Topswara.com -- Menulis merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh para ulama dan ilmuwan. Sebut saja misal Imam Syafi'i penulis kitab Al Umm, dalam ilmu hadits ada Imam Bukhari dengan salah satu karya monumentalnya kitab Sahih Bukhari. Dari waktu ke waktu selalu ada orang-orang hebat yang mengukirkan ilmunya lewat tulisan.
Melihat fakta seperti itu layak kiranya kita bertanya sepenting apa menulis? Sehingga banyak sekali ulama dan ilmuwan yang mencurahkan dan menyampaikan ilmunya lewat tulisan.
Tentu saja tulisan bukan hanya sekedar karya yang dibuat untuk melestarikan isi pikiran penulisnya tetapi juga sangat berperan dalam memahamkan masyarakat dengan ilmu terkhusus ilmu agama. Bahkan dengan tulisan masyarakat yang rusak bisa bangkit bahkan menjadi masyarakat yang memiliki peradaban yang tinggi.
Seorang tokoh terkemuka Napoleon Bonaparte mengatakan "Aku lebih takut dengan seseorang yang memegang pena (penulis) dari pada prajurit yang bersenjatakan lengkap".
Kalimat tersebut memberi pelajar kepada kita bahwa untuk memerangi musuh tidak hanya senjata yang bisa kita gunakan tetapi pena pun bisa bahkan lebih dahsyat lagi. Karena dengan tulisan kita bisa mempengaruhi prajurit yang loyo, mentalnya lemah menjadi prajurit yang gagah berani tidak takut mati. Dengan tulisan kita bisa merubah seseorang yang tidak tahu apa-apa menjadi orang yang cerdas dan hebat.
Bagaimana kita bisa tahu hukum shalat lima waktu adalah wajib, bagaimana tatacara puasa ramadhan dan yang lainnya jika bukan karena kita membaca sebuah tulisan. Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya jika tidak ada orang-orang yang menuliskan hal tersebut, Pastilah kita akan bodoh tidak mengerti apa-apa. Sekali lagi karena ada tulisan, ada buku sehingga kita bisa tahu banyak hal.
Menulis bukan hanya sekedar hobi tetapi menjadi sebuah kebutuhan di setiap zaman dan akan menjadi sebuah amal yang tidak akan pernah terputus bagi orang yang menulisnya. Karena dengan menulis ilmu itu akan sampai kepada orang-orang yang membacanya. Melalui tulisan Islam bisa menyebar jauh ke seluruh penjuru dunia bahkan melalui tulisan bisa tercipta sebuah perubahan.
Oleh karena itu, apakah kita mau mengambil kesempatan untuk mendulang pahala yang tiada henti-hentinya melalui tulisan atau tidak? Karena menulis bukan hanya bicara aktifitas duniawi tapi juga berbicara kehidupan yang kekal nan abadi.
Bagi seorang pemula tentu akan banyak alasan dan hambatan untuk tidak menulis. Entah itu alasannya bingung mau mulai dari mana, merasa belum punya cukup ilmu untuk dituangkan dalam sebuah tulisan ataupun rasa malas sehingga tidak tergerak untuk membuat sebuah tulisan walau pun keinginan sudah ada.
Untuk itu tentu harus ada suasana, nasihat atau membaca kembali untaian kata yang akan mengingatkan kita betapa menulis itu adalah aktivitas yang mulia dan bahkan menulis bukan sebuah pilihan tetapi sebuah keharusan sehingga bisa menggugah kita untuk menulis.
Untuk menulis kita tidak usah dipusingkan dengan apa yang kemudian akan kita tulis. Mulai saja dari hal yang kita kuasai atau hal lain misalkan kita ingin menulis tentang pendidikan karena kita melihat betapa masalah pendidikan ini adalah masalah yang urgent dan akan menjadi salah satu penentu baik atau buruknya kwalitas seseorang.
Dengan menulis kita akan ditantang untuk memahami tentang apa yang ingin kita tulis. Kita akan berupaya sekuat tenaga untuk belajar tentang apa yang ingin kita sampaikan. Oleh karena itu, menulis adalah aktifitas yang sangat efektif yang akan menggabungkan keseriusan untuk belajar dan menyampaikan kepada orang lain. Pahala yang didapat tentu akan berkali-kali lipat.
Selain punya pahala belajar kita juga punya pahala menyampaikan bahkan menjadi pahala jariyah yang tidak akan pernah terputus selama ilmu yang kita sampaikan masih digunakan.
Terakhir, apakah Anda masih tidak tertarik dengan keistimewaan menulis? Kapankah Anda akan mulai menulis? Apakah akan ditunda-tunda terus? Silahkan dijawab dengan sejujur-jujurnya.
Oleh: Ikhsan Hari
Aktivis Dakwah
0 Komentar