantuan kemanusiaan melalui UNRWA ini berjalan untuk Palestina. Namun pada saat yang bersamaan AS dan negara pendonor lainnya membiarkan zionis melakukan penjajahan, pembantaian, dan pengusiran terhadap warga Palestina.
Tindakan ini seperti memberi makan warga Palestina untuk bertahan hidup lalu mereka dibombardir lagi, bertaruh nyawa, siapa yang mampu bertahan akan hidup sementara yang tidak akan meninggal atau mengalami penderitaan yang berkepanjangan.
Sungguh, masalah Palestina membutuhkan penyelesaian segera, agar tidak lagi terjadi pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa. Apabila memang Barat dan Amerika sungguh-sungguh ingin menyelesaikan persoalan di Palestina maka lihat dulu akar masalahnya, bukan hanya sekadar memberi bantuan.
Jika sumber masalahnya adalah entitas Yahudi yang terus melakukan kejahatan, maka penyelesaian atas kejahatan kemanusiaan tersebut harusnya Barat menyetop segala dukungan militer untuk zionis, serta mengusir keberadaan zionis di bumi Palestina.
Di sisi lain, meminta dukungan PBB pun percuma, karena PBB tidak mempunyai peran apa-apa, mandul, tidak mampu menghentikan tindakan keji zionis. Karena PBB itu sendiri banyak didukung negara-negara yang dipimpin Barat, bahkan ada sebagian dari mereka pro terhadap zionis.
Inilah ketika sistem yang menopang kehidupan saat ini adalah kapitalisme. Sistem yang menjunjung tinggi faktor kepentingan. Maka kita dapat melihat betapa AS dan sekutunya benar-benar menampakkan dua wajah. Di satu sisi mereka seolah bermurah hati sebagai donor dana UNRWA, di sisi lain menampakkan arogansinya dengan mendukung agresi militer zionis di Palestina dengan dalih memberantas kelompok teroris.
Selain itu, dampak yang tak kalah besarnya akibat dukungan militer terhadap zionis adalah rusaknya infrastruktur publik yang mengancam keberlangsungan hidup lebih dari dua juta jiwa warga Palestina, termasuk puluhan ribu nyawa melayang akibat serangan zionis yang membabi buta. Sungguh, inilah wajah kapitalisme yang jauh dari rasa kemanusiaan dan bukti buruknya tata kelola kehidupan hari ini.
Berbeda dengan Islam. Sebagai agama yang sempurna, memiliki aturan hidup yang khas yang datang dari Zat Yang Maha Baik, Islam begitu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Islam juga sangat menghormati nyawa manusia apalagi warga sipil di medan perang. Islam diturunkan oleh Allah SWT. untuk memberikan rasa aman dan kedamaian seluruh alam atau rahmatan lil 'alamiin.
Dalam Islam, nilai kemanusiaan tersebut dapat terangkum dalam beberapa poin, di antaranya: Pertama, adanya larangan membunuh sesama muslim. Tindakan pembunuhan apalagi membunuh tanpa hak adalah satu di antara beberapa dosa besar yang konsekuensinya sangat berat di akhirat. Allah SWT. telah menegaskan bahwa menghilangkan satu nyawa manusia pada hakikatnya sama dengan membunuh seluruh umat manusia.
Firman Allah Ta'ala: "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia….." (TQS Al-Maidah: 32)
Kedua, Islam melarang menzalimi dan menyakiti warga kafir zimmi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa menyakiti seorang zimmi (non-muslim yang tidak memerangi umat muslim) maka sesungguhnya ia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku maka sesungguhnya ia telah menyakiti Allah." (HR. Thabrani)
Ketiga, Islam memiliki adab yang indah dalam peperangan. Yakni larangan merusak fasilitas publik, membunuh anak-anak, orang tua, dan wanita, juga tidak menyerang musuh yang sudah menyerah.
Keempat, tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam, artinya tidak boleh memaksa seseorang untuk masuk ke dalam Islam.
Kelima, Islam sangat menganjurkan untuk membantu dan menolong orang yang kesusahan serta memudahkan urusan di antara sesama.
Demikianlah, Islam sangat layak untuk kita semua perjuangkan. Umat Islam bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya pun merasakan sakit. Begitu juga dengan kondisi kaum Muslim di Palestina yang sedang berjuang menghadapi kezaliman zionis, kita sebagai umat satu akidah pun tentu merasakan sakitnya.
Islam mendorong muslim untuk memberikan bantuan apapun kepada saudara kita di Gaza, karena Islam pun telah mengatur nilai-nilai ketika kita beramal. Salah satunya adalah nilai kemanusiaan (qimah insaniyah) yang nilainya tinggi di hadapan Allah.
Meski belum cukup dan belum dapat membebaskan warga Palestina dari kekejaman zionis, karena ada yang lebih mereka butuhkan yakni seorang pemimpin yang akan menyeru kepada jihad dan mengusir penjajah. Hal demikian hanya bisa diwujudkan jika umat telah memiliki institusi yang akan menerapkan Islam secara kafah, yakni Daulah Khilafah 'ala Minhajin Nubuwwah.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Oleh: Sri Murwati
Pegiat Literasi, Komunitas Rindu Surga
0 Komentar